15. cafe

273 48 31
                                    

Seperti biasa, apartementnya frefio tidak pernah sepi. Seperti saat inj apartment mereka sudah di datangi oleh marsha, indira, olla, jessi, adel dan juga chika.

Ke-enam orang itu tengah berdebat, membiarkan frefio yang terlihat sangat frustasi akan kehadiran mereka.

"Pokoknya salah satu anak kalian harus ada nama renjunnya, terserah mau di selipin di bagian mana tu nama." Ucap chika.

"Gak, enak aja lo." Seru marsha yang merasa tidak terima akan saran dari chika.

Chika menatap tidak senang ke arah adik kelasnya itu.

"Gue cuma minta namanya di selipin doang, bukan jadi nama utamanya." Chika sudah berkacak pinggang sekarang.

Marsha memutar bola matanya malas, tidak akan menerima saran nama apapun untuk anaknya frefio. Hanya dirinya saja yang boleh memberi nama.

"Kamu udah ada kepikiran namanya belum?" Tanya freya ke fiony.

Fiony menggelengkan kepalanya.

"Gapapa biarin mereka aja, sebagai bentuk ucapan terima kasih karena mereka ada sama kita terus." Ucapan fiony ini mendapatkan anggukkan kepala dari freya.

Kembali ke orang-orang aneh itu.

"Boleh ga sih fre di belakang nama anak lo ada marga gue?" Ucap olla tiba-tiba dengan tampang tanpa dosanya itu.

"Kata gue mah lo kagak usah ngomong kocak." Jessi langsung membekap mulut pacarnya itu.

Dan terjadi pergaduhan antar kacila.

"Anak cowo lo namanya harus ada maxy frederic nya pokoknya, terserah belakangnya mau pake marganya olla atau nama belakang kalian juga terserah. Pokoknya maxy frederic jaya jaya jaya." Ucap si model indira yang sejak tadi anteng tapi ternyata sama saja.

"Nah itu cocok tambahin belakangnya renjun." Seru chika.

"Kagak nyambung kocak." Sambung adel.

"Gimana kalo saran-saran nama ini kita tulis di kertas terus nanti kita ambil dan liat nama mana yang....."

"Gak, lo pikir calon anak gue itu arisan?" Marsha langsung memotong ucapan adel.

Ucapan marsha ini tentu saja mendapatkan tatapan tidak terima dari yang lain, bahkan frefio sudah tertawa akan ucapan marsha.

"Emang chacha mau ngasih nama apa?" Tanya freya yang sudah menghentikan tawanya.

"Fritzy...."

"Gak, masa nanti anak kalian di panggil prit prit sih?" Sekarang giliran chika yang memotong ucapan marsha.

"Yakan bisa di panggil zy anjir." Sepertinya marsha dan chika tidak akan pernah damai.

"Del, mending buru lo nikahin marsha. Biar dia punya anak sendiri dan ga rusuhin anak orang begitu." Bisik jessi yang membuat adel terkekeh.

"Lo kalo mau bisikin itu ke kuping dong anjir, di tengkuk gue gaada kupingnya." Adel menggaplok bahu jessi.

Memang tidak ada yang beres dari mereka satupun.

**

Masih di ruang tamu apartement frefio, hanya saja sekarang mereka sudah tidak memperdebatkan nama anak untuk frefio lagi.

Perdebatan itu berakhir saat fiony mengatakan kalau nenek kakek dari anaknya juga sudah menyiapkan nama.

Fiony mengatakan itu karena kepalanya sudah sangat pusing saat melihat marsha dan chika tidak ada yang mau mengalah.

Bahkan mereka tadi sudah pukul-pukulan dengan bantal sofa.

"Sayang, aku mau kamu nembak aku." Ucapan tiba-tiba ini berhasil membuat freya yang sedang memakan cemilan tersedak.

02. MNKH ; a sequel of pcrn [ frefio ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang