Mohon memberikan dukungannya.....
Alexa terjatuh dalam pelukan Adnan dan saat ini mereka sedang terlentang di lantai. Tentu saja keduanya membeku sesaat dan setelah sadar Alexa segera melepaskan diri. Kenapa pula dia harus terpeleset dan jatuh ke dalam pelukan pria yang dibencinya itu. Bahkan wanita itu tidak sadar gaun tipisnya makin turun dan Adnan segera membuang muka dengan wajah yang memerah. Pria itu merasa tidak punya harga diri di depan Alexa, apalagi secara terang-terangan Alexa mengatakan bahwa dia tidak menganggap Adnan sebagai seorang pria. Bahkan saking tidak dianggapnya, Alexa tak tahu malu sekali berpakaian sangat seksi. Dengan wajah datar Alexa membetulkan pakaiannya seolah tidak ada Adnan di depannya.
"Sepertinya kau sangat nyaman berada dalam pelukanku tadi" ucap Adnan kembali menguasai diri dan tersenyum miring setelah bangun dari lantai.
"Cih apa nyamannya dalam pelukan pria jelek sepertimu maaf saja tapi kau itu bukan tipeku" ucap Alexa sangat angkuh.
Adnan mendekati Alexa perlahan dan wanita itu tidak gentar. Menurut Alexa, Adnan hanya seorang pria manja dan bodoh. Sedangkan Alexa sangat tergila-gila pada pria pintar, jelas saja dia tidak merasa berdebar sedikitpun di dekat Adnan. Sampai saat ini Alexa belum tahu juga kelebihan Adnan itu apa.
"Aku bahkan tidak bisa merasakan dadamu itu sedikitpun saking ratanya!!"
Alexa buru-buru menutup mulut Adnan dengan tangannya karena pria itu selalu bersikap menyebalkan. Ini sudah malam tapi pikiran Adnan tidak bisa jauh dari kata mesum. Namun Alexa tidak sadar kalau posisinya sangat dekat dengan pria itu dan Adnan bahkan bisa merasakan aroma Alexa yang wangi bunga mawar. Belum lagi Alexa dengan sangat percaya dirinya berdiri di hadapan Adnan menggunakan gaun tidur seksi. Entah mengapa kondisi ini terasa aneh menurut Adnan.
"Aku sedang dalam kondisi mood yang buruk jadi lebih baik kau tak bicara!" Ucap Alexa kesal.
"Ck kau sendiri yang selalu mengajak ribut dan lepaskan aku apa yang kau lakukan?"
Adnan melepaskan tangan Alexa yang hinggap di mulutnya dan entah kenapa posisi malah terasa canggung karena baik dia maupun Alexa saling bertatapan dalam jarak yang sangat dekat. Untungnya ponsel Alexa berbunyi dan mereka pun mendapatkan alasan untuk segera pergi dari situasi yang konyol ini.
Selepas Alexa pergi ke kamarnya, Adnan menghela nafas panjang. Jelas tak baik jika dia terus bertemu dengan Alexa setiap harinya. Dia merasa akan mati muda karena selalu saja ribut dengan wanita itu. Lalu pikirannya entah bagaimana melanglang buana dan sosok Alexa yang seksi terus terekam di otaknya. Adnan segera menggeleng-gelengkan kepalanya sekuat tenaga, dia pasti sudah gila... bagaimana mungkin wanita pendek itu sedikit membuatnya terpesona. Tidak... tidak... ini sangat konyol dan memalukan. Dia sudah mencap Alexa sebagai musuhnya dan wanita itu melakukan hal yang sama. Masa hanya disuguhkan pemandangan seksi dia langsung melemah begini? Ayolah Adnan bahkan sudah sering bertemu wanita yang lebih seksi daripada Alexa.
"Haish otakku pasti sudah sinting!!! Ayolah Adnan dia hanya wanita membosankan, Madison jauh lebih seksi dan menggairahkan!!"
*********
"Ku dengar adikmu sudah menikah Seb..."
Sebastian mendapatkan kunjungan dari sahabatnya yang merupakan orang Belanda. Mereka berbincang-bincang di kantor dengan santai, terlebih saat ini Sebastian sedang istirahat dan menikmati camilan makan siangnya. Sebastian sendiri tak menduga kalau sang sahabat mau menyempatkan diri datang ke New York mengingat rumahnya yang sangat jauh. Entah apa alasannya semoga saja tidak merugikan.
"Ya kau benar Isaac... dia sudah menikah dan daddy sendiri yang mencarikan pendamping wanitanya" balas Sebastian sambil menyesap kopi.
"Wah.. ini berita yang sangat besar dan aneh, bagaimana mungkin ayahmu menyuruh adikmu menikah duluan sedangkan kau sendiri jomblo lapuk!" Isaac terkekeh tak percaya dengan situasi ini.
"Sinting!! Aku memang tak punya kekasih tapi bukan berarti hidupku merana bodoh!"
Isaac tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Sebastian. Sahabatnya itu pintar, kaya dan tampan tapi anehnya Sebastian betah sekali dengan kesendirian. Apa mungkin Sebastian tidak tertarik pada seorang wanita?
"Kau baik-baik saja kan sobat? I mean kau tidak menyukai sesama jenis kan?"
"Aku normal sialan!! Hanya karena aku betah sendiri bukan berarti aku tak menyukai seorang wanita... lagipula bocah tengik itu memang harus menikah duluan karena hobi bergonta-ganti jalang dan reputasi Devana Grup sedang dipertaruhkan" ucap Sebastian panjang lebar.
"Wah kalian beda sekali ya! Tapi kalau aku jadi Adnan sepertinya akan melakukan hal yang sama, ayolah wajah tampan kalian sangat sia-sia kalau tidak digunakan untuk menggaet wanita"
"Aku tak suka mengotori tubuh dengan tidur bersama jalang, bodoh!!"
Sebastian bisa dibilang sangat taat aturan dan disiplin. Sebagian besar hidupnya ia curahkan demi Devana Grup dan dia tidak menyesalinya. Dia normal hanya saja belum bertemu dengan seorang wanita yang membuatnya berdebar padahal Sebastian sudah mencoba berkencan selama berkali-kali. Yah mungkin saja Dewi Fortuna sedang tidak ada di pihaknya.
"Haha this is so funny... baiklah sekarang sudah masanya aku berhenti basa-basi, aku datang kemari ingin mengajakmu untuk ekspansi bisnis ke Belanda, karena yang ku tahu Devana Grup belum membuka cabang disana"
"Hm... sejak kapan kau jadi tertarik soal bisnis?" Sebastian menaikan alisnya.
"Sejak ayahku meninggal dan aku terpaksa menjadi seorang penerus.."
Sebastian hanya terdiam namun dia mempertimbangkan tawaran temannya itu. Yah dalam dunia bisnis tidak ada kata teman karena kadang-kadang seorang temanpun bisa menjadi penipu.
"Aku harus mendiskusikannya dengan daddy... ini bukanlah sesuatu yang harus ku putuskan sendiri buddy..."
"Kalau begitu aku akan menunggu berita baiknya... ah ya aku melihat di internet adik iparmu sangat cantik, ku rasa kau akan merasa sedikit menyesal karena yang dijodohkan dengan wanita itu adalah adikmu bukan kau Seb!"
Setelah itu Isaac pergi dan Sebastian kembali melanjutkan pekerjaannya. Dia tak mau ambil pusing dengan ucapan Isaac lagipula perjodohan adiknya adalah urusan sang ayah. Sejauh ini Sebastian memang belum pernah bertemu dengan Alexa karena kesibukannya.
**********
"Bagaimana kabarmu? Maaf aku belum sempat mengunjungimu di rumah baru Alexa..."
"Bukan masalah besar Mrs Devana... lagipula yang harus berkunjung itu saya..."
Alexa berpelukan sejenak dengan ibu mertuanya. Setelah memikirkan dengan matang akhirnya dia memutuskan bertemu lagi dengan Mr Noah Devana untuk membicarakan soal bisnis. Tidak mungkin pria tua itu rela mengeluarkan uang yang banyak demi menyelamatkan Vivian Enterprise secara cuma-cuma.
"Baiklah kalau begitu tunggu sebentar ya soalnya suamiku sedang berada di kolam ikan halaman belakang, kau tahu pria tua macam dirinya sangat suka menikmati waktu sendiri..." ucap Mrs Devana dengan senyuman.
Alexa setuju dan dia duduk di sofa dengan santai sambil melihat-lihat kondisi rumah mertuanya. Disana ada foto Adnan dan Sebastian yang tampak mirip satu sama lain. Mereka terlihat seperti keluarga yang harmonis dan impian banyak orang.
"Hai kebetulan sekali kita bertemu disini...."
Seseorang menyapa Alexa ramah dan orang itu ternyata Sebastian. Meski belum pernah bertemu tentu Alexa tahu karena kakak beradik Devana sudah langganan menjadi pusat perhatian di banyak situs berita.
"Ah ya salam kenal... aku Alexa..."
"Devana... Alexa Devana right?"
Alexa masih merasa asing menggunakan marga suaminya padahal dia sudah menikah. Rasanya Alexa masih belum nyaman menggunakan nama Alexa Devana. Itu sedikit mengganggunya entah kenapa...
"Dan kau pasti Sebastian Devana..." Alexa menimpali dengan ramah.
"Ya... aku adalah kakaknya Adnan dan maaf aku tak hadir dalam pernikahan kalian" balas Sebastian sambil mempersilakan Alexa duduk.
"Itu bukan masalah lagipula kau pasti sibuk.."
"Senang bisa mengenalmu Alexa semoga kita bisa menjadi dekat ya.."
Bersambung....
Hayoo kakak ipar udah ketemu adik ipar🤭🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr and Mrs Devana
RomancePerjodohan klasik antara Adnan dan Alexa yang diawali dengan kebencian namun berakhir menggunakan perasaan.