bab 8 : menyatakan perasaan?

6 2 0
                                    

Happy reading

Suasana sekolah, kali ini benar-benar tidak kondusif, seperti saat ini seluruh anggota vagaros mendatangi sekolah lentera bangsa, entah apa maksud dan tujuan mereka, apa mungkin karena kemarin hekal tak terima ia kalah dalam pertandingan, atau ada masalah lain?! entahlah.

"Woy itu siapa? datang kesekolah kita?.'

"Dia pakai seragam SMA cakrawala, ada apa mereka kesini."

"Padahal sekolah gak ada ngadain event antar sekolah deh, kok mereka datang kesini, rame-rame lagi?!"

"Gak mungkin ah, kalo ada event pasti pakaian mereka rapi, ini tidak ada rapi-rapinya, justru seperti seperti anak berandalan!" Timpal salah satu siswi menjawab pertanyaan temannya, saat melihat kedatangan anggota vagaros, dengan pakaian yang sungguh tidak ada nilai kerapiannya sama sekali.

Bisik-bisik mereka saat melihat anggota vagaros,yang datang tidak tepat dengan waktunya, mereka datang waktu semuanya sedang dalam pembelajaran. Namun, tak sampai disitu ternyata kedatangan hekal beserta gengnya tidak bermaksud untuk mencari keributan, namun, untuk mencari Diandra.

"Eh, pacarnya Nathan  di sini kelas berapa?!" Tanya hekal kepada salah satu murid kelas 10.

"E-ee, saya gak tau kak, saya gak kenal," jawab anak itu, ketakutan. Melihat ekspresi hekal yang seperti ingin memakan orang.

"Bohong! lo gak mungkin gak tau, secara Lo satu sekolah sama dia, buruan jawab di aman kelasnya?" Sergahnya, hekal merasa emosi kepada siswi didepannya ini.

"Beneran kak, saya gak tau, saya masih baru disini, masih kelas 10, jadi saya gak tau, nama-nama murid disinii, kalo gitu permisi," murid itu langsung melenggang pergi dari hadapan hekal, karna takut akan kemarahannya yang lebih lanjut, ia lebih memilih meninggalkan hekal.

"Argg! Bangsat!" Erang hekal seraya memukul keras tembok kelas.

"Udah kal, kita tunggu aja jam istirahat, nanti pasti dia nongol dikantin," ajak Aldi, kepada hekal, diantara kelima anggota vagaros yang memiliki sikap santai, dan tidak terlalu gegabah hanya Aldi. Semua permasalahan yang ada ia hanya menganggapnya santai.

Hekal mengangguk, menyetujui permintaan Aldi, untuk kekantin menunggu Diandra.

Btw mereka bolos dari sekolah mereka, biasalah anak berandalan emang gitu susah diaturi.

Dikantin, hekal beserta antek-anteknya menunggu hingga waktu istiharat tiba.

Dirasanya cukup bosan menunggu karna waktu istirahat tidak kunjung tiba, ia ingin mencari dan  menghampiri kelas Diandra, rasa tak sabar ingin membawa Diandra keluar dari sekolah ini, semakin menggebu-gebu.

"Eh, mau kemana lo Kal?" Tanya zidan yang melihat hekal ingin beranjak dari tempat duduknya.

"Gue mau cari sendiri kelasnya," jawab hekal datar.

"Santai bro, jam istirahat sebentar lagi, 10 menit lagi, jangan gegabah, lo pasti bisa rebut tuh cewek dari Nathan," sahut Aldi

Hekal pun menurut untuk menunggu, meski hatinya merasa kesal. Mau bagimanapun ini sekolah bukan kehendaknya, tidak seperti  di sekolahnya, disitu ia lah yang memegang kuasa, karna orang tua hekal lah yang memiliki sekolah itu.

Hingga waktu istiharat pun tiba, seluruh murid berhamburan menuju kantin.

"Baik anak-anak pelajaran kita sampai disini dulu, jangan lupa tugasnya besok sudah dikumpul. Jika ada yang tidak mengumpulkan tugas dari bapak, siap-siap untuk lari kelapangan 15 kali," ucap guru didepan mengakhiri pelajarannya.

"BAIK PAK!" Sahut mereka bersamaan hingga akhirnya mereka berdesakan untuk keluar dari pintu.

"Guys kalian mau beli apa?" Tanya Diandra pada kedua temannya.

NATHANDRA ( on going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang