Vote & coment ✨
.
.
.Entah apa lagi sekarang.
Bumi di paksa turun karena kata mama nya ada rapat dadakan, padahal Bumi sudah hampir memejamkan mata siap ke alam mimpi,kalau bukan karena Arthur yang seenaknya saja masuk mengganggu mungkin saat ini Bumi masih bergelut dengan kasur nya."Ini buat seminggu"
Sang papa tiba-tiba menyodorkan sebuah amplop coklat kearah Bumi dan Arthur,lalu mama nya juga ikut mengeluarkan amplop coklat lebih tebal untuk di letakkan pada tempat yang sama.
"Ini buat beli sayur,kalian baik-baik di rumah berdua ya" Bumi mencoba mencerna ucapan mama nya barusan.
Berdua di rumah?
Maksudnya apa ya?"Berita baik,kami mau pergi keluar negeri,honeymoon" ucap sang mama dengan malu-malu.
Mata Bumi terbelalak untuk beberapa menit, sesekali Bumi melirik kearah Arthur yang hampir keceplosan mengucapkan 'yes!' dengan tangan terkepal di udara. Arthur senang bukan main,beda lagi dengan Bumi yang berfikir ini adalah bencana.
"Udah tua" gumaman Bumi dapat di dengar oleh mama dan papa nya,tau maksud ucapan Bumi yang hanya dua kata itu.
"Tua gini kan juga butuh Bumi! Kamu mana tau!" Sang mama menjawab dengan nada keras, telinga Bumi sakit sakit mendengar nya.
Arthur mengangguk setuju padahal kan yang mau bulan madu itu papa nya bukan dia.
"Emang seminggu cukup? Kenapa gak dua Minggu aja?" Usul Arthur sok bijak.
Sang mama tampak berfikir dengan usulan dari anak sambungnya lalu ia melihat kearah suami nya dengan mata penuh harap.
"Gak usah pulang sekalian" Bumi beranjak pergi kembali ke kamar nya. Jelas Bumi tidak setuju, berduaan dengan Arthur itu adalah masalah,tak ingin Bumi berlama-lama di tinggal mama nya.
"Seminggu aja ya,mas juga banyak kerjaan di sini" akhirnya keputusan dari sang suami merupakan keputusan final,tau betul jika Bumi tak setuju jika di tinggal terlalu lama terlebih ia tau apa yang ada di dalam otak anak nya.
Pernah sekali ia memergoki Arthur sedang memaksa Bumi di dapur,tak tau apa yang sedang Arthur dan Bumi lakukan yang jelas tampak sekali Bumi berontak dan Arthur berusaha keras memaksa.
Arthur saat ini memutar bola matanya kesal karena usulan nya di tolak mentah-mentah oleh papa nya,sang papa melihat punggung Arthur yang menjauh dari ruang keluarga.
Pagi hari ini suara koper rusuh di geret keluar rumah, Bumi membantu mama nya membawa koper untuk di masukkan kedalam mobil.
"Baik-baik di rumah ya, Arthur tolong awasin Bumi ya,dia suka keluyuran soalnya"
"Iya ma"
Mau Bumi slepet aja rasanya muka Arthur yang sok baik itu, setelah kepergian orang tua mereka, Bumi kembali masuk kedalam kamar karena hari ini kebetulan libur nasional. Bumi mengurungkan niatnya yang ingin tidur siang karena mendengar suara berisik dari arah luar kamar nya.
"Lo tadi pilih dare! Jangan ngelak!"
"Tapi Leafin gak mau cium bang Indra bang!"
Berisik sekali suasana di ruang tamu,baru juga di tinggal mama papa nya sehari tapi Arthur sudah mengajak teman-teman nya untuk berkumpul di rumah Bumi, mereka sibuk memainkan permainan Truth Or Dare dengan minuman alkohol sebagai pendamping.
Sisiran terakhir di rambut membuat Bumi puas akan penampilan nya malam ini,udah cukup Bumi menahan diri dengan berdiam di dalam rumah nya yang berisik, Bumi mau ke markas geng Yaksa sekalian nginap kalau mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Molekul [Arthur-Bumi]
Teen Fiction"Lo itu elemen penting dalam hidup gue, memberikan stabilitas seperti atom dalam molekul"-Arthur "Alay!"- Bumi Bumi yang sedang frustasi perihal mama nya karena ingin menikah lagi memilih pergi ke bar untuk menghilangkan stres akan tetapi bumi tidak...