7 - Agreement with father in law

31 10 6
                                    

Mohon memberikan dukungannya....





"Kau kesini ingin bertemu daddy?"

Sebastian bertanya dan mencoba untuk mencairkan suasana. Wajah canggung Alexa terlihat sangat kentara dan Sebastian yakin kalau adik iparnya itu bukan orang yang mudah akrab dengan orang lain. Tidak seperti dirinya yang extrovert, Alexa memang memiliki kepribadian introvert. Terlebih Sebastian memang baru pertama kali bertemu Alexa, suruh siapa tak hadir di pernikahan adik sendiri?

"Ya aku ingin bertemu Mr Devana dan membicarakan sesuatu yang penting..."

"Tapi kenapa hanya kau yang datang? Bukankah harusnya kau datang bersama Adnan?" Tanya Sebastian yang membuat Alexa semakin kikuk.

Alexa tengah berpikir jawaban apa yang harus dia lontarkan karena sejauh ini dia dan Adnan memang tidak akrab. Bahkan bukannya akrab, mereka malah bermusuhan sehingga tak mungkin juga dia dan Adnan datang ke kediaman Mr Noah Devana berdua, membayangkannya saja sudah aneh bukan main.

"Menantuku datang berkunjung rupanya..."

Mr Devana datang dengan wajah sumringah, meski posisi CEO masih berada di tangannya namun pelan-pelan Mr Devana memberikan hampir sebagian tugasnya pada Sebasian. Dia sejauh ini hanya mengendalikan perusahan dari belakang saja kecuali pertemuan dengan rekan bisnis itu jelas tidak bisa hanya diwakilkan oleh Sebastian saja. Akhir-akhir ini Mr Devana hanya bersantai dan menggeluti hobinya yaitu membuat akuarium raksasa di belakang rumah.

"Ya bagaimana kabar anda Mr Devana?" Tanya Alexa merasa sedikit lega karena tak usah menjawab pertanyaan Sebastian.

"Kau terlaku kaku Alexa.. anggap saja aku sebagai ayahmu ah ya by the way kemana bocah tengik itu kenapa hanya kau yang datang sendiri?"

"Mungkin saat ini dia sedang bersenang-senang dad.. tadi sih dia pergi ke kantor" Sebastian menimpali percakapan.

"Anak itu masih saja terus berulah... Seb cobalah kau dekati adikmu itu rasanya mommy akan mati muda saat melihat sikap Adnan yang terus seperti itu" balas Mrs Devana resah.

"Aku tidak bisa berjanji mom.. dia seperti kuda liar yang jika didekati malah semakin menjauh"

Percakapan keluarga ini membuat Alexa hanya diam dan tersenyum kikuk. Dia jadi merasa bersalah karena selama ini tidak peduli segala hal tentang Adnan. Tapi mau bagaimana lagi sedangkan pernikahannya saja hasil dari paksaan. Tak mungkin juga Alexa berperan sebagai istri yang perhatian kalau dia dan sang suami selalu terlibat perang tak berkesudahan.

"Sudahlah kalian jangan mengeluh.. mari Alexa kita bicara di kantorku, bukankah kau mau membicarakan sesuatu?" Timpal Mr Devana berusaha tenang padahal pria tua itu juga risau.

"Baik Mr Devana..."

Alexa segera mengikuti Mr Devana dari belakang dan tak lama mereka sudah sampai di lantai atas. Memang saat ini Alexa butuh bicara dengan ayah mertua berdua saja karena ini menyangkut Vivian Enterprise. Alexa harus membuat kesepakatan lagi karena Vivian Enterprise adalah hal yang ingin dia lindungi dengan sekuat tenaga.

"Duduklah dengan nyaman karena kau tampak canggung saat bertemu anak dan istriku"

"Maafkan saya karena saya kadang tak bisa berbasa-basi..." ucap Alexa merasa menyesal.

"Bukan masalah.. baiklah ada perihal apa sehingga kau mau bertemu denganku sekarang?"

"Sejauh ini anda telah menyuntikan dana yang besar untuk Vivian Enterprise dan saya yakin anda membantu kami tidak secara cuma-cuma tetapi ada syarat lain yang mungkin harus saya penuhi namun kalau Vivian Enterprise harus diakuisisi oleh Devana Grup tentu saya tidak setuju sir..."

Alexa berkata panjang lebar dengan mimik muka serius. Memang tidak baik terus-terusan berdiam diri sedangkan dia sangat yakin kalau ayah mertuanya adalah sosok yang perhitungan. Tidak ada yang gratis di dunia ini apalagi jika menyangkut segala hal tentang uang.

"Sudah ku duga kau memang sangat cerdas.. memang aku pun tidak membantu secara cuma-cuma dan mengenai akuisisi tentu aku tidak akan melakukannya jika bukan atas persetujuanmu. Aku membantu Vivian Enterprise karena kau telah bersedia menjadi menantu keluarga Devana, tapi akan lebih bagus lagi jika kau membuat anakku jatuh cinta padamu" ucap Mr Devana panjang lebar.

"Sir urusan cinta bukan...."

"Untuk main-main aku tahu dan aku pun menjadikan kau menantu bukan untuk main-main tapi sebagai menantu aku ingin kau membuat anakku bertekuk lutut padamu dan tidak terus-terusan bermain dengan wanita di luar sana. Yah lebih bagus lagi kalau kau memberiku seorang cucu..."

Alexa terdiam karena kesepakatan ini ternyata jauh lebih menguras tenaga daripada yang dia bayangkan. Tadinya Alexa pikir cukup dengan menjadi menantu keluarga Devana maka selesai sudah. Tak disangka dia pun harus membuat Adnan jatuh cinta padanya padahal dia pun tidak menyukai pria sombong gila itu. Tapi mau menolak pun tidak mungkin karena Alexa sudah masuk ke dalam dunia keluarga Devana.

"Saya tidak mau menjanjikan sesuatu yang sulit seperti ini sir.. terlebih saya pun belum menyukai Adnan dan rasa suka adalah hal yang tidak bisa dipaksakan" ucap Alexa berpendapat.

"Kau coba saja dulu dan tidak perlu terburu-buru... kita akan tahu hasilnya kalau sudah mencoba bukan?"

"Baiklah saya mengerti...."

Alexa merasa terjepit dalam sebuah situasi yang sulit tapi aura dominan Mr Devana sangat sulit untuk dibantah. Hah membuat kepalanya pusing saja padahal Adnan sama sekali bukan tipenya tapi dia harus membuat pria itu jatuh pada pesonanya.




********




"Baby kau datang?"

Mrs Devana menyambut kedatangan Adnan dengan memeluk dan mencium pipi putra bungsunya itu. Ya Mrs Devana menghubungi Adnan dan menyuruh putranya itu datang ke rumah karena Alexa sendiri datang berkunjung. Tentu saja Adnan sangat terpaksa datang tapi tidak mungkin juga dia mengatakan pada sang ibu kalau hubungannya dengan Alexa tidak akur. Adnan tidak mau orang tuanya ikut campur urusan rumah tangganya bersama Alexa.

"Mom stop i am not baby anymore..." ucapnya keberatan karena sang ibu mencium pipinya.

"Dia benar mom, lihatlah kaki panjangnya apakah dia terlihat masih bayi?" Ucap Sebastian malas dengan tingkah sang ibu.

"Oh my god Seb kau tidak sedang iri pada adikmu kan?"

"Tentu saja tidak..." balas Sebastian sambil merotasikan matanya.

"Kau sudah datang?"

Mr Devana menginterupsi percakapan antar ibu dan anak. Pria tua itu datang ke ruang keluarga bersama Alexa yang mengekor di belakang. Percakapannya bersama Alexa ternyata jauh lebih singkat dari yang dibayangkan.

"Ya aku datang untuk membawa pulang Alexa" ucap Adnan sambil melirik Alexa sesaat.

"Malam ini kau dan Alexa harus menginap disini dan aku tidak menerima penolakan, ah ya kami juga sudah menyiapkan kamar yang nyaman untuk kalian berdua supaya kalian bisa saling bepelukan mesra di atas kasur yang sama" ucap Mr Devana terkekeh.

Adnan melotot mendengar ucapan sang ayah tapi tidak mungkin juga dia mengatakan tak mau tidur di kamar yang sama bersama Alexa. Jelas ayahnya bisa curiga, sedangkan Alexa mengedip-ngedipkan matanya pada Adnan meminta pertolongan agar mereka tidak perlu menginap malam ini.

"Dad kami harus pulang" ucap Adnan berusaha menolak.

"Mommy tidak setuju, kau dan Alexa tetap harus menginap malam ini ayo dear kita ke kamarmu..."

Tangan Alexa ditarik oleh Mrs Devana dan wanita itu tidak sempat menolak. Alexa tidak tahu harus bagaimana terlebih Mr Devana menyuruhnya untuk melakukan sebuah misi. Hingga akhirnya dia sampai di sebuah kamar yang luas dan dia yakin ini kamar Adnan.

"Semoga kau betah ya Alexa ho ho kau tahu aku ingin segera memiliki seorang cucu" ucap Mrs Devana sambil mengedipkan matanya.

Tak lama Adnan pun datang ke kamar dengan wajah sangarnya. Tak mau membuang banyak waktu, Mrs Devana segera pergi dari kamar itu dengan menutup pintu agar Adnan dan Alexa bisa berduaan saja......



Bersambung.....




Disuruh cepetan punya cucu ceunah 🤭🤭🤣

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr and Mrs DevanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang