hukuman

856 115 23
                                    

Vote & coment ✨
.
.
.

"Lo ganggu Ken" setelah lama terdiam akhirnya Bumi buka suara,bukan jawaban yang Arthur tanyakan sejak awal, Bumi malah menjawab yang lain.
Karena itu Arthur terkekeh melihat wajah Bumi yang masih menampilkan ekspresi kesal,kerah baju Bumi semakin Arthur tarik yang membuat tubuh Bumi maju selangkah,hidung hampir bersentuhan karena Arthur menundukkan tubuhnya.

"Baru juga gue ganggu,belum gue tidurin"

Buk!

Bumi berhasil memukul wajah Arthur, sialnya bibir Arthur masih menampakkan senyum seringai yang membuat Bumi semakin naik darah,ia tau maksud ucapan Arthur tadi.

"Ngapain mukul? Cemburu Lo kalau gue main sama yang lain?"

Bukan itu!
Bumi bahkan tak mengerti jalan pikiran Arthur, Bumi marah karena Ken di jadikan bahan mainan karena Bumi tau kalau Arthur itu bajingan,suka sekali mempermainkan banyak orang. Tak boleh ada yang menyentuh Ken jika berhubungan dengan maksud menjerumus kedalam hal seksual. Arthur melepaskan kerah baju Bumi dengan kasar sampai Bumi hampir terjungkal kebelakang,kaki yang hanya memakai satu sepatu membuat Bumi hilang keseimbangan saat Arthur lagi-lagi mendorong bahu Bumi sampai membuat Bumi jatuh kelantai berdebu.

Arthur melepas ikat pinggang nya sembari mata tak lepas dari wajah Bumi yang dingin,saat Arthur akan menurunkan celananya suara pintu yang tadi di kunci Arthur terdengar berusaha di buka dari luar, Arthur memasang kembali tali pinggang nya tetapi belum sempat terpasang dengan benar pintu sudah di buka dari luar.

Arthur menoleh kebelakang melihat siapa yang sudah berhasil membuka pintu,bibir berdecak kasar melihat Guntur dengan mimik wajah marah berdiri di ambang pintu,wajah Guntur semakin terlihat kesal saat melihat Arthur memasang celananya dan Bumi yang masih duduk di atas lantai berdebu.

"Ngapain kalian berdua di dalam gudang?! Kalian ikut saya ke kantor!"

Arthur melenggang pergi mengikuti Guntur dari belakang, Bumi berusaha bangun di bantu Ken yang membawakan sepatu milik Bumi. Sebelum sampai ke lapangan basket tadi Ken malah berpapasan dengan Guntur, sebuah kebetulan karena Ken tau jika Topan dan Dimas yang ia beritahu pasti akan menimbulkan perkelahian.

"Bang,gak papa kan?" Bumi mengangguk mengiyakan sembari memakai satu sepatunya,ia di tuntun Ken untuk masuk kedalam ruang BK.

Ken tak dapat masuk karena Guntur hanya ingin mengintrogasi Bumi dan Arthur saja.
Di dalam ruangan Guntur dua siswa nya hanya diam saja,tak ada yang buka suara sekedar untuk membela diri karena di dalam gudang tadi pemandangan yang Guntur lihat begitu ambigu.

"Kalian ngapain di gudang berdua? Ini udah jam pulang dan kalian gak ada ikut ekskul kan?"

Wajah kedua murid nya terlihat santai apalagi Bumi yang Guntur tau memang orang yang sulit untuk di dekati,Guntur pun tau bagaimana sifat asli Arthur jika di luar sekolah, nakal. Sama nakal nya seperti Topan.

"Saya mau kasih adik saya pelajaran karena udah gak sopan sama Abang nya" tangan Bumi terkepal erat di atas paha,mata nya menatap tajam kearah Arthur yang dengan santai bicara seperti itu.

Terlihat kening Guntur mengerut dalam, matanya kini beralih kearah Bumi dengan tatapan curiga.

"Hukuman apa sampai buka celana?"

Pikiran Guntur semakin menjadi-jadi, tidak mungkin Bumi mau melakukan hal tak benar di sekolah kan.

"Belum buka, hampir" Arthur membenarkan ucapan Guntur.

Karena kan memang belum buka, seharusnya sudah sih kalau Guntur tak datang.

"Arthur! Kamu baru masuk hari ini tapi sudah bikin masalah,kamu juga Bumi kenapa mau aja di bawa Arthur ke gudang?"

Bumi tak jadi menjawab karena Arthur sudah menyela ucapannya, jawaban yang membuat Bumi naik darah.

"Namanya lagi sange"

Guntur memukul meja cukup kuat,tak habis pikir dengan jalan pikiran Arthur pun Guntur juga tidak percaya dengan fakta bahwa Bumi mau melakukan hal keji di sekolah, apalagi mereka sudah menjadi saudara,bukan kah tak masuk akal?

"Kalian! Saya hukum bersihkan gudang lama!"

Mendapat hukuman bukan nya marah Arthur malah menyeringai senang,di gudang berdua dengan Bumi? Arthur menantikan hal tersebut.

"Saya pantau!" Lenyap sudah angan-angan Arthur.

Gudang yang di maksud Guntur adalah gudang khusus peralatan olahraga yang sudah tak terpakai sejak dulu, seharusnya sudah di bersihkan beberapa hari lalu oleh Langit dan anggota OSIS yang lain tetapi tak sempat karena sedang sibuk.

Lantai gudang begitu tebal dengan debu,sawang bergantungan pada setiap sudut. Pengap sekali karena jendela tak pernah di buka.

Bumi mulai menyapu sedangkan Arthur membuka jendela dan mulai membersihkan sawang. Hukuman itu di pantau langsung oleh Guntur,takut jika ia tinggal maka hal tidak diinginkan akan terjadi. Peluh sudah membanjir tubuh karena sudah tiga jam Bumi dan Arthur membersihkan gudang.

"Ck! Ini gak bisa besok?!" Arthur sudah mulai kesal,tenaga seperti habis cuman karena membersihkan gudang yang kotornya bukan main, seumur hidup baru kali ini Arthur beberes.

Apalagi sudah menjelang malam, Bumi juga sudah duduk dengan pipi yang cemong karena tangan nya kotor malah di gunakan mengusap keringat di pipi.
Parah nya lagi Guntur bahkan tak menyediakan air untuk minum,kata Guntur sih namanya juga hukuman. Kan bangke kalau kata Arthur!

Merasa kasihan akhirnya Guntur menyuruh kedua murid nya untuk pulang, sekolah sudah sangat sepi bahkan Topan dan Dimas juga sudah pulang kerumah,entah tau perihal masalah ini atau belum karena tadi nya Bumi bilang ke mereka mau pulang duluan eh di tengah jalan malah melihat Arthur sedang menggoda Ken.

Di parkiran sekolah Arthur berdecih keras saat melihat ban motor besarnya kempes,ini pasti ulah dari teman-temannya Bumi. Mata Arthur melirik kearah Bumi yang sudah siap untuk pergi meninggalkan Arthur tetapi buru-buru Arthur menarik belakang baju Bumi agar tak menancap gas. Bumi melihat kearah belakang menatap tajam Arthur karena sudah cukup lelah untuk hari ini dan Arthur malah menjahili nya.

"Lepas!"

Arthur merogoh ponsel di sakunya untuk menelpon mama baru nya. Saat telpon tersambung Arthur melihat kearah Bumi seakan mencoba mengancam Bumi.

"Motor Arthur rusak mah, Bumi gak mau bawa Arthur pulang"

Bangsat kalau kata Bumi!
Suka banget ngancam pake mama nya!
Karena Bumi memang gak bisa bantah ucapan mama nya, Arthur memanfaatkan hal itu.

"Bumi jangan gitu sayang,kasian Arthur nya" sengaja Arthur loud speaker agar Bumi bisa mendengar dengan jelas.

Arthur menyeringai sembari naik keatas jok belakang motor besar Bumi sembari memeluk Bumi dari belakang,merasa risih Bumi melepas tangan Arthur di perut nya dengan kasar tetapi Arthur kembali melingkarkan tangannya ke perutnya.

"Udah ya mah,bentar lagi kami pulang" bibir Arthur sengaja dekat sekali di telinga Bumi yang basah karena keringat.

Bumi berdecih kesal sembari menjalankan motor nya dengan kecepatan tinggi,biar saja Arthur jatuh kan lebih bagus. Tapi Arthur malah tertawa keras di samping wajah Bumi.

"Sengaja ya biar gue peluk?" Suara Arthur yang terbawa angin kencang masih bisa Bumi dengar.

Bumi merasa serba salah,tak juga ia menanggapi ucapan Arthur karena Bumi ingin cepat-cepat sampai rumah. Jujur saja Bumi sudah muak dengan Arthur.

.
.
.
.
.
TBC

Molekul [Arthur-Bumi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang