BAB 17 – INTEROGASI
Hari Sabtu yang suram. Hari yang memalaskan untuk para pekerja setelah bergulat selama lima hari tanpa jeda. Melelahkan. Maksud tubuh ingin beristirahat, tetapi para panghuni kos dikejutkan dengan kedatangan tiga orang polisi yang ingin menyelidiki laporan dari keluarga Ayu. Dan pagi ini juga dihebohkan dengan penghuni kos yang pergi tanpa kabar, Linda dan Sammy.
Para penghuni kos duduk-duduk di teras menemani keluarga Ayu. Davina mengambil tiga botol air minum dari kamar kosnya. Diberikannya pada keluarga itu. Gadis itu tahu perasaan keluarga Ayu. Kehilangan satu anggota keluarga adalah hal yang sangat menyesakkan.
"Sabar ya bu. Pak. Mudah-mudahan ada jalan terang dimana keberadaan Ayu", ujar Davina menenangkan keluarga itu. Padahal dia tahu kalau Ayu menjadi korban pembunuhan. Walaupun belum jelas terungkap.
Pak Sugeng beserta istri dan anaknya menerima botol minuman itu. Lalu membuka dan meminumnya. Terpancar wajah-wajah sedih. Davina iba melihatnya. Kemudian dia ingat Linda. Seharusnya teman kosnya itu diberi tahu mengenai penyelidikannya bersama Pram. Tapi Davina terlalu mengikuti kata-kata Pram yang memintanya untuk tidak memberitahu Linda.
Penyesalannya cukup dalam. "Harusnya kita beritahu Linda. Terlepas orang itu seperti apa", ucapnya di depan Pram, Santi dan Nova. Berbicara pelan agar tidak terdengar yang lain. Lalu pergi ke kamar. Meninggalkan mereka.
Nova menyela. "Mas Pram. Lihat tuh kak Vina. Marah kan". Pram tidak menyahutinya. Namun terus memperhatikan Davina. "Mas Pram. Ikutin kali mas", tukas Santi. Laki-laki ganteng itu menurutinya. Dia mengikuti gadis itu. Masuk ke dalam.
Pram melewati ruangan yang biasa dijadikan ruang kerja wanita kembar pemilik kos ini. Sekilas mendengar percakapan di dalam ruangan itu. Interogasi kepolisian terhadap empat orang penjaga kos. Pram yakin, salah satu atau lebih adalah penjagalnya. Dia tidak mendengarkannya lebih jauh, lebih memilih melangkah naik ke atas. Ke kamarnya Davina.
"Baik pak Krisno. Kita lanjutkan. Terangkan anda siapa. Dan tugas anda di sini apa?"
"Saya ini pekerja lepas di sini. Sesekali kalau dibutuhkan saya datang"
"Hubungan anda dengan ke tiga orang ini apa?"
"Saya suami dari Anni", jawab pak Krisno seraya menunjuk salah seorang dari wanita kembar itu. Bu Anni yang duduk di sebelah kiri berjajar dengan kembarannya dan pak Renggono tampak melengos. Seolah malu bersuamikan pria lusuh. Karena tidak memiliki harta untuk dibanggakan.
"Biasanya berapa sekali dalam seminggu anda datang ke sini?"
"Tidak tentu pak. Kalau dibutuhkan saya akan datang"
"Dalam satu bulan terakhir. Berapa kali anda datang"
"Saya lupa pak", jawab pak Krisno sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia menunduk. Sedikit kikuk. Dan takut.
"Kalau minggu terakhir?"
"Hampir setiap hari datang pak"
"Area mana yang kamu bersihkan?"
"Hanya rumah kos ini saja"
"Rumah di samping?"
"Saya tidak pernah ke sana. Hanya membersihkan halaman di depan saja"
Salah seorang polisi itu terus mencatat setiap pertanyaan dan jawaban yang terdengar. Sementara polisi lainnya mengambil rekaman gambar melalui ponselnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH KOS
Mystery / ThrillerSeorang gadis yang cantik merantau dari kota Semarang ke kota Jakarta. Davina diterima bekerja sebagai seorang sekertaris CEO sebuah perusahaan swasta. Sebagai gadis yang baru nebapakkan kakinya di kota sebesar Jakarta, Davina tidak teliti dalam mem...