14

184 43 3
                                    

"ehhmm" dehem shani sambil jalan mendekati gita dan feni yang masih berpelukan diikuti cindy dan jinan

Mendengar deheman itu gita dan feni pun melepaskan pelukan mereka.

"Eh, hai shan, cin, nan" sapa feni

"Hei fen/ kak feni" ucap shani, cindy dan jinan barengan

"Ada apa malam-malam ke sini fen?" Tanya shani to the points

"Ketemu gita dong" ucap feni santai

"Ayok kak mpen ke kamar aku" ajak gita kepada feni tanpa memperdulikan kakak-kakaknya

"Yuk dek" senyum feni senang

Gita pun langsung menarik lembut tangan feni untuk ke kamarnya tanpa melihat kearah kakaknya yang sedang menatapnya tajam

"Tunggu dulu dek" tahan jinan

Gita pun menoleh ke arah jinan dan menaikkan sebelah alisnya tanda bertanya 'kenapa'?

"Kak feni kan udah lama gak kesini, hmm kita ngobrol-ngobrol dulu aja diruang keluarga ya, kakak kan udah lama juga gak ngobrol sama kak feni" alasan jinan supaya gita dan feni tidak ke kamar gita

Mendengar penuturan jinan, gita hanya diam dan menatap ke arah feni untuk meminta pendapat, feni yang paham dengan tatapan gita hanya menganggukan kepalanya tanda setuju

"Yaudah nanti aja kita kekamarnya ya dek, kita ngobrol-ngobrol dulu sama kakak-kakak kamu" ucap feni sambil mengelus lembut kepala gita dan dijawab anggukan oleh gita

Mereka pun berjalan ke ruang keluarga, dimana gita duduk tepat disebelah kiri feni paling tepi dan disebelah kanannya jinan, shani di sofa single sebelah gita dan cindy di sofa single sebelah jinan.

"Apa kabar fen?" Tanya cindy basa basi

"Baik kok, kalian apa kabar? Udah jarang nih main ke rumah, bunda sama ayah kangen lo sama kalian, terutama nih sama kamu dek" ucap feni sambil mencubit pipi gita gemes

"Isshh, kak mpen jangan cubit-cubit" cemberut gita

"Ihh,, gemes banget sihh adeknya kak mpen ini" ucap feni gemes melihat gita cemberut langsung memeluk gita

Sementara ketiga kakak gita yang menyaksikan itu langsung panas, apalagi mendengar feni menyebut gita adeknya, mereka tidak terima walau kenyataan nya gita memang adek feni juga adek sepupu.

"Enak aja bilang gita adeknya, gita itu adek gue ya fen" batin shani kesal karena gak mungkin bilang langsung

"Ishh, adek apa-apaan sih, mau aja dipeluk gitu sama feni" batin jinan kesal

"Feni ngapain sih pakai meluk-meluk gita terus, pakai segala bilang adeknya lagi" batin cindy kesal

"Kita semua baik juga kok fen, lagi pada sibuk aja, jadi belum sempat mampir lagi" ucap shani berusaha terlihat tenang

Jadi jarak rumah feni dan shani itu lumayan jauh, membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam. Feni tinggal dengan orang tuanya, hanya sesekali feni ditinggal kerja oleh orang tuanya, tidak seperti shani dan adik-adiknya yang memang pisah dengan orang tuanya.

Bukan karena orang tua mereka menelantarkan mereka, tetapi ini memang pilihan shani dan adik-adiknya. Sebelumnya orang tua mereka sudah mengajak anak-anaknya itu ikut dengan mereka, tetapi mereka menolak dengan alasan sudah betah tinggal disini.

Sempat orang tua mereka khawatir untuk meninggalkan anak-anaknya itu disini, terutama mami mereka akan tetapi mereka selalu menyakinkan kedua orang tuanya itu kalau mereka bisa dan akan baik-baik aja, ditambah mereka bilang disini juga masih ada ayah bunda orang tua feni yang akan memantau mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Too Much LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang