Setelah kelas X-MM melihat Udin dan Firhan pergi dari ruangan kelas, Pak Javier mengajarkan sesuatu kepada murid-murid nya. "Anak kayak Udin itu mungkin orang tuanya kurang kasih sayang, atau mungkin karena lingkungan pergaulannya yang gak bagus. Jadi jangan sampai kalian menjadi anak seperti si Udin, paham kan?" tanya Pak Javier. Murid-murid mengiyakan perkataannya, kemudian pembelajaran pun lanjut.
Jam istirahat pun tiba, anak-anak turun ke bawah untuk pergi ke kantin. Yuri, Meyra, Angel, dan Juli baru turun ke lantai dua. Di ruang guru terdapat dua anak yang sedang di hukum berat akibat tingkah lakunya. Bersama orang tua mereka yang protes kepada guru dan kepala sekolah. Karena penasaran, Meyra dan Angel mencoba untuk menguping di balik dinding.
"Psst!! Yur! Jul! Sini nguping!" bisikan Meyra.
Tanpa berlama-lama, Yuri dan Juli ikut menguping bersama mereka.
"Pak! Anak saya kan rajin ngaji. Gak pernah durhaka sama orang tua. Trus anak saya juga rajin ibadah. Gak mungkin ngelakuin kayak begini!" Bapak itu terus terang dengan kepsek.
"Enteng banget bapak ngomong kayak begitu. Anak saya sampai lumpuh gara² tingkah anak bapak! Di hadapan saya sendiri saja, dia ngomong kasar!" amukan Ibunya Risky.
"Gak mungkin, bu! Saya saja tak pernah melihat anak saya bertingkah begitu! Pak, tolong jangan keluarkan anak saya! Kalau bisa... Saya juga bakal kasih uang 100 juta buat bapak! Lalu saya juga berjanji buat awasi terus anak saya," pinta Bapaknya Udin.
"Bapak gak bisa begitu. Saya ini kepala sekolah. Kalau bapak mau kasih uang 100 juta buat menerus studi anakmu, itu namanya bapak ingin membodohi saya. Nyawa dan keselamatan anak itu lebih penting daripada gaji saya. Ini sudah menjadi ketetapan peraturan yayasan sekolah Chandrakanta, semua unit harus mematuhi itu," kata Kepsek.
"Tapi pak-"
"Tidak ada tapi-tapi, anak bapak akan tetap saya keluarkan dari sini. Sudah banyak anak yang menjadi korban yang dia buat di sini. Setiap tahun sejak sekolah ini didirikan, selalu ada kasus anak tawuran disini. Saya capek, dan saya gak mau sampai anak-anak sini mengikuti sifatnya. Keputusannya sudah tetap!" tegas Kepsek.
Bapak Udin terus mengoceh sampai marah namun Kepala Sekolah tetap tidak berubah pikiran. Udin dan Firhan telah resmi keluar dari sekolah. Orang tua Firhan hanya bisa mengalah, dan bapak Udin yang terus berdebat akhirnya mengalah juga. Ibunya Risky mendapat keadilan dari kepsek. Empat siswi yang daritadi menguping itu mulai menjauh dari dinding dan mulai bergosip diam-diam.
"Bapak sama anaknya sama aja njirr kelakuannya. Satu keluarga ternyata gak beres," kata Meyra.
"Sampe berani nyogok duit 100 juta. Udah kayak koruptor aja, upss," sindir Yuri.
"Coba bayangin kalo kepseknya terima sogokan duitnya, pasti anaknya makin bandel," bisik Angel.
"Mampus lu di keluarin, Udin. Emang enakk??? Hahaha," tawa kecil Juli.
"Bapaknya beneran berduit apa nggak sih??" heran Yuri.
"Iya, beneran berduit. Dia punya rumah mewah di komplek perumahan. Kata Raditya sih gitu," kata Juli.
Kembali teringat dengan tampilan Raditya saat terbunuh. Yuri berusaha untuk mengabaikan ingatannya. "Woyy, lu mau ke kantin apa nggak?" Azzahra baru turun dari tangga lalu menyapa mereka berempat. Empat siswi itu segera pergi ke kantin bareng-bareng.
Di dalam ruang guru, Pak Javier sedang menilai tugas anak-anak di depan laptop. Sambil mendengar penderitaan orang tua Udin, Pak Javier tersenyum puas dalam hatinya.
'Orang tua yang menjijikan, kalau belum siap urus anak gak usah buru-buru nikah. Buang-buang masa muda aja.'
Batinnya mengatakan hal yang sakit, tapi dia muak dengan seluruh pemikiran orang tua kebanyakan di Indonesia. Pak Javier merasa tersiksa dengan tekanan batin dari keluarga kerabatnya yang memaksa untuk menikah di usia nya yang sudah 25 tahun, tapi dia sendiri masih belum siap mental untuk mengurus rumah tangga. Ilmu parenting yang masih belum cukup memadai, uangnya menipis, tidak tertarik berpacaran, dan masih mempunyai dosa besar terhadap anak-anak sebelumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chandrakanta Limbo
ParanormalBetapa menyedihkannya nasib anak bangsa Indonesia yang mulai terancam nyawanya. Sejak 'Guru Killer' itu membunuh 14 pelajar dan satu guru di STM Chandrakanta Jakarta Timur, guru itu ingin memperluas pembunuhan pelajar lagi ke seluruh Indonesia demi...