10

97 13 2
                                    

"ah, perkenalkan, aku ichika akira" ucap amane sembari tersenyum ramah kepada mereka berempat.

"Ichika nee-san, kami membawa titipan makanan dari ran nee-chan" senyum amane langsung melebar kala ia menyadari apa yang dibawa anak-anak tersebut, tidak perlu diragukan lagi bahwa amane memang pecinta makanan.

"Eh, kalian tidak perlu repot-repot loh!" Ujarnya sembari langsung mengambil makanan itu dari Ayumi sedetik setelah Ayumi memberikannya. Beranjak dari sofa, dengan senandung kecil yang menandakan dia sedang bahagia, amane membawa makanan itu ke dapur dan menaruhnya.

"♪~Aku akan memakannya untuk makan malam~♪" kebetulan hari itu amane sempat membeli sebuah kue yang dia beli tepat ketika dia sampai dirumah barunya, dengan cepat ia memotong kue itu dan membawa 5 potongnya ke ruang tamu.

"Tidak ada minuman di sini karena aku masih sibuk dengan pindahanku tapi kebetulan aku memiliki kue, silahkan dinikmati" ucap amane sembari meletakkan kue-kue itu diatas meja yang disambut oleh ekspresi antusias mereka.

"Uwaa! Kue stroberi! Ini enak!" Ujar genta sembari langsung melahap kuenya dengan cepat.

"Makan kue setelah bekerja keras itu memang yang paling terbaik"

"Hmm...tapi bukankah ini cukup aneh? Bisa dimaklumi kalau ichika nee-san tidak punya minuman untuk disediakan karena sibuk dengan pindahan, tapi kau sempat membeli kue?" Kata-kata yang terlontar dari mulut Conan itu sontak membuat ketiga temannya yang lain juga jadi menaruh curiga meski mereka sudah menghabiskan kue mereka.

"Benar juga, jelas itu aneh" timpal mitsuhiko sembari melemparkan tatapan curiga ke amane.

"Yah sebenarnya itu..."

"Itu?"

"Sebenarnya setelah beberapa menit sampai di sini, aku sangat lapar karena belum sempat makan jadi aku berjalan di sekitar untuk membeli makanan instan saja, tapi kemudian perhatian ku teralihkan oleh kue stroberi nya dan...a-ahaha..."

Pengakuan dari amane membuat keempat anak itu sweat drop.

"Nee-san, kau seperti anak kecil saja" celetuk genta.

'ugh...dikatai anak kecil oleh anak kecil...harga diriku terluka'
.
.
.

Pintu tertutup diikuti dengan helaan amane saat dia kembali sendirian setelah mengantarkan tamunya keluar, tapi suasana tenang itu tidak berlangsung lama saat ia kembali mendengar ketukan di pintunya.

"Siapa lagi ini?" Gumamnya.

Dia kembali membuka pintu dan tampak bingung saat melihat orang didepannya.

"Kenapa kau kembali Conan-kun? Apa ada yang tertinggal?" Amane terpaksa memasang kembali senyum ramahnya.

"Kenapa tidak kau sudahi saja itu? Kau pikir aku tidak tau itu kau nee-chan?" Ucap Conan dengan tenang sambil langsung masuk dan duduk di sofa.

"Bagaimana kau bisa langsung tau?" Tanya amane dengan heran. Dia tau betul adiknya itu jenius, tapi dia tidak menyangka bahwa dia bisa langsung membongkar penyamarannya dalam sekali pertemuan.

"Pertama saat kita membahas makanan yang diberikan oleh ran, orang biasa yang baru pindah harusnya bertanya 'siapa ran?' tapi karena kau langsung menerimanya aku langsung berasumsi bahwa kau tau siapa ran."

Amane menganggukan kepalanya, dia ada benarnya, ini kesalahannya, harusnya dia bisa lebih teliti.

"Itu saja?"

"Apalagi? Dari pertama aku menatapmu saja aku tau kau itu kakakku"

Tubuhnya seketika membeku mendengar penuturan adiknya, dia tidak tau harus berkata seperti apa.

"Jangan bertanya kenapa, meski wajahmu berbeda pun aku bisa dengan jelas tau itu kamu, karena kamu kakakku, meski bertahun-tahun sudah berlalu sekalipun"

Tenggorokannya terasa sakit, semua kata-kata yang dia persiapkan sejak awal saat bertemu adiknya, semuanya hilang, hanya tergantikan oleh perasaan bersalah, tangan rampingnya mencengkeram rok yang dia kenakan, untuk menatap mata adiknya saja dia tidak berani.

Pada akhirnya yang keluar dari mulutnya hanyalah satu kata "maaf"

"Apa nee-chan tau? Okaa-san menangis berhari-hari saat mendengar kematian mu, melihat wajahmu yang terakhir saja kita tidak bisa karena yang diberikan pada kita adalah jasad tanpa identitas yang hangus terbakar."

"Maaf, aku tau aku salah, hanya saja, tolong dengarkan alasanku, Shin-chan"

Ketegangan di ruangan itu sedikit berkurang saat Conan menghela nafas, dan sebagai kakaknya, amane tau pasti itu adalah tanda bahwa adiknya itu mau mendengarnya meski merepotkan.

Akhirnya amane menceritakan semua yang terjadi malam itu hingga dia yang memilih untuk mengejar BO tanpa meluruskan kesalahpahaman atas orang-orang yang mengira dia sudah tiada.

"Kenapa nee-chan tidak minta tolong saja pada Okaa-san dan otou-san?! Kenapa kakak selalu berpikir bisa menyelesaikan semuanya sendiri?!" Bentak Conan yang tampaknya sudah cukup kesal mendengar kakaknya yang dengan gegabah mempertaruhkan nyawanya dan tidak pernah meminta tolong orang lain.

"Aku tidak mengatakannya pada otou-san dan Okaa-san karena aku takut kalian akan dalam bahaya, kalian adalah keluargaku, kalian lebih berharga dari nyawaku sendiri"

"Aku tau...tapi tidak bisakah nee-chan setidaknya memberitahu kami kalau nee-chan masih hidup? Aku...aku kan rindu nee-chan..."

Kata-kata itu langsung sampai ke hatinya, dia akhirnya berani menatap mata adiknya, amane selalu berpikir bahwa adiknya itu jenius dan sangat dewasa. 'sejenak aku lupa kalau dia juga hanya anak-anak' batinnya. Kini rasa bersalah amane jika diukur rasanya bisa sampai ke langit.

Tanpa berpikir panjang, amane langsung mendekap adiknya itu, dia sendiri sebenarnya sudah sangat merindukan keluarganya dan adiknya, melihat tubuh kecil adiknya ini membuatnya hampir berpikir bahwa waktu tidak berlalu.

"Maaf, ini salah nee-chan, sekarang aku tidak akan mengambil keputusan seorang diri lagi, kali ini ayo berjuang bersama"

.
.
.

Setelah mereka berdua melepas rindu, amane kembali dari dapur dengan membua dua potong kue dan menyajikannya.

"Ngomong-ngomong Shin-chan, kenapa kau bisa mengecil?" Akhirnya pertanyaan yang paling mengusik hatinya berhasil dia lontarkan.

"Sebenarnya organisasi yang berurusan dengan nee-chan...aku memiliki masalah dengan mereka juga. Saat itu aku melihat mereka melakukan transaksi mencurigakan, tapi sialnya saat itu aku lengah dan komplotannya memukulku dari belakang, mereka membuatku meminum obat bernama APTX 4869, dan beginilah jadinya saat aku terbangun"

"APTX 4869? Rasanya aku pernah mendengarnya...kalau tidak salah itu obat yang dikembangkan Sherry kan? Aku pernah berbincang dengan wanita itu"

"Kau tau Sherry? Kalau gitu ini akan cepat"

Dengan itu Conan menceritakan semua yang terjadi pada Sherry hingga akhirnya dia hidup dengan hakase dan memiliki nama samaran haibara ai.

"Dan tambahan, yang membuatku mengecil adalah gin dan Vodka"

"Ah mereka ya? Gin memang cukup merepotkan, tapi dia tampan, kau tau?" Ucap amane sembari menyunggingkan senyum jahil andalannya.

"Ayolah nee-chan, aku tau kau suka pria tampan, tapi dia itu penjahat" ujar Conan dengan kesal.

"Ngomong-ngomong, apa nee-chan sudah memberitahu otou-san dan Okaa-san kalau nee-chan masih hidup?"

"Sudah kok, sesampainya aku di jepang aku langsung menghubungi mereka dan yah...aku harus membujuk Okaa-san selama 6 jam agar tidak ngambek padaku"

_________________________________________

Maaf yaaa kalo tulisannya kayanya makin kaku soalnya kalo udah nggak nulis sebentar langsung kaya gitu, aku baca ulang juga kayanya baku banget, tapi aku bingung gimana ngubah biar nggak terlalu baku percakapannya (ಥ﹏ಥ)

Detective Conan | Tentang Kita (furuya Rei x oc)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang