2 - Sebastian

107 11 2
                                    

Mohon memberikan dukungannya......







Setelah bertemu Madison di hotel, tepat pukul 3 sore Adnan memutuskan pergi ke kantor untuk bekerja. Dia memang selalu berbuat seenaknya dan pergi ke kantor sesukanya hingga hampir semua pegawai kantor membicarakannya di belakang. Hanya karena Adnan salah satu pewaris Devana grup bukan berarti dia bisa bersikap seenaknya saja. Namun Adnan sendiri tidak peduli dengan ucapan orang-orang karena mereka tidak memiliki andil dalam hidupnya. Lagi pula siapa pegawai yang berani memusuhinya? Bisa-bisa mereka semua dipecat secara tidak terhormat.

Setibanya Adnan di kantor semua pegawai memberinya salam dengan ramah namun pria itu tetap cuek. Adnan segera masuk ke ruangannya namun saat dia tiba disana ternyata ada Sebastian yang tengah menunggu sang adik sambil memangku kaki dengan angkuh. Jelas sang kakak ingin berbicara sesuatu karena dia mau datang ke ruangan Adnan. Sebastian sendiri adalah kakak kandung Adnan yang saat ini memiliki jabatan sebagai direktur bidang keuangan. Sedangkan Adnan adalah direktur bidang sumber daya, posisi Sebastian sendiri lebih atas dari Adnan.

"Tak biasanya kau mau datang ke ruanganku, ada masalah apa sekarang?" Ucap Adnan tak berbasa-basi.

"Kau seharian ini kemana? Sekarang sudah pukul 3 sore dan kau baru datang ke kantor, sungguh tidak etis sekali perilakumu ini!!" Balas Sebastian mencemooh.

"Aku ada urusan tentu saja, lebih baik kau kembali ke ruanganmu sungguh kehadiranmu disini membuatku sangat tak nyaman Seb!"

Sebastian membawa kakinya ke meja dengan angkuh dan menaikan alisnya. Dia sudah lelah dengan sikap sang adik yang tak bisa diatur. Berbeda sekali dengan dirinya yang disiplin dan bertanggung jawab. Sedangkan Adnan hobi berulah dan membuat ayahnya pusing bukan kepalang. Cih tingkah sang adik memang memuakan dan inilah alasan Sebastian tak menyukai sang adik. Mereka terlibat perang dingin yang tiada berkesudahan...

"Maksudmu kau sibuk bermain-main dengan para perempuan?? Cih kau membuat keluarga Devana malu Ad!! Tidak bisakah kau berhenti dengan semua kegilaanmu itu?" Ucap Sebastian kasar.

"Ya aku tak berniat untuk berhenti, jadi kau bisa berhenti juga berpura-pura jadi kakak yang baik, imej itu tak cocok untukmu"

"Setidaknya kau mandilah sebelum berangkat ke kantor, bau spermamu itu memuakan bodoh!!!" Ucap Sebastian mencoba mempermalukan Adnan.

Sebastian segera pergi dari ruangan Adnan begitu saja dengan angkuh, tentu Adnan sedikit merasa malu dengan ucapan Sebastian. Diantara mereka memang kurang akur satu sama lain, sehingga tak ada alasan Sebastian harus berbicara yang baik-baik saja pada sang adik. Belum lagi kakaknya itu selalu berbicara dengan perkataan yang menusuk.

"Ah sial!!"

Adnan memutuskan untuk segera mandi di kantor dan mengganti bajunya. Meski dia sering bersikap serampangan namun Adnan sendiri masih punya malu.




**********





Mr Vivian mengatakan perusahaan bisa mendapatkan modal yang lumayan besar. Berita ini jelas membuat Alexa sangat bahagia karena itu tandanya Vivian Enterprise tidak akan bangkrut. Namun sang ayah mengatakan kalau Alexa harus datang sendiri ke kediamaan Mr Devana. Ya.. tanpa diduga Devana Grup mau membantu perusahaan Alexa begitu mudahnya. Entah apa alasannya pria tua itu pun tidak tahu....

Alexa pun sebenarnya tidak peduli apa alasan Mr Devana setuju membantu. Dia hanya peduli terhadap perusahaan milik keluarganya itu hingga dengan semangat yang membara, Alexa pergi ke kediaman Mr Devana yang ada di pusat kota. Keluarga Devana sangat kaya dan setibanya disana begitu banyak bodyguard yang menjaga kediaman mewah tersebut.

"Halo nona selamat datang di kediaman Devana family, apakah anda Miss Vivian?" Tanya salah bodyguard ramah.

"Yes i am Alexa Vivian.."

Mr and Mrs DevanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang