Randu dan Fariz melangkah dengan penuh harapan menuju portal yang telah dibuka oleh Penjaga Senja. Namun, saat mereka melewati ambang batasnya, mereka tidak langsung merasakan perubahan yang diharapkan. Alih-alih muncul di dunia nyata seperti yang mereka harapkan, mereka menemukan diri mereka berada di ruangan baru yang tampak berbeda dari sebelumnya.
Ruangan itu lebih kecil daripada tempat yang mereka tinggalkan sebelumnya, dengan dinding yang terbuat dari batu putih bersih dan langit-langit yang tinggi. Di tengah ruangan terdapat sebuah meja besar yang dikelilingi oleh berbagai alat dan buku tua, semuanya tampak penuh dengan simbol-simbol aneh dan jimat-jimat kuno.
“Di mana kita?” tanya Fariz, matanya mengamati sekitar dengan bingung. “Ini bukan tempat yang sama seperti sebelumnya.”
Randu memeriksa sekelilingnya, mencoba menemukan petunjuk tentang keberadaan mereka. “Aku juga tidak tahu. Tapi sepertinya kita belum sepenuhnya keluar dari dunia senja.”
Mereka melangkah lebih jauh ke dalam ruangan, mendekati meja besar di tengah. Di atas meja terdapat sebuah buku besar yang terbuka, dengan halaman-halaman yang dipenuhi oleh tulisan dan gambar-gambar aneh. Randu mendekat dan mulai memeriksa buku tersebut. Halaman-halamannya penuh dengan simbol-simbol dan diagram yang tampaknya menjelaskan berbagai hal tentang dunia senja.
“Lihat ini,” kata Randu, menunjukkan sebuah gambar yang menggambarkan sebuah portal dengan penjelasan tentang bagaimana mengaksesnya. “Ini mungkin terkait dengan apa yang kita alami. Mungkin kita masih perlu mencari sesuatu di sini sebelum kita bisa benar-benar kembali.”
Fariz melirik sekitar ruangan dan melihat sebuah lukisan besar di dinding. Lukisan tersebut menggambarkan sosok yang mirip dengan Penjaga Senja terakhir yang mereka temui sebelumnya, tetapi dengan aura yang jauh lebih gelap dan misterius. Di bawah lukisan, terdapat tulisan dalam bahasa kuno yang sulit dipahami.
“Ini tampaknya menggambarkan sosok yang berbeda dari Penjaga yang kita temui,” kata Fariz. “Apakah ini mungkin Penjaga lain, atau bahkan musuh yang lebih besar?”
Randu menatap lukisan itu dengan seksama. “Kemungkinan. Kita harus hati-hati. Jika ini adalah tempat yang berbeda, berarti kita mungkin belum selesai dengan perjalanan kita.”
Di saat yang sama, suara gemuruh lembut terdengar dari sudut ruangan. Randu dan Fariz menoleh dan melihat sebuah pintu rahasia yang perlahan terbuka, mengungkapkan lorong gelap di belakangnya.
“Sepertinya itu adalah jalan keluar,” kata Fariz, dengan penuh semangat. “Mari kita periksa.”
Mereka melangkah masuk ke lorong gelap, hanya diterangi oleh cahaya lembut dari batu-batu yang menyala di dinding. Lorong itu membelok-belok, dan suasana semakin menegangkan seiring dengan semakin dalamnya mereka memasuki tempat itu.
Di ujung lorong, mereka menemukan sebuah ruangan yang lebih besar, dengan langit-langit yang tinggi dan dinding yang dipenuhi oleh lukisan-lukisan yang menggambarkan berbagai tahap perjalanan dunia senja. Di tengah ruangan, terdapat sebuah altar yang dikelilingi oleh lilin-lilin yang menyala.
Saat mereka mendekati altar, mereka melihat sebuah kotak kecil di atasnya. Kotak itu terbuat dari bahan yang mirip dengan batu obsidian, dan di atasnya terdapat tulisan yang sama dengan yang ada di lukisan.
“Ini mungkin petunjuk terakhir,” kata Randu, membuka kotak dengan hati-hati. Di dalam kotak, terdapat sebuah medali kecil dengan simbol yang tampaknya familiar bagi mereka—simbol yang pernah mereka lihat di buku di meja.
“Tampaknya ini adalah kunci untuk melanjutkan perjalanan kita,” kata Fariz, memeriksa medali itu dengan penuh perhatian. “Kita perlu mencari tahu apa yang harus dilakukan dengan ini.”
Ketika mereka mengangkat medali, tiba-tiba suara bisikan lembut terdengar lagi, menyebar di seluruh ruangan. “Satu-satunya cara untuk benar-benar keluar adalah dengan memahami makna sebenarnya dari perjalanan kalian di dunia senja.”
Randu dan Fariz saling berpandangan. Mereka tahu bahwa mereka belum sepenuhnya memahami semua yang terjadi di dunia senja dan bahwa mereka mungkin harus menghadapi lebih banyak ujian sebelum benar-benar bisa pulang.
Mereka memutuskan untuk kembali ke ruangan sebelumnya dan memeriksa buku yang ada di meja. Dengan petunjuk dari medali yang baru mereka temukan, mereka mulai menyelidiki lebih dalam, berharap menemukan informasi yang akan membantu mereka dalam pencarian yang belum selesai ini.
Perjalanan mereka belum berakhir. Mereka harus terus menggali rahasia dunia senja dan menemukan cara untuk benar-benar keluar dari tempat ini. Dengan semangat dan tekad yang semakin kuat, Randu dan Fariz melanjutkan pencarian mereka, siap menghadapi apa pun yang mungkin menghadang di depan mereka.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA DIBATAS SENJA
KorkuDi Suatu desa Yang bernama desa Tandikat, Ada senja yang selalu indah dan menenangkan, tetapi di balik ketenangan itu tersimpan sebuah rahasia gelap. Randu, seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun yang penuh rasa ingin tahu, tanpa sengaja memas...