36 - Hanya Salsa

17.9K 804 24
                                    

Tubuh Alga yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan mata yang terpejam itu perlahan menggeliat pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Alga yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan mata yang terpejam itu perlahan menggeliat pelan. Manik indah terlihat ketika mata itu terbuka lebar. Alga sesekali menghela napas hingga akhirnya detik berikutnya tersadar.

"Salsa!"

Secara spontan Alga bangkit ke posisi duduk hingga akhirnya merasakan sakit yang luar biasa pada bagian punggungnya. Panggilan nama Salsa berubah menjadi ringisan kesakitan.

"Udah bangun lo?"

Suara Zidan menyambut pendengaran Alga. Tatapan mereka bertemu, Zidan memicingkan mata tak suka ke arah iparnya itu.

"Gue masih benci ya, sama lo, karena nyuekin Salsa," ujar Zidan dengan nada ketus.

Keringat keluar membasahi kulit Alga, ia merasakan mimpi yang terasa begitu panjang.

"Mana Salsa?" Tanya Alga kemudian.

"Di ruangan lain," balas Zidan singkat.

Mendengar nada ketus dari Zidan tak membuat Alga marah atau sedih, ia malah menghiraukaj ucapan itu lalu beranjak untuk bangkit dari ranjangnya.

"Mau ke mana lo?"

Ketika Alga sudah melangkah beberapa kali dengan membawa luka yang bahkan belum sembuh itu akhirnya berhenti. "Gue mau ketemu Salsa."

"Lo gila? Luka lo gede itu anjing! Mentang-mentang kapaknya cuma kecantol dikit. Tiduran nggak?!"

"Gue perlu ketemu istri gue, Zidan!" Napas Alga mulai terengah-engah, ia masih merasakan sakit pada lukanya akibat kapak yang berhasil dilayangkan oleh Keenan waktu itu.

"Sekarang aja lo bilang istri, kemarin kenapa lo cuekin adek gue?" Kesal Zidan. "Duduk nggak, gue disuruh jagain lo, ya! Jangan sampai gue gebukin lo. Gue nggak peduli sama status lo sebagai ketua Eleuther," sambungnya penuh penegasan.

Telinga yang rasanya memanas karena celotehan dari Zidan tidak membuat semangat Alga menurun, ia mengabaikan Zidan dan terus melangkah hingga kakinya berhasil keluar lorong. Meski tertatih, Alga tetap melangkah menyusuri lorong sembari memanggil nama Salsa.

Zidan yang melihat itu memutar bola matanya jengah. Sialan itu anak! Dengan malas Zidan mengikuti dari belakang tanpa menyuruh Alga untuk berhenti, baginya menyuruh Alga sama saja berbicara dengan batu.

"Nggak mau! Aku mau ketemu Alga!" Salsa meronta ketika ditahan oleh Oliver, sudah lama sekali ia tidak bertemu dengan sang suami.

Suara nyaring itu membuat Salsa menjadi tidak sadar ada Alga dari jarak yang tidak terlalu jauh. Alga terdiam melihat Salsa, kerinduannya semakin menjadi-jadi.

"Aku nggak mau tau, ya! Alga aku ha—"

Bruk!—Salsa melangkah sembari menengok ke arah Oliver dengan tatapan kesal hingga tak sadar tubuhnya menabrak sesuatu yang keras.

TRANSMIGRASI SALSA (LENGKAP✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang