Cinta Dalam Bayangan

Lebih Baik Diceritakan Part 2

Kejadian tak terduga, saat Aganta dan Ghea sedang berbicara di taman berdua. Tak jauh dari sana, Ara kebetulan sedang berjalan santai melewati taman yang sama. Ia baru saja pulang dari berbelanja. Taman itu selalu menjadi tempat yang nyaman baginya untuk bersantai, dan tanpa ia sadari, tempat itu kini juga membawa kenangan tentang momen indahnya bersama Aganta kemarin.

Namun, ketika matanya menangkap sosok yang begitu familiar sedang duduk di bangku taman, Ara tertegun. Di kejauhan, ia melihat Aganta sedang berbicara dengan seorang gadis yang tidak ia kenal. Dari caranya duduk berduaan sedikit berdekatan, berbicara dengan ekspresi yang serius, serta tatapan yang saling bertemu, Ara merasa ada sesuatu yang berbeda. Hatinya tiba-tiba terasa sedikit begitu sakit, meski dia sendiri tidak yakin terhadapnya.

Ara memaksakan untuk berhenti berjalan, memandang mereka di balik pohon dari kejauhan. Siapa gadis itu? pikirnya. Ia melihat bagaimana Aganta berbicara dengan gadis tersebut dengan nada serius. Wajah mereka tampak dekat, dan dari sudut pandang Ara, mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang berbicara tentang mengenai suatu hal yang penting dalam hubungan.

Apa itu kekasih Aganta? Pertanyaan itu terus berputar di kepala Ara. Semakin lama memperhatikan, semakin dia merasa ada jarak yang tiba tercipta antara dirinya dan Aganta. Perasaan hangat yang baru saja ia rasakan setiap kali bersama Aganta perlahan memudar, dengan di gantikan oleh rasa cukup ragu dan sedikit rasa cemburu.

 Meski hatinya mulai terasa berat, Ara mencoba untuk tidak terlalu berprasangka buruk. Bagimanapun juga, Ia belum benar pasti siapa gadis itu, dan apakah dia benar-benar kekasih Aganta atau bukan. Tapi melihat mereka dengan cara berbicara begitu akrab dan dekat, sulit bagi Ara untuk menepis keraguan yang mulai tumbuh di hatinya.

Mungkin aku yang salah mengira, mungkn dia memang sudah punya seseorang di hidupnya, pikir Ara dalam hati. Tiba saja perasaan tidak nyaman menyelimuti tubuhnya, kalau benar gadis itu kekasih Aganta, Ara merasa dia tidak ingin ikut campur di antara mereka. Karenalebih baik mundur secara perlahan, sebelum perasaanya semakin dalam.

Ara merasa dilema. Di satu sisi, dia ingin bertanya langsung kepada Aganta memastikan semuanya, tapi di sisi lain, ia tidak ingin mengganggu hubungan mereka jika ternyata mereka memang sepasang kekasih. Karena dengan perasaan canggung dan ragu membuatnya memutuskan untuk tidak lagi dekat. Dia takut bahwa jika benar gadis itu adalah kekasih Aganta, maka kedekatannya dengan Aganta selama ini mungkin hanya salah paham dan hanya sekadar dirinya sebagai waktu diasaat Aganta kesepian.

Dengan langkah yang semakin berat, Ara memutuskan untuk perlahan menjauh. Ia menundukan kepala dan lewat begitu saja, berharap Aganta tidak melihatnya. Ada rasa sakit yang tak bisa dijelaskan di hatinya, meski ia belum benar mengetahui kebenarannya. Mungkin memang lebih baik begini saja, pikirnya. 'Kalau dia sudah punya seseorang, aku tak ingin mengganggu hubungan mereka, hanya buang waktu hidupku saja, dan aku bukan perempuan yang sangat murahan dari pandangan dia.' 

Namun, di dalam hatinya, perasaan ragu tetap ada. Kenapa Aganta tidak pernah menyebutkan hal ini sebelumnya? Kenapa dia tidak pernah bicara tentang kekasihnya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus membayang di pikiran Ara, saat berjalan meninggalkan taman dengan perasaan yang semakin tidak menentu.

Tanpa diketahui Ara,  sebenranya pertemuan antara Aganta dan Ghea sebenarnya bukan tentang memperbaiki hubungan mereka dengan baik. Sebaliknya, itu adalah pertemuan untuk menutup bab masalalu yang telah lama menenangkan Aganta. Tapi, kesalahpahaman yang saat ini berpikir sebaliknya, bahwa mungkin Aganta masih terikat pada hubungan lamanya.

 Sementara itu, setelah Ghea pergi, Aganta tetap duduk di bangku taman dengan sendirinya, mencoba  memikirkan apa yang baru saja terjadi. Meski pertemuan itu membawa ketenangan di hati tentang datangnya masalalu, namun pikirian Aganta terus beralih ke Ara.