58. Elina Dhara Myesha

1.1K 180 20
                                    

Hari ini Robbi baru saja pulang dari Bandung untuk mengecek kondisi cafe nya yang baru saja grand opening sekitar satu bulan lalu.

Sore tadi pada pukul lima sore Robbi telah sampai di rumahnya, namun ia cukup panik ketika melihat istrinya dengan kondisi tidak cukup baik.

Shenna mengaduh kesakitan sendirian di sofa lantai satu, sepertinya asisten rumah tangga mereka sedang berbelanja bahan masakan seperti yang diinfokan Shenna tadi pagi.

"Massh, tolong." Dengan sisa-sisa tenaga nya, Shenna mengulurkan tangannya seperti meminta bantuan pada Robbi.

Robbi juga bingung, bukannya HPL nya masih sekitar satu minggu lagi? Tapi kaki Shenna nampak basah seperti habis di aliri sebuah cairan disana.

"Kamu pipis?" Robbi bodoh. Maki-maki saja pria yang katanya peka itu.

"Mas, ini air ketuban aku pecah." Titah Shenna dengan kondisi fisik yang sudah lemas.

"HAHH???? KAMU MAU LAHIRAN SEKARANG? KOK CEPET? AYO KE RUMAH SAKIT DULU." Panik Robbi tapi masih sempat bertanya hal yang seharusnya sudah tidak perlu ditanyakan, karena Shenna juga tidak tahu jawabannya.

Robbi segera membopong tubuh istrinya masuk kedalam mobil. Sementara ia juga menghubungi Ibu dan Drivernya agar segera menyusul ke rumah sakit.

"Sayang, sakit ya? Kuat ya Ibu hebatnya Wolfie." Ucap Robbi sambil menggenggam tangan kanan Shenna untuk ia ciumi berkali-kali.

Jarak Rumah sakit yang biasanya dekat, entah kenapa kali ini terasa sangat jauh.

"Shit, kenapa macet sih." Ucap Robbi yang kesal.

Robbi sudah menunggu sekitar dua menit namun tidak ada tanda-tanda mobilnya akan maju. Dengan nekat Robbi keluar Mobil kemudian meninggalkan mobilnya di tengah kemacetan kota Jakarta. Robbi membopong tubuh Shenna yang wajahnya sudah basah dengan keringat.

"Mas... ga kuat." Lirih Shenna pada gendongan Robbi membuat pria itu semakin panik.

Rasa sakit menjalar ke seluruh tubuh Shenna ia rasakan hilang dan pergi sedari tadi. Hanya saja beberapa menit terakhir, rasa sakitnya terus ada dan tidak hilang sedikitpun seperti sebelumnya.

Tanpa berkata-kata, Robbi berlari menuju pintu rumah sakit yang sudah dekat.

"Sus, tolongin istri saya." Ucap Robbi sebelum satu brankar di dorong keluar untuk mengangkut tubuh Shenna.

"Bapak diluar sebentar, saya periksa Ibu nya terlebih dahulu." Ucap Dokter, Robbi menurut.

Ditengah pikirannya yang kalut, Robbi sempatkan menghubungi Papa dan Mama Shenna.

"Gimana kabarnya?" Tanya seseorang dengan suara yang familiar di telinga Robbi.

"Ibuu, Robbi ga tega lihat Shenna kesakitan." Ucap Robbi memeluk erat ibunya. Hatinya sakit melihat perempuannya berjuang sendirian disana.

Setelah mendapatkan kabar dari Robbi, Rida dan Bima langsung memesan tiket pesawat ke Jakarta, rencananya mereka memang akan ke Jakarta tapi H-2 atau H-3 sebelum HPL Shenna, namun ternyata hari ini ketuban nya sudah pecah.

"Pak.. Bu, ini saya cek, pembukaannya sudah hampir lengkap. Mungkin Ibu Shenna juga sudah kesakitan sejak tadi di rumah. Bayinya sehat, kondisi ibu nya juga baik. Saya akan mempersiapkan untuk persalinannya segera ya. Bapak boleh kalau mau ikut kedalam menemani istrinya." Ucap dokter yang baru memeriksa kondisi Shenna.

"Baik dok." Jawab Robbi.

Sepanjang perjalanan yang ditempuh, Bima dan Rida hanya bisa berdoa untuk keselamatan anak mereka.

BAPAK KOS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang