Lebih Baik Diceritakan part 1

33 8 0
                                    

Setelah beberapa lama duduk bersama, ibu Aganta akhirnya masuk ke dalam rumah, meninggalkan Aganta sendirian di bawah langit malam yang semakin gelap. Angin mulai berhembus lebih kencang, membuat dedaunan bergoyang dan udara lebih dingin. Suasana yang tadinya hangat perlahan berubah menjadi sunyi dan sepi, hanya ditemani oleh suara angin yang menggerakkan ranting pohon.

Merasa bosan dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan, Aganta mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Ia hanya sekadar melihat mengecek notifikasi dari temannya atau media sosial. Mungkin ada pesan dari grup kelas atau tugas yang perlu diperhatikan.

Namun, saat ponselnya dinyalakan, sebuah notifikasi yang tidak biasa muncul di layar. Ternyata pesan itu dari nomor yang tidak dikenal.

"Nomor siapa ini?" gumamnya pelan, matanya menyipit mencoba membaca isi pesan dari nomor itu.

Dengan rasa penasaran, Aganta membuka pesan tersebut. Isinya membuat hatinya langsung bertanya-tanya: "Hai, Gan. Apa kabar? Lama nggak dengar kabar dari kamu. Aku cuma pengen tahu, kamu masih ingat aku, kan?"

Mata Aganta membelak seketika. Nama pengirim tidak ada di kontaknya, tapi dari cara pesanannya tertulis, ia langsung tahu siapa yang mengirim pesan itu. Adalah Ghea-mantan kekasihnya yang dulu pernah ada dis dalam hidupnya, bahkan kenangan nya itu masih tersimpan di dalam buku.

Hatinya tiba saja terasa campur aduk. Sudah lama sejak terakhir kali mereka berbicara, dan Aganta pikir hubungan mereka sudah benar-benar berakhir. Namun, kini Ghea tiba-tiba muncul kembali, seolah membuka kembali kenangan lama yang sudah berusaha Aganta lupakan.

Aganta menggenggam ponselnya lebih erat. Ia tidak tahu harus bagaimana merespon pesan itu. Kenapa Ghea hubungin-Gua, sekarang? pikirnya. Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya. Ada rasa penasaran, tapi juga ada rasa sakit yang kembali muncul. Masa lalu bersama Ghea bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilupakan. Meskipun hubungan mereka indah di awal, akhirnya justru malah meninggalkan bekas luka yang sulit disembuhkan.

Ia menatap pesan itu untuk beberapa saat, merasakan aliran emosi yang bertentangan di dalam dirinya. Di satu sisi, dia ingin tahu apa alasan Ghea menghubunginya lagi setelah sekian lama. Namun di sisi lain, Aganta merasa berat untuk kembali membuka pintu ke masa lalu yang pernah membuatnya terluka.

Setelah beberapa saat merenung, jari-jari Aganta mulai mengetik.

Pesan Aganta: "Hai. Aku baik, Apa kabar juga?"

Jawab pesan singkat dan sederhana, tapi cukup untuk membuka percakapan. Setelah mengirim pesan itu, Aganta merasakan ketegangan dalam dirinya meningkat. Sambil menunggu balasan dari Ghea, tiba pikirannya dipenuhi oleh kenangan-kenangan lama. Ia teringat saat momen bahagia mereka, tetapi juga bagaimana semuanya berakhir dengan ketidakpastian.


Pembicaraan Chat...

Ghea: "Aku baik, Gan. Aku cuma kepikiran kamu akhir ini. Banyak hal yang pengen aku bicarain sama kamu. Mungkin, kita bisa ketemu kapan?"

Aganta: Boleh, tapi apa yang kamu mau dibicarakan?

 Ghea: Ada deh nanti, tapi aku mau kita ketemu dulu.

Aganta: Ya, aku nggak keberatan kalo mau ketemuan.

 Aganta: Tentuin aja waktunya.

Ghea: Okelah kalo kamu mau, Mmm... mungkin besok sore gimana?

Aganta: Oke deh, tapi aku heran sama kamu ghea.

Aganta: Apa lagi yang harus di bahas, pasti mau bicara tentang hubungan kita?

Ghea: Mmm... bukan sih, yah pokoknya nanti besok aja yaaa

...

Setelah pesan berakhir, kini hati Aganta semakin gelisah. Nggak salah nih ketemu lagi? itu hal yang ia bayangkan, setelah sekian lama tidak berbicara dengannya, tiba-tiba ingin bertemu seolah ini mimpi. Ada banyak pertanyaan di kepalanya mengapa masalalunya tiba muncul lagi dari permukaan bumi? Apakah dia benar-benar ingin memperbaiki hubungan, atau ingin mengungkap alasan lain? 

Cinta Dalam BayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang