4 - Family Greetings

63 12 4
                                    

Mohon memberikan dukungannya....






Keesokan harinya keluarga Devana bertemu dengan keluarga Vivian di restoran mewah di pusat Kota New York. Namun Sebastian tidak bisa ikut hadir karena ada urusan pekerjaan di luar negeri. Yah dia adalah sosok yang akan segera mewarisi tahta sang ayah sebagai CEO, sehingga beban kerjanya jadi dua kali lipat lebih banyak daripada Adnan. Tentu saja pertemuan keluarga ini sama sekali tidak diharapkan oleh Adnan. Dia terlihat tidak antusias apalagi melihat Alexa yang sangat tidak menarik menurutnya. Wanita di depannya ini mirip dengan Sebastian yang ambisius dan gila kerja.

"Kalian cantik dan tampan tentu saja kalian pasti bisa menjadi pasangan yang serasi..." ucap Mrs Vivian tampak senang.

"Betul, ini merupakan hal yang membanggakan bagi keluarga Devana yaitu memiliki menantu cantik dan pintar seperti Alexa..." balas Mrs Devana memuji.

Kedua wanita tua itu saling adu pujian dan membuat Adnan jengah. Dia paling tidak suka dengan mode basa-basi seperti ini. Adnan hanya ingin pertemuan keluarga ini segera berakhir. Sedangkan Alexa terlihat memberikan senyuman palsu saat kedua orang tua mereka mengobrol. Lagipula tidak ada yang bisa dia lakukan selain tersenyum karir.

"Aku pastikan Alexa bahagia bersama Adnan... kau tak usah cemas Dom..." Mr Devana tampak meyakinkan calon besannya.

"I hope so.. kau tahu kan kalau Alexa adalah puteri kami satu-satunya dan aku tak mau puteramu menyakitinya..." ucap Mr Vivian sedikit cemas.

Memang sebenarnya Mr Vivian sedikit ragu saat Mr Devana meminta Alexa untuk menjadi pendamping Adnan. Tapi melihat Alexa yang bersemangat untuk mempertahankan Vivian Enterprise, Mr Vivian akhirnya setuju dengan perjodohan ini. Lagi pula sang puteri tak mungkin mau menyaksikan perusahaan yang sudah dibangunnya sejak lama itu bangkrut. Jelas Mr Vivian harus memilih antara perusahaan atau puteri kesayangannya.

Makan malam berlangsung lancar namun para orang tua ingin Adnan dan Alexa bisa menikmati waktu berdua saja. Sehingga mereka terpaksa duduk di balkon menikmati udara malam sedangkan para orang tua mengobrol santai di ruang musik yang letaknya lumayan jauh. Katanya sih mereka harus saling mengenal sebelum menikah, yah syukur-syukur kalau sudah saling suka. Tentu saja Adnan berpikir hal ini hanya buang-buang waktu saja. Dia tak mau tahu semua hal mengenai alexa juga. Dia merasa dari awal tidak memiliki kecocokan bersama Alexa.

"Kau kan ingin menikah demi harta jadi tak usah berharap bisa mengenalku" Adnan mulai berbicara menyebalkan lagi.

"Ya tentu.... aku juga tak berharap bisa mengenalmu, kau tahu berurusan dengan pria angkuh sepertimu itu melelahkan" ucap Alexa tak mau kalah.

"Baguslah... lagi pula apa untungnya aku mengenal wanita yang sama sekali tidak menarik sepertimu" Adnan tersenyum miring sambil menikmati champagne.

"Aku juga tak tertarik pada pria bodoh sepertimu...."

Lagi... Adnan merasa sangat terhina dengan ucapan Alexa. Wanita di depannya ini sangat amat menyebalkan tapi Adnan sedang tidak mempunyai energi untuk berdebat dengannya. Padahal perusahaan wanita di depannya ini hampir bangkrut tapi masih saja bersikap sombong seolah telah memiliki dunia dan seisinya.

"Ya jangan mendekat dan tetaplah berada di posisimu saja untuk selamanya..." Adnan memberi jarak untuk mereka berdua.



********



Hari pernikahan akhirnya datang dan tentu saja pesta yang berlangsung sangat meriah. Keluarga Devana dan Vivian sepakat mengadakan pernikahan di Gereja pada hari pertama dan hari kedua diadakan di Devana Hall untuk acara resepsi. Sayangnya Sebastian masih tidak bisa hadir karena dia masih berada di luar negeri. Dia adalah calon penerus utama Devana Grup maka tak heran kesibukannya kian menggila. Toh yang menikah kan Adnan dan Mr Devana pun tak masalah kalau anak sulungnya itu berhalangan hadir.

Alexa terlihat menggunakan gaun berwarna putih dan hari ini dia benar-benar cantik luar biasa. Mereka akhirnya mengucap sumpah sebagai suami istri dan diakhiri dengan ciuman singkat karena satu sama lain tak mau berdekatan lebih lama.

"Kau mau berdandan cantik pun aku tidak akan tertarik padamu jadi lebih baik kau tidak banyak berharap" ucap Adnan berbisik setelah mencium bibir Alexa.

"Pria gila..."

Alexa malas berdebat di hari pernikahan sehingga dia tak lagi melawan Adnan. Setelah itu para orang tua bergantian memberikan ucapan selamat dan mereka pun tampak bahagia. Yah tak mungkin juga di hari pernikahan mereka harus ribut satu sama lain bukan?

Acara yang berlangsung selama dua hari itu terlaksana dengan baik tanpa hambatan. Pada akhirnya Adnan dan Alexa bisa bernafas lega karena mereka sudah bisa pindah ke rumah mewah yang disediakan oleh Mr Devana. Adnan merasa bibir tipisnya akan robek karena terlalu banyak tersenyum. Sedangkan Alexa merasa kakinya akan copot karena terus mengenakan heels yang tinggi.

Karena tak mau ada yang mengganggu, Adnan meminta para maid hanya datang saat pagi saja untuk membersihkan rumah dan memasak. Dia tak suka bertemu dengan orang asing di rumahnya.

Mereka akhirnya sampai di rumah baru namun Alexa tampak bersusah payah menarik kopernya. Dia membawa barang yang banyak namun Adnan sama sekali tak peduli juga tak mau membantunya. Pria itu sangat cuek bahkan malah duduk santai di sofa sambil menyesap kopi saat melihat Alexa masih mendorong kopernya yang besar.

"Kau benar-benar niat sekali pindahan ke rumah ini ckckck...."

Alexa hanya diam dan dia sedikit melirik sebuah kamar yang tampak mewah dan lebih bagus daripada kamar lainnya. Tanpa diduga Adnan pun menyadari itu dan dengan secepat kilat Alexa berlari kencang sampai masuk ke kamar dan menguncinya dari dalam. Tentu saja Adnan marah-marah karena kamar itu adalah kamar yang dia inginkan. Siapa sangka Alexa memiliki tenaga untuk berlari dengan kencang?



*********



Malamnya pria itu memutuskan keluar dari rumah karena jenuh. Dia mau mengadakan party bersama teman-temannya. Soal kamar Adnan akhirnya terpaksa memilih kamar yang lebih kecil tepat di samping Alexa. Pria itu akhirnya mengalah karena lelah berdebat dengan wanita pendek itu.

"Wah wah sepertinya kau sangat menikmati peran sebagai Mrs Devana ya?"

Sebelum pergi dia melihat Alexa sedang bersantai menikmati wine di depan TV. Wanita itu mengenakan gaun tidur berwarna biru dengan kerah rendah yang tipis dan terlihat tidak peduli pada Adnan. Sejak awal Alexa memang tidak menganggap Adnan adalah seorang pria. Terlebih Adnan mengatakan kalau Alexa itu tidak seksi dan dadanya rata sehingga Alexa yakin Adnan tidak peduli dengan penampilannya.

"Kenapa? Kau tidak suka?" Tanya Alexa sambil tersenyum miring.

"Aku tak peduli... oh ya aku akan pergi semalaman jadi kau jangan mencariku" ucap Adnan merotasikan matanya.

"Baguslah dengan begitu tidak ada yang menggangguku..." ucap Alexa membuat Adnan kesal.

Adnan menaikkan alisnya dan berusaha menahan diri. Pria itu keluar begitu saja dari rumah karena tidak mau ribut dengan Alexa. Dilihatnya ada pesan masuk ternyata itu adalah pesan dari Madison. Sambil tersenyum miring Adnan segera melesat meninggalkan kediamannya menuju tempat pesta.

Padahal Mr Devana sangat membenci teman-teman Adnan yang katanya amoral karena sukanya hanya party dan seks bebas. Namun Adnan masih tak peduli dan sesampainya disana dia melihat Madison dan Adnan sedikit heran. Bagaimana bisa Madison memakai gaun yang sama persis dengan Alexa?

"Hai kau baru sampai?" Madison menyambut Adnan dengan sumringah dengan kecupan di pipi.

"Ah ya.."

Adnan bingung dan dia secara tak sadar malah membandingkan Madison dan Alexa. Ternyata wanita pendek yang katanya bukan tipenya itu lumayan seksi namun Adnan segera mengenyahkan pemikiran aneh ini. Alexa itu hanya wanita yang membosankan dan selalu mengajaknya ribut.

Malam ini Adnan bersenang-senang bersama Madison dan teman-temannya sedangkan Alexa menikmati wine seorang diri di rumah......



Bersambung.......

Mr and Mrs DevanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang