28 Oktober 2014
"Hmmm... Yang bisa pake senjata cuma beberapa orang doang, yah."
Haris melatih beberapa pelajar didiknya. Setelah sesi latihan yang dia buat, hanya 5 orang yang bisa memakai senjata. Sharif, Prayoga, Raditya, Samuel, dan Della. Sisanya, mereka masih belum bisa memakai senjata dengan baik. Senjata yang mereka gunakan adalah pedang batu, terbuat dari batang pohon dan bebatuan. Batu sebagai bilah tajam, kayunya sebagai crossguard . Bagaimana cara mereka membuat pedang itu? Dengan cara pergi ke alam manusia. Mereka pergi berpindah-pindah dimensi demi membawa alat pembuatan senjata. Kali ini, mereka mau mencoba pergi lagi ke dunia manusia di jam 3 pagi.
"Karena ini masih baru permulaan, jadi bapak bakal maklumi kemampuan kalian," ucap Haris.
Semua mengangguk kecuali Raditya. Dia tiba-tiba berpikir sesuatu. "Hmmm, pak. Saya mau nanya nih," tanya Raditya.
"Apa itu?"
"Kita ini perlu makan gak sih?" bingung Raditya.
"Uhh... Sayangnya kita gak bisa makan-minum, pergi ke toilet, sama tidur. Kita cuma bisa mandi," jawab Haris.
"Noooo!!! Aku gak bisa makan nasi goreng lagi!!" Raditya merengek.
"Serius?!! Gua gak bisa makan nasi cumi hitam lagi dong! Aelahhh!!!" Reggie juga ikut murung.
"Gak bisa makan soto lagi..." respon Prayoga.
"Namanya juga jadi hantu. Hantu mana yang bisa makan?" kata Sharif.
"Hmmm... Kuyang kah?" bingung Della.
"Oke, oke. Bapak juga sedih karena gak bisa minum es susu bubuk rasa permen karet." Haris pun juga sedih karena tidak bisa menyantap minuman favoritnya. Kemudian, Haris kembali membahas topik tentang penggunaan senjata. Dia ingin tahu, apa yang membuat mereka bisa menggunakan senjata dengan baik.
"Hmmm, Prayoga. Apa yang bikin kamu handal memakai pedang ini?" tanya Haris.
"Ohh ituu. Mungkin saya sering main bola di lapangan, dari kecil sampai sekarang. Saya suka main bola pak," jelas Prayoga.
"Sama, saya juga suka main bola pak. Sering main bareng Prayoga. Kami berdua mau jadi timnas, tapi sayang, saya cukup nguburin mimpi aja deh. Pasti susah banget buat di gapai lagi," kata Samuel.
Prayoga juga setuju dengan pendapatnya. Haris menatap mereka dengan muka yang prihatin, anak ambisius itu berkelahi dengan realita.
"Turut prihatin yah sama kalian..." Haris menaruh respek kepada mereka."Oke, kalo Raditya, bapak udah tau lah alasannya kenapa. Klo kmu, Sharif?" tanya Haris.
"Hmmn... Saya cuma main gitar sama drum," respon Sharif.
"Hah? Gitu doang??" bingung dirinya.
"Iya, kan main drum juga butuh latihan fisik," jawab Sharif.
"Hmmm, begitu yah. Kalo Della gimana?" tanya Haris.
"Kalau saya... Pernah ikut latihan bela diri dari waktu SMP. Trus... Saya juga sering nulis cerita fantasi yang ada pertarungan gitu pake senjata kuno. Jadi yah, saya tau sedikit soal macam-macam senjata," jawab Della.
"Ohhh, bagus deh, Della. Untungnya kamu punya beberapa pengalaman soal ini," respon Haris.
"Hmmn, Reggie sama Ibrahim. Kalian gk punya kemampuan untuk bertarung yah?" sambungnya.
Reggie dan Ibrahim tersipu malu. Reggie tidak bisa memakai senjata karena dia tak pernah olahraga sama sekali, begitu juga dengan Ibrahim. Bahkan mereka sendiri belum ada motivasi sama sekali untuk ikut bertarung. Mendengar alasan mereka, Haris menepuk jidatnya, "yahh... nambah beban aja nih anak."

KAMU SEDANG MEMBACA
Chandrakanta Limbo
ParanormalBetapa menyedihkannya nasib anak bangsa Indonesia yang mulai terancam nyawanya. Sejak 'Guru Killer' itu membunuh 14 pelajar dan satu guru di STM Chandrakanta Jakarta Timur, guru itu ingin memperluas pembunuhan pelajar lagi ke seluruh Indonesia demi...