Pertemuan Terakhir

1 0 0
                                    

Randu berdiri di tepi gerbang besar, memandang ke arah dunia senja yang gelap di baliknya. Setelah melewati berbagai tantangan dan menemukan cara untuk membuka gerbang ini, dia akhirnya berada di ambang dunia nyata. Namun, rasa bahagia karena hampir pulang bercampur dengan kesedihan karena harus meninggalkan Fariz.

Di sisi lain, Fariz, yang kini telah menjadi makhluk bayangan, tampak semakin transparan dan tidak berbentuk dengan jelas. Meskipun tubuhnya berubah, matanya masih bersinar dengan cahaya yang mengisyaratkan kesadaran dan emosi yang mendalam.

“Fariz,” kata Randu dengan suara yang penuh haru. “Kita sudah sampai di sini. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya berada di sisi lain gerbang ini.”

Fariz mengangguk, meskipun sulit untuk menunjukkan ekspresi dengan tubuhnya yang sekarang berbentuk bayangan. “Aku tahu ini sulit. Tapi aku merasa lebih terikat dengan dunia senja daripada sebelumnya. Aku telah menjadi bagian dari kekuatan dan keseimbangan di sini.”

Randu merasa hatinya berat. “Aku ingin sekali membawamu bersamaku, tetapi aku tahu itu tidak mungkin. Aku akan berusaha mencari cara untuk membantu kamu dari dunia nyata jika ada kesempatan.”

Fariz memberikan senyuman lembut, yang tampaknya memancarkan rasa damai meski dalam bentuk bayangannya. “Aku mengerti. Ini adalah takdirku untuk tetap di sini. Namun, aku merasa tenang karena kamu berhasil pulang. Itu sudah cukup bagi aku.”

Mereka berdiri dalam keheningan, saling memandang satu sama lain dengan perasaan campur aduk. Randu tahu bahwa ini adalah perpisahan terakhir mereka. Meskipun Fariz tidak lagi dalam bentuk manusia, dia masih memiliki jiwa dan semangat yang kuat.

“Jika ada cara untuk menghubungi atau membantu kamu dari dunia nyata, aku akan mencobanya,” kata Randu, suara penuh tekad.

Fariz mengangguk lagi. “Aku akan menunggu. Sekarang, pergilah dan selamatkan dirimu. Dunia nyata adalah tempatmu, dan kamu harus melanjutkan hidupmu di sana.”

Randu melangkah perlahan menuju gerbang, sementara Fariz berdiri di belakang, tidak bisa mengikuti tetapi tetap memandang dengan penuh harapan. Saat Randu melangkah melalui gerbang, dia merasakan perubahan di sekelilingnya—dunia senja menghilang di belakangnya, dan dia melangkah ke dunia nyata dengan sensasi melayang.

Gerbang menutup di belakang Randu, dan Fariz kembali ke tempatnya di dunia senja, menjaga keseimbangan dan energi yang ada di sana. Meskipun dia kehilangan kesempatan untuk kembali ke dunia nyata, dia merasa puas karena telah melakukan bagian penting dari takdirnya.

Randu merasa kesedihan mendalam saat dia melangkah ke dunia nyata, tetapi juga merasa harapan dan tekad untuk mencari cara membantu Fariz di masa depan. Dia tahu perjalanan mereka tidak berakhir di sini, tetapi sebagai bagian dari perjalanan hidup yang lebih besar.

---

DUNIA DIBATAS SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang