Freya menatap pantulan dirinya di cermin, tersenyum miris akan jalan hidupnya. Padahal ia sudah resmi menjadi seorang trainee di sebuah agensi yang cukup ternama.
Tapi tiba-tiba saja orang tuanya memberitahu tentang keadaan perekonomian mereka saat itu, dan hanya freya lah satu-satunya yang bisa menyelamatkannya.
Perusahaan orang tuanya di ambang kebangkrutan, dan ketiga rekan kerja papanya itu bersedia menanamkan sahamnya kalau freya setuju untuk menikah dengan anak-anak mereka.
Iya, anak-anak mereka.
Freya bukan menikahi satu atau dua orang, tapi tiga.
Wow, sejahtera sekali hidup freya ini.
Yang dimana dua diantaranya adalah teman semasa sekolahnya dan satunya adalah masa lalunya yang dengan susah payah ia lupakan.
Eh malah sekarang sudah menjadi istrinya.
Freya hampir gila akan semua ini.
Freya menganggap kalau orangtuanya sudah menjualnya ke ketiga orang yang sudah berstatus menjadi istrinya itu, bagaimana bisa freya membagi cintanya.
"Fre, kamu ga kesambetkan?" Marsha menyentuh bahu freya.
Dan hal itu berhasil membuat freya tersadar dari lamunannya, freya langsung memundurkan langkahnya agar sedikit berjarak dengan marsha.
"Apaan?" Tanya freya.
Yaa freya versi dewasa ini bukan freya si anak kelas sepuluh yang sangat hijau neon dan penuh dengan pengertian.
Selamat bertemu dengan freya si keras kepala, tidak mau kalah dan betah untuk berdebat.
Dan tentunya sangat menyebalkan.
Berterima kasihlah kepada fiony yang sudah membentuk karakter baru di diri freya, karena semenjak kandasnya hubungan mereka beberapa tahun yang lalu freya tidak pernah menjadi si hijau neon lagi.
Trauma katanya.
"Flora sama cepio udah nunggu untuk makan malam bareng." Ucap marsha yang sedikit kikuk.
Karena freya terlihat flat sekali.
"Ya ntar gue nyusul." Ucapan freya ini mendapatkan anggukan kepala dari marsha.
Setelah itu Marsha melangkahkan kakinya pergi dari kamar freya.
Mereka berempat tinggal bersama dan sangat lucu karena kamar mereka semua terpisah, bahkan sudah ada sebulan dari pernikahan mereka. Belum ada yang pernah tidur bersama dengan freya.
**
Ruang makan.
Hanya terdengar dentingan antar sendok, tidak ada yang berniat untuk membuka suaranya.
Fiony sesekali melihat ke arah freya, masih tidak percaya ia dan freya akan kembali bersatu walau dengan memaksa freya untuk menikahinya karena dengan begitu perusahaannya bersedia untuk menanam saham di perusahaan keluarga freya yang nyaris bangkrut itu.
Freya menjadi orang pertama yang selesai makan.
Freya menatap wajah istri-istrinya itu, tidak tau kenapa ia menjadi geli sendiri. Dan untuk pertama kalinya ketiganya mendengar tawa kecil freya.
"Kenapa?" Tanya flora.
Freya menggelengkan kepalanya.
"Lucu aja, ga habis pikir sama semua ini. Bahkan udah mau sebulan tapi gue masih ngerasa ini semua cuma mimpi." Jelas freya di sela kekehannya.
Fiony, flora dan marsha sebenarnya cukup kaget dengan diri freya sekarang, ia dulu tidak pernah menggunakan loe-gue ke mereka.
Tapi sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
02. MNKH ; a sequel of pcrn [ frefio ] END
Fanfictionsangat amat di sarankan untuk membaca cerita PCRN terlebih dahulu. warn: -- gxg content. -- bahasa nonbaku. frefio - freflo - fresha area. cr. frefiouniverse start