Freya dan fiony sudah kembali dari bali sejak dua hari yang lalu, flora dan marsha tentu saja tidak menutup mata saat merasa kalau freya memang sudah sedikit berubah tidak marah-marah seperti kemarin.
Kemungkinan yang flora takutkan soal freya dan fiony sudah berbaikan pun sudah melintas di pikiran flora.
Dapur.
Sekitar jam enam pagi fiony sudah berkutat di dapur, mereka memang memiliki art, hanya saja art mereka tidak di wajibkan untuk memasak kecuali mereka semua benar-benar sibuk.
Peraturan itu tentu saja di buat oleh ketiga istri freya, ketiganya ingin freya makan hasil dari masakan mereka.
Walaupun faktanya lebih sering freya yang memasak ketimbang mereka bertiga, apa lagi fiony dan marsha. Sebaiknya kedua orang itu tidak usah berkutat di dapur.
Tapi itu dulu sebelum akhirnya fiony memutuskan untuk menonton master chef dari season 1 sampai season 6, walaupun yaa tetap sama saja, tapi setidaknya layak untuk di konsumsi.
"Mau masak apa sayang?" Fiony kaget saat tiba-tiba saja freya memeluknya dari belakang dan mendaratkan kecupan kecil di pipi fiony.
"Astaga, aku kaget freyana..." Fiony memukul pelan lengan freya yang melingkar di perutnya.
Freya terkekeh dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Lepas dulu ih, ini akunya susah gerak." Fiony dapat merasakan kalau freya menggelengkan kepalanya.
"Kamu kenapa bangunnya ga bangunin aku? Terus kenapa pagi banget bangunnya?" Tanya freya.
Fiony membalikan tubuhnya agar berhadapan dengan freya, setelah itu mengalungkan tangannya di leher freya.
"Hari ini jadwalnya aku yang masak terus ntar aku takut kalau marsha sama flora tiba-tiba masuk kamar kamu dan mereka ngeliat kita tidur bareng." Jelas fiony.
Freya memanyunkan bibirnya.
"Ya emang kenapa kalo mereka tau? Kita tu kaya berasa selingkuh deh di belakang mereka." Ucapan freya ini mendapatkan senyuman tipis dari fiony.
Fiony menarik gemas hidung bangir milik freya.
"Fre, aku tau kamu sekarang tu lagi ga adil ke mereka berdua. Dan ga mungkin dong aku pamer ke mereka kalo kamu kecintaan gini sama aku, kasian juga merekanya. Setidaknya kamu harus baik ke mereka juga ya." Jelas fiony.
Walaupun terlihat enggan, freya tetap menganggukkan kepalanya.
"Tapi kalo seandainya di masa depan cinta aku ke mereka sama kaya ke kamu gini kamunya ikhlas ga?" Pertanyaan freya ini berhasil membuat fiony menaikan sebelah alisnya.
Menatap freya dengan tidak yakin.
"Ga mungkin sih." Jawab fiony dengan percaya dirinya.
Freya tertawa karena fiony sepercaya diri itu soal cinta freya kepada dirinya.
"Yakan namanya seiring berjalannya waktu, kan kita gatau kalo kedepannya aku bakalan bosen sama kamu gimana?" Fiony langsung menatap tajam freya.
"Jelek banget ngomongnya, ga suka." Fiony melepaskan tangannya yang sejak tadi berada di kalungan leher freya.
Dan freya menahan saat fiony ingin melepas paksa tangan freya yang berada di pinggangnya.
"Mana mungkin aku bosen sama kamu, bahkan aku tahan tujuh tahun sendiri karena aku cuma mau kamu doang." Ucap freya.
Fiony mencoba untuk mempertahankan wajah kesalnya, padahal ia sangat salting sekarang. Freya menarik dagu fiony dengan gemas.
"Kalo mau senyum, senyum aja nyonya. Gemes banget sih." Dan yaa ucapan freya ini berhasil membuat fiony tidak dapat menahan senyumnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
02. MNKH ; a sequel of pcrn [ frefio ] END
Fiksi Penggemarsangat amat di sarankan untuk membaca cerita PCRN terlebih dahulu. warn: -- gxg content. -- bahasa nonbaku. frefio - freflo - fresha area. cr. frefiouniverse start