2

308 38 1
                                    

Saat ini gita sudah berada di dalam kelas. Dia berniat menyambung tidurnya yang belum puas akibat begadang semalam sebelum bel masuk berbunyi, tetapi niatnya diurungkan karena kehadiran 2 orang temannya yang menggangu.

"Hai git, tumben lemas banget lo pagi-pag?", teriak salah satu teman gita yang bernama eli

Eli adalah sahabat gita dari SD, mereka sangat dekat karena keluarga eli juga berhubungan baik dengan keluarga gita, makanya mereka bisa berteman. Eli merupakan gadis yang ceplas ceplos, mudah berbaur, ceria, sifatnya berbanding terbalik dengan gita, dan entah mengapa mereka bisa cocok sebagai sahabat.

"Ishh.. berisik li, bisa nggak, nggak usah teriak!" Kesal gita karena rencana tidurnya terganggu.

"Iya nih, eli kebiasaan teriak-teriak terus kayak di hutan aja", ucap teman gita yang satu lagi yaitu dey, sembari duduk disamping gita dan langsung memeluk manja gita.

Dhea atau yang kerapkali dipanggil dey oleh teman-temannya, juga merupakan sahabat gita sejak di bangku SMP. Dey memiliki sifat yang tidak banyak berbicara dan sedikit cuek kalau dengan orang baru, tapi kalau sedah dengan gita dia akan menjadi sangat manja.

"Ishhh.. apaan sih lo dey, kalau dengan gita aja sok manja lo", cibir eli.

Eli dan dey merupakan tempat gita berkeluh kesah, makanya bisa dibilang mereka adalah orang yang paling tahu tentang gita, mungkin lebih dari kakak-kakaknya.

"Biarin, iri kan lo, nggak bisa gini dengan gita", balas dey sambil terus memeluk gita.

"Ngapain gue iri, hati-hati aja lo gue laporin sama kakak-kakaknya gita, bisa mampus lo", balas eli tak mau kalah.

Kakak-kakaknya gita paling tidak suka ada orang lain yang meluk gita selain mereka, walaupun itu sahabat gita sendiri. Bagi mereka gita hanya milik mereka dan hanya mereka yang boleh menyentuh atau memeluk gita. Dan dey hanya berani manja sama gita kalau tidak ada kakak-kakaknya.

"Cepu banget sih", sebel del memanyunkan bibirnya.

"Hahahaha... Takutkan lo", tawa eli

"Stop, pusing gue, hari-hari debat mulu lo berdua", potong gita sebelum dey membalas ucapan eli

"Udah udah sana kembali ke meja, bentar lagi bel", sambungnya.

Ting nong.....

Benar saja, bel tanda jam pelajaran pertama pun dimulai, mereka langsung duduk di bangku masing-masing. Gita satu bangku dengan eli, dan dey di depan mereka.

Setelah 3 jam pembelajaran, akhirnya waktu istirahat pun tiba.

Gita, eli, dan dey bersiap untuk ke kantin, mengisi perut mereka yang mulai keroncong.

Selama perjalanan menuju kantin, banyak pasang mata yang memperhatikan mereka baik itu cowok maupun cewek, terutama perhatian mereka tertuju pada gita dengan segala pesona dan kharismanya.

Tidak sedikit dari siswa maupun siswi  disekolah itu yang menyukai gita, bahkan tidak jarang dari mereka yang secara gamblang langsung menyatakan perasaannya pada gita, walau pada akhirnya mereka selalu ditolak.

Tidak heran, karena kecantikan dan kharismanya, serta aura yang sangat kuat dari gita sendiri, membuat dia disukai oleh dua gender sekaligus.

"Hari-hari ngeliat orang pada terpesona sama lo aja git", celetuk eli.

"Pastilah secara gita gitu loh, gue aja kepincut", canda dey

"Heh.. itu lo aja yang nggak bisa liat yang bening", jawab eli

"Namanya juga hidup li, selagi bisa menikmati yang bening kenapa nggak coba", balas dey

"Dasar buaya lo", ucap eli sambil menoyor kepala eli.

Too Much LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang