F.A.D 7

360 44 4
                                        

Don't forget to ⭐💬
(Semakin ramai akun ini, semakin cepat update)

🌷 Happy reading 🌷

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Saat tersadar dari tidur yang lumayan panjang, Moza melihat kesekitar ruangan. Rupanya Nala sudah pergi, ya biarkan saja bukan? Moza akan menganggap ini kesenangan semata antara mau sama mau.

Moza segera mengenakan pakaiannya kembali, lalu bergegas pulang ke kediamannya. Cuaca hari ini sudah cukup petang, ibunya pasti menunggu Moza pulang.

Lio yang sedang menyisir rambutnya di kamar dikagetkan dengan kedatangan Moza. Senyum mengembang indah di bibir Lio saat menatap alphanya itu.

Tapi seketika senyumnya pudar saat alpha itu melangkah ke kamar mandi tanpa melihatnya dan juga bau ini? Bau omega yang begitu pekat, tidak mungkin bau omega ini menempel di tubuh alphanya jika mereka hanya sekedar bersentuhan biasa.

Apa alphanya bermain dibelakangnya? Apa Moza tidur bersama omega lain bahkan disaat mereka berdua belum pernah melakukannya semenjak pernikahan terjadi.

Tak terasa setetes demi tetes air matanya mengalir turun membasahi pipi, sungguh Lio kira menikah dengan adik alpha yang menghamilinya akan mendatangkan kebahagiaan baru.

Rupanya tidak, Lio bahkan sudah belajar mengikhlaskan alpha Elzaima yang lepas tanggung jawab dan kini malah menghilang.

Sebenarnya Lio juga tidak mau menikah dengan alpha yang tidak mencintainya. Alpha Elza pernah berkata bahwa ia sangat mencintai Lio, oleh sebab itu Lio memberikan segalanya untuk alpha itu.

Tapi apa yang Lio dapat sekarang? Ia malah menikah dengan adik alpha itu, tentunya Lio merasakan perasaan kurang nyaman. Tapi Lio berusaha belajar untuk mencintai dan menyerahkan hidupnya untuk alpha Moza yang sudah menikahinya.

Anaknya tidak boleh kekurangan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Lio akan terus berusaha menerima semua perlakuan Moza terhadapnya, ia yakin alpha Moza akan mulai mencintainya kelak.

Selesai merias diri, Lio menunggu Moza keluar dari kamar mandi. Moza keluar kamar mandi dengan pakaian tidur dan rambut basahnya itu.

Lio mendekati Moza lalu menuntun Moza untuk duduk di kursi rias, Moza hanya menurut. Dengan telaten Lio mengusap pelan rambut Moza dengan handuk agar mengering.

Moza menatap Lio dari cermin di depannya, melihat betapa serius dan tulusnya Lio dalam melayaninya. Tapi itu tak menggerakkan hati Moza sama sekali. Moza tidak tertarik dengan bekas kakaknya, ia merasa itu bukan wilayahnya.

Sebenarnya tidak ada yang kurang dari Lio, wajahnya manis dan lugu serta tubuhnya? Jika alpha lain menebak pun jawabannya akan sama dengan Moza, indah. Kalau tidak bagaimana kakak brengseknya itu bisa bertindak gegabah.

Lio membalas tatapan datar Moza di cermin dengan senyuman lembut. "Apa kau mau merasakan pijatanku alpha? Aku merasa kau agak terlihat lelah hari ini." tawar Lio yang kedua tangannya sudah beralih ke bahu luas Moza.

Moza seketika berdiri dari duduknya, membuat tangan Lio terlepas dari bahunya. Moza menatap datar Lio "Tidak perlu, lebih baik kau tidur."

Female Alpha Dominan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang