Suara musik keras begitu memekakkan telinga, aroma menyengat alkohol tercium jelas memenuhi ruangan,lampu berkelap-kelip warna-warni menambah kesan sensasi pencari nikmat dunia. Pada meja ujung paling pojok Bumianja duduk termenung menatap lantai dansa kerumunan orang sedang menari random,pada tangan kirinya terdapat gelas kecil berisi alkohol,meja di depan nya pula sudah banyak beberapa botol alkohol berbagai merek.
Nafas Bumi sekali lagi ia buang dengan berat, pikiran berkecamuk memenuhi otak sampai rasanya kepala Bumi sakit sekali. Kalau bisa rasanya Bumi ingin menghancurkan gelas yang sudah kosong di tangan nya. Sekali lagi pikiran Bumi berkelana pada sosok wanita cantik kesayangan nya di rumah.
"Boleh mama nikah lagi?" Adalah kalimat yang terus memenuhi otak Bumi.
Sudah lebih lima tahun Bumi tinggal berdua dengan mama nya tanpa sosok seorang ayah, mengingat bagaimana rupa nya saja Bumi tidak Sudi. Lelaki yang hanya bisa melukai mama nya dalam mental maupun fisik sampai membuat mama nya hampir gila, sekarang sang mama tiba-tiba datang ke kamar nya dan meminta ijin menikah,Bumi takut lelaki yang sedang mama nya dambakan sekarang sama seperti ayah nya,cukup Bumi melihat mama nya disakiti.
Tuangan alkohol pada gelas nya membuat Bumi tersadar dari lamunannya, Bumi melirik sekilas pada orang di sampingnya pelaku yang sudah menuangkan alkohol tanpa permisi kedalam gelas nya.
"Boleh saya temani?" Sengaja ia menaikan nada nya karena suara musik yang memekakkan telinga.
Bumi yang tidak ingin di ganggu itu memalingkan wajahnya membuat pria di samping nya merasa tertantang, duduknya semakin memepet membuat Bumi menatap tajam kearah pria di sampingnya.
"Saya Leafin Ganendra, panggil aja Leaf atau...Afin. Kamu?"
Suara decihan kesal dari belah bibir Bumi membuat pria di sampingnya menyeringai dengan lebar,baru saja di tolak secara terang-terangan. Selama ini tak ada mangsa nya yang menolak akan kehadiran Leafin.
"Lagi ada masalah?kalau gak keberatan saya siap dengerin keluh kesah kamu"
Sekali lagi Bumi menatap kearah Leafin,mata nya menelisik penampilan Leafin dari atas kaki sampai bawah,wajah manis begitu kok berani menggoda.
"Lo ganggu bangsat!"
Dingin sekali nada suara Bumi,Leafin sampai bergidik ngeri. Tipe top yang mempunyai harga diri tinggi, Leafin suka dengan tantangan.
"Oke,maaf mengganggu"
Bumi mendengus sebelum meminum alkohol yang tadi Leafin tuangkan dalam gelas nya,dalam hati Leafin bersorak gembira karena Bumi menelan cairan alkohol dengan campuran obat di dalam nya. Bumi yang sudah merasa terusik memilih pergi mencari tempat lain untuk duduk minum sendiri tetapi baru dua langkah Bumi beranjak pergi kepala nya terasa pusing,hawa tiba-tiba saja menjadi panas menjalar keseluruh tubuh.
Pemandangan sudah terlihat buram karena rasa pusing hebat di kepala,tubuh Bumi oleng hampir jatuh kelantai jika saja tidak ada yang menahan tubuhnya, aroma parfum maskulin milik laki-laki yang sedang memeluk tubuh Bumi malah membuat hawa panas tubuh semakin terasa menjalar,ini menyiksa. Bumi mau lepas baju aja rasanya.
"Bang? Itu punya saya!" Suara Leafin memekik kesal menunjuk-nunjuk Bumi yang sedang di peluk oleh seorang pria terkenal di club' itu karena ayahnya pemilik club' itu.
Samar-samar Bumi mendengar sedikit perdebatan, tubuhnya terasa semakin di tarik. Bumi yakin yang sedang memeluk nya orang yang tinggi karena Bumi dapat mendengar detak jantung pria lain yang membuat panas pada tubuh memonopoli, Bumi tidak suka sensasi panas seperti terbakar yang membuat Bumi memberontak dalam pelukan mencoba melepaskan diri,seakan tak membiarkan hal itu terjadi si pelaku pemelukan itu malah mengangkat tubuh Bumi dalam gendongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Molekul [Arthur-Bumi]
Teen Fiction"Lo itu elemen penting dalam hidup gue, memberikan stabilitas seperti atom dalam molekul"-Arthur "Alay!"- Bumi Bumi yang sedang frustasi perihal mama nya karena ingin menikah lagi memilih pergi ke bar untuk menghilangkan stres akan tetapi bumi tidak...