3 - A boring woman

89 10 4
                                    

Mohon memberikan dukungannya...





"Jadi daddy lagi-lagi menyuruhku untuk pulang karena ini?"

Adnan baru saja duduk di ruangan Mr Devana namun pria tua itu sudah memberikan kabar yang menyebalkan. Padahal Adnan sudah bersikeras tidak mau dijodohkan tapi sang daddy tidak peduli juga. Pria itu merasa sangat kesal karena hidupnya tidak bisa berjalan dengan sesuai keinginan. Memangnya salah kalau dia ingin hidup bebas tanpa terikat dengan yang namanya pernikahan?

"Ya... daddy sudah memutuskan siapa yang akan menjadi istrimu jadi lusa kau harus bertemu dengannya di restoran Alfred!" Ucap Mr Devana memberikan perintah.

"Sudah berapa kali ku bilang dad aku tak cocok dalam situasi perjodohan bahkan aku berencana tidak akan menikah" ucap Adnan sangat keberatan.

"Kalau begitu kau harus siap karena akan ku hapus kau dari daftar pewaris dan akan ku berikan harta ini 100 persen untuk Sebastian!!" Ucap Mr Devana mengancam dengan wajah yang mengerikan.

Pria itu mengepalkan tangannya karena sang ayah mulai memberikan ancaman seputar harta warisan. Tentu saja Adnan tak mau hidup miskin bahkan membayangkannya saja Adnan tak sanggup. Namun dia sangat benci jika jalan hidupnya diatur-atur oleh Mr Devana. Ayolah ini sudah zaman modern kenapa pula dia harus terikat dalam belenggu perjodohan?

"Daddy sudah keterlaluan!!" Adnan geram sekali dengan sang ayah.

"Aturannya hanya ada dua, kau menuruti perintahku atau kau menyingkir dari keluarga Devana!!"

Mr Devana bersikap sangat tegas dan tidak akan lagi bersikap lembek pada anak bungsunya. Dia sudah bersabar selama ini melihat kelakuan Adnan yang makin sinting. Tapi batas kesabaran pria tua itu sudah habis dan dia memutuskan akan mencoret Adnan dari daftar pewaris kalau anak bungsunya itu tidak menuruti perintahnya.

"Ha aku bisa gila..." ucap Adnan mengeluh.

"Ini gadis yang akan dijodohkan denganmu dan daddy harap kau bisa memperlakukan dia dengan baik..."

Mr Devana memberikan Adnan foto Alexa yang sedang tersenyum ceria. Jelas pria itu mulai menaikkan alisnya karena baru saja dia berpapasan dengan Alexa di lantai bawah. Wanita itu terlihat sangat ambisius dan pintar menurut Adnan, jelas sekali bukan tipe Adnan.

"Dia terlihat sangat membosankan..." ucap Adnan sama sekali tak tertarik




**********




Beberapa hari kemudian Adnan bertemu dengan Alexa di sebuah restoran mewah sesuai kehendak sang ayah. Tentu saja Adnan sangat ogah-ogahan datang bahkan tadinya dia tak mau datang sama sekali. Tapi Mr Devana mulai memberikan ancaman lagi seputar harta warisan dan itu terbukti ampuh. Yah siapa pula yang mau hidup miskin meski sebagian orang mengatakan kalau harta bukan segalanya.

Adnan diam sambil memangku tangan begitu angkuh. Dia menatap Alexa yang memakai gaun warna merah muda. Mereka hanya diam dalam waktu yang lama dan itu membuat Alexa tak nyaman. Ayolah memangnya hanya Adnan yang terpaksa dengan perjodohan ini?

"Excuse me... apa kau hanya akan diam seperti itu?" Tanya Alexa memecah keheningan.

"Ya.. lagi pula aku tak tertarik padamu sama sekali jadi jangan bermimpi bisa mengajakku bicara!" Jawab Adnan sombong sekali.

Alexa menaikkan alisnya keheranan, lagi pula dia pun tak berminat sama sekali pada Adnan. Kenapa pula pria di depannya ini sangat percaya diri seolah-olah semua wanita di dunia tertarik padanya?

"Hey kau juga bukan tipeku bodoh! Ayolah pria dengan wajah pucat dan tatapan tajam sepertimu tidak menarik di mataku" ucap Alexa malas.

Adnan membulatkan matanya tidak menyangka jika wanita itu mengatainya bodoh. Alexa adalah wanita pertama yang menghina pria itu. Sejauh ini semua wanita memang tergila-gila padanya dan tidak pernah dia menemukan wanita yang mengatainya begini. Adnan mulai berdecih dan membalas perkataan Alexa dengan tajam.

"Baguslah kalau kau tidak tertarik padaku... lagi pula kau itu tidak seksi dan dadamu rata jadi aku tidak akan menganggapmu seorang wanita" ucap Adnan sambil tersenyum miring.

Alexa mulai kesal bukan main karena Adnan menghinanya. Dia tahu kalau pria itu memang tidak ramah sama sekali apalagi kemarin-kemarin mereka bertabrkan dan Adnan sama sekali tidak minta maaf. Tapi Alexa tidak menyangka jika Adnan begitu sengak dan seangkuh ini.

"Pria gila!! Kau juga jelek dan hidungmu itu seperti pinokio..." ucap Alexa kesal

"Kau juga pendek dan seperti kurcaci" ucap Adnan tak mau kalah.

Alexa semakin emosi karena hinaan Adnan hingga dengan nekat dia beranjak dari duduknya dan mulai menjambak Adnan yang sedang duduk. Tentu saja Adnan berteriak dan tidak menyangka jika wanita di depannya ini sangat bar-bar dan nekat.

"Wanita gila sialan!!"

Adnan membalas jambakan Alexa hingga sang wanita mengaduh. Namun Alexa tak mau menyerah hingga semua pengunjung restoran berbisik-bisik karena mereka membuat kegaduhan.

"Tuan dan nona mohon tidak membuat keributan di restoran kami!" Sang manajer restoran akhirnya datang.

Adnan melepaskan diri duluan dan dia memperbaiki rambutnya yang berantakan. Tak lama pria itu menarik tangan Alexa dan mereka pun keluar dari restoran itu. Ini sangat memalukan dan mudah-mudahan saja tidak ada media yang meliput keributan ini.

"Lepaskan aku!!" Ucap Alexa setelah mereka sampai di basement.

"Harusnya kau tidak membuat malu!! Bagaimana kalau ada media yang meliput kegilaan ini?" Adnan mulai emosi.

"Itu karena kau sudah bersikap kurang ajar padaku!!"

"Ha? Kau tidak bisa berkaca diri? Bukannya kau yang menghinaku duluan?"

Alexa terdiam karena ucapan Adnan memang benar adanya. Namun wanita itu sudah kepalang kesal karena dihina memiliki tubuh yang rata. Baru kali ini ada pria kurang ajar yang menghina kondisi fisiknya. Dengan helaan nafas panjang Alexa mulai menghilangkan emosinya. Dia mengaku salah karena tidak bisa bersikap bijak tapi wajah Adnan yang songong memang membuatnya kesal.

"Sudahlah aku tak mau ribut denganmu, lebih baik aku pulang saja..."

"Ya enyahlah kau dari hadapanku sekarang!"

Kurang ajar! Itulah yang ada dalam hati Alexa. Namun wanita itu tidak membalas ucapan Adnan dan malah memukul kaki Adnan yang panjang dengan kaki pendeknya.

"Gadis gila!!" Adnan berteriak kesakitan.




*******




"Daddy tenang saja aku sama sekali tak keberatan kalau Adnan menikah duluan..."

Sebastian mengatakan hal yang sebenarnya pada sang ayah. Saat ini mereka sedang berada di balkon hall Devana grup. Pertemuan penting dengan Johanson Grup selesai pukul 9 malam dan mereka memutuskan sejenak mengobrol dengan santai.

"Kelakuan adikmu sangat meresahkan dan jalan satu-satunya agar dia segera bertobat adalah dengan menjodohkannya" ucap Mr Devana prihatin.

"Ku rasa Adnan tak akan semudah itu setuju dijodohkan..."

"Dia harus setuju karena daddy mengancam akan membuatnya menjadi gelandangan kalau dia tak bersedia..."

Sebastian tak menyangka jika ayahnya mampu bersikap sangat tegas. Dia yakin sekali kalau Adnan selama ini hanyalah anak bungsu yang manja. Namun rupanya sang ayah sudah berubah menjadi pria tua yang keras karena anak bungsu kesayangannya terus berulah dengan gila.

"Itu merupakan hal yang luar biasa dad.. yah Adnan tak mungkin juga mau hidup dalam kemiskinan" ucap Sebastian sambil terkekeh.

"Kau benar... bocah manja itu memang tak bisa berbuat apa-apa tanpa uang dan oleh sebab itu aku ingin dia mendapatkan pendamping hidup yang kompeten.."

Sebastian terdiam tidak menanggapi ucapan sang ayah. Dia dan Adnan memang memiliki kepribadian yang begitu berbeda. Sejak kecil Sebastian dididik dengan keras karena akan menjadi CEO sedangkan Adnan begitu dimanja karena anak bungsu. Tak heran adiknya itu di usia dewasa malah berulah akibat didikan orang tuanya yang lembek.




Bersambung.....





Mau milih Adnan atau Sebastian nih kalian?

Mr and Mrs DevanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang