Vote & coment ✨
.
.
.Kiranya sudah berapa jam ini berlalu,waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Langit jingga berganti dengan awan hitam pekat di atas sana, rintik-rintik hujan mulai turun deras membasahi bumi. Hanya beberapa jam tetapi Bumi merasa seperti setahun, tingkah Arthur selama ditinggal mama nya benar-benar di luar nalar. Seperti sekarang ini,dalam satu ruangan yang sama dan tempat tidur yang sama hanya di batasi oleh guling panjang sebagai pembatas suara ponsel yang sedang menampilkan video tak senonoh sengaja di putar dengan volume besar. Desahan dari dua insan di dalam ponsel benar-benar membuat telinga Bumi sakit,sudah tiga video tetapi Arthur seakan tak ada minat mematikan ponsel nya yang berisik,mau Bumi buang itu ponsel Arthur.
Awalnya Bumi menolak keras Arthur yang tiba-tiba naik ke atas ranjang nya tetapi terdiam saat Arthur memperlihatkan kepada Bumi bahwa Arthur sedang melakukan video call dengan mama nya Bumi untuk melihat keadaan mereka di rumah,entah sejak kapan Arthur punya nomor mama nya. Saat video call itu selesai Bumi menendang badan Arthur sampai jatuh kelantai,tak ingin menyerah Arthur kembali naik ke atas ranjang sembari mengancam Bumi yang membuat Bumi tak dapat berkutik.
"Kalau Lo nendang gue lagi, siap-siap gue kokop bibir Lo. Mau?"
Arthur menyeringai melihat kearah punggung Bumi yang sedang membelakangi nya,jari tangan nya menggeser video dalam ponselnya untuk mencari video biru lain,kali ini Arthur memilih video yang menampilkan dua pria sedang bersenggama,tak terlihat wajahnya hanya tubuhnya saja,pihak bawah dalam ponselnya hampir mirip dengan tubuh Bumi tanpa pakaian,masih ingat jelas dalam benak Arthur bagaimana lekuk tubuh Bumi di bawah kungkungan nya. Mata tajam Arthur menoleh kearah bokong Bumi yang terbalut celana piyama garis-garis,mau Arthur remas aja rasanya.
Senagaja Arthur menaikan volume suara ponselnya lebih besar, mengabaikan Bumi yang juga sedang memainkan ponselnya sendiri jika merasa terganggu. Resleting dibuka membuat Bumi terdiam merasa waspada saat mendengar suara resleting milik Arthur di turunkan. Kasur bergoyang karena Arthur sibuk menurunkan celana nya sampai batas paha. Bumi semakin kesal,tak ingin menoleh kebelakang karena tau apa yang sedang Arthur lakukan.
"Sshh ahh!" Desahan pertama Arthur membuat tengkuk Bumi merinding,hawa dingin karena hujan deras di luar berubah panas dan penuh ancaman.
Suara penis Arthur yang sedang di mainkan sendiri terdengar jelas di telinga Bumi, rasanya Bumi mau slepet Arthur sekarang juga! Muak dengan tingkah Arthur sedari tadi.
"Shhh.. Bumi..ah!"
Cukup sudah!
Bumi bangun dari tiduran nya dan turun dari ranjang nya, wajah nya memerah karena menahan amarah, kedua tangan sudah terkepal erat ingin menonjok muka Arthur sekarang juga.Mata melirik kearah Arthur yang masih sibuk menuntaskan hasratnya,wajah penuh nafsu terekam jelas di dalam mata Bumi, apalagi saat Arthur dengan senagaja melihat kearah Bumi dengan wajah seperti menikmati apa yang sedang ia lakukan di depan Bumi seakan menggoda Bumi untuk ikut bergabung. Bumi tak Sudi!
Apalagi ini kamar Bumi dan seenaknya saja Arthur pakai buat melakukan hal tak senonoh seperti itu, Bumi saja harus ke kamar mandi buat nuntasin hasrat sendiri."Anak setan!" Geram Bumi sembari melempar bantal yang tepat mengenai wajah Arthur.
Arthur terkekeh tetapi tangan masih sibuk mengocok milik nya sendiri, melihat wajah kesal Bumi malah membuat libido nya meningkat. Sampai Arthur bernafas lega saat cairan putih lengket keluar,mata nya dan Bumi bertemu untuk waktu yang lama, Arthur yakin Bumi ingin sekali membunuh nya sekarang juga.
"Lo ada tisu?" Enteng sekali bertanya, Bumi sudah cukup frustasi meladeni sifat Arthur yang memang sangat menyebalkan. Pantas saja Topan emosi terus jika berhadapan dengan Arthur.
"Tapi lebih enak kayaknya kalau pakai mulut Lo" lanjut Arthur sembari menyeringai.
Bumi menatap tajam Arthur dengan tatapan membunuh,tenaganya bakal habis kalau terus meladeni sifat Arthur. Dengan penuh emosi Bumi keluar dari dalam kamar nya sembari membanting pintu, seharusnya Arthur yang keluar dari dalam kamar nya tetapi kesabaran Bumi sudah tak bisa lagi di toleransi. Mau melukai Arthur pun harus berfikir dua kali,kalau mama nya tau bisa habis Bumi di omelin.
Setelah merasa emosi nya sedikit mereda Bumi membuka room chat grup geng Yaksa menyuruh teman-teman nya yang punya waktu untuk main ke rumahnya,hanya Dimas dan Ken yang bisa lalu disusul Topan lengkap foto dirinya sedang ada di supermarket yang Bumi tau dekat dengan rumah nya, sebuah kebetulan.
Ah, Bumi baru ingat satu hal. Kalau geng Yaksa tau jika Arthur dan Bumi akan jadi saudara maka bisa jadi Bumi di keluarkan dari geng Yaksa,secara Arthur itu kan musuh abadi nya geng Yaksa. Bumi kembali naik kelantai dua untuk mengunci pintu yang masih ada Arthur di dalam nya, biarkan saja Arthur terkunci di dalam.
Tak lama Dimas dan Ken datang,tanpa permisi mereka masuk begitu saja karena memang sudah sering datang ke rumah Bumi. Topan juga datang membawa dua plastik besar di tangan nya, mereka duduk pada sofa di ruang tengah.
"Tumben ngajak kumpul,ada masalah?" Topan bertanya dengan mimik wajah khawatir.
Bumi yang sedang memakan cemilan melirik kearah Topan sembari menggeleng kan kepalanya,tak mungkin Bumi cerita kan ya.
"Pasti kangen sama gue ya?"
Dimas menggeser duduknya lebih dekat kearah Bumi yang membuat Bumi menyikut dada Dimas agar menjauh,tak lihat apa wajah Ken di samping Topan sudah masam karena melihat kedekatan mereka berdua.
"Lagi bosen" jawab Bumi seadanya.
Karena ekspresi wajah Bumi yang memang selalu menampilkan ekspresi wajah serius mau tak mau teman-teman nya mengangguk percaya.
"Haus bang,mau minum" Ken menunjuk sebotol Coca-Cola besar di atas meja,tangan nya menarik-narik lengan baju Dimas,lebih seperti merengek sih.
Ken itu anak nya polos,gemesin badan nya mungil dan padat. Tak bisa berantem seperti yang lain tapi pandai jaga markas, Topan gak bolehin Ken berantem apalagi Dimas yang posesif nya bukan main,suruh Ken jaga markas aja.Dimas yang ingin berdiri ngambil gelas di dapur tak jadi karena Bumi sudah lebih dulu bangkit berdiri menuju ke arah dapur untuk mengambil empat gelas,saat kembali kearah sofa membawa empat gelas di tangan nya langkah Bumi berhenti beberapa meter dari tempat teman-teman nya duduk,di sana sudah ada Indra dan Leafin yang ikut duduk bergabung,mereka itu bawahan paling di percaya oleh Arthur.
"Ngapain Lo ke sini bangsat?!" Dimas mendorong dua orang yang masih duduk di atas sofa sembari memakan cemilan yang sudah di buka Bumi tadi.
"Kasar amat,gue di suruh bos gue gabung" Indra menepis tangan Dimas yang masih sibuk mendorong tubuhnya,hampir jatuh ege.
"Bos apaan?! Bos bajingan kalian gak ada di sini!" Dimas kesal,mood nya jadi buruk karena melihat dua wajah musuh bebuyutan.
"Kalian pergi atau gue bakal.." Topan ingin mengancam tetapi berhenti karena Leafin berdiri dari duduk nya tiba-tiba,mata nya yang sejak awal bertemu pandang dengan Bumi memilih mendekat kearah Bumi.
Untuk anggota Arthur yang ini Bumi ingat,dia yang udah masukin obat kedalam minuman Bumi sampai Bumi berakhir di gagahi Arthur malam itu.
"Tanya aja sama wakil Lo,di sembunyiin di mana bos kami?"
Boleh gak sih Bumi slepet juga si Leafin,sumpah Bumi udah gak tahan mau bunuh orang aja rasanya.
Karena ucapan Leafin barusan ketiga temannya datang mendekat dengan ekspresi bertanya terlebih lagi si Topan."Maksud dia apa?"
.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Molekul [Arthur-Bumi]
Teen Fiction"Lo itu elemen penting dalam hidup gue, memberikan stabilitas seperti atom dalam molekul"-Arthur "Alay!"- Bumi Bumi yang sedang frustasi perihal mama nya karena ingin menikah lagi memilih pergi ke bar untuk menghilangkan stres akan tetapi bumi tidak...