Vote & coment ✨
.
.
.Srekk..
Suara gorden di buka terdengar nyaring,udara dingin terasa menusuk tulang saat jendela kamar di buka dengan sengaja.
Bumi merasa tubuhnya menggigil semakin merapat pada sesuatu yang hangat di pelukannya,suara kekeh sang mama tak lama terdengar.
"Udah akrab aja sampai tidur bareng"
Setelah beberapa menit berlalu tak ada lagi suara berisik yang di timbulkan dari mama nya baru Bumi berani membuka matanya,tubuh terasa remuk apalagi pada bagian pinggang nya,sebisa mungkin Bumi menggeser tempatnya dari tubuh Arthur yang sedang bertelanjang dada memeluk nya erat di bawah selimut yang menutupi sampai leher, Bumi tak ingat sejak kapan Arthur memakaikan kembali baju Bumi bahkan sempat mengganti seprei.
Mata Bumi melirik kearah bantal di samping tubuhnya,boleh gak sih Bumi tekan bantal itu ke wajah Arthur biar Arthur berpulang secepatnya. Bumi gatal mau bunuh Arthur,paling tidak pukul wajah Arthur saja.
Bumi mendengus kasar sebelum menyibak selimut yang menutupi tubuhnya,kaki sudah hampir menyentuh lantai tapi kembali di tarik kebelakang oleh Arthur, tubuhnya di paksa kembali tiduran, sekarang Bumi benar-benar tak bisa lagi menahan rasa ingin membunuh seorang Arthur apalagi saat bibir itu dengan kurang ajar menempel pada bibir Bumi,entah sejak kapan manusia biadap di samping Bumi bangun.
Arthur menjauhkan wajahnya setelah berhasil mengambil apa yang ia inginkan, Bumi dengan nafas memburu karena marah tanpa tanggung-tanggung memukul wajah Arthur cukup kencang sampai wajah Arthur menoleh ke samping.
"Anjing!" Desis Bumi kesal.
Arthur terkekeh sembari memegang pipinya yang terasa nyeri,sudah pasti warna biru sebentar lagi menghias pipinya.
Mata Arthur melihat punggung Bumi yang keluar dari dalam kamar dengan langkah tertatih-tatih, keliatan sekali Bumi sangat marah karena Arthur yang tiba-tiba bertindak kurang ajar tetapi Arthur tak bisa berhenti,bibir Bumi bagaikan candu.
Arthur mengusap rambutnya yang berantakan karena baru bangun tidur,ia turun dari ranjang untuk masuk ke kamar mandi bersiap berangkat sekolah.
Selesai bersiap Arthur turun untuk sarapan,di meja makan sudah banyak sekali jenis masakan mama baru nya, keliatan enak dan menggugah selera, Bumi juga sudah tampak duduk di sana memakan sarapan pagi nya.
"Pagi ma" Arthur tersenyum ramah mengecup pipi mama baru nya tiba-tiba.
"Pagi sayang" sang mama mengusap bahu lebar Arthur dengan senyum lebar, Arthur orang yang hangat sekali.
Arthur duduk di samping Bumi duduk,tak lupa ia juga mencium pipi Bumi yang mengembung karena terisi makanan yang belum di telan.
"Pagi dek" Bumi tak jadi menyuap nasi saat merasa kan lembab pada pipi nya di tambah panggilan asing yang paling Bumi benci.
Mata nya melirik kearah Arthur,bibir Arthur menyeringai lebar melihat kilat marah di kedua mata Bumi, tingkah Arthur barusan tak ayal terlihat jelas di penglihatan sang papa,itu buka Arthur sekali,dulu sebelum sang papa nikah dengan mama Bumi tak pernah sedikitpun Arthur mengucap selamat pagi padanya, sarapan di rumah saja tidak pernah. Lalu sekarang dengan gamblang Arthur menyapa di pagi hari bahkan berani mencium pipi adik tiri nya padahal sang papa jelas tau jika Bumi merasa terganggu dengan tingkah Arthur barusan. Sebelumnya ada hubungan apa antara Bumi dan Arthur?
Suara bangku bergeser kebelakang terdengar pada suasana yang sempat hening, Bumi mengambil tas nya sebelum pergi tanpa kata,sudah cukup muak berdekatan dengan Arthur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Molekul [Arthur-Bumi]
Teen Fiction"Lo itu elemen penting dalam hidup gue, memberikan stabilitas seperti atom dalam molekul"-Arthur "Alay!"- Bumi Bumi yang sedang frustasi perihal mama nya karena ingin menikah lagi memilih pergi ke bar untuk menghilangkan stres akan tetapi bumi tidak...