Marsha dan freya berpelukan setelah pengadilan mengetuk palu pertanda sahnya perceraian mereka, marsha memeluk erat tubuh freya. Kali ini ia tidak dapat menahan tangisnya lagi.
"Maafin aku ya, aku udah bikin hidup kamu berantakan." Ucap marsha di sela isakannya.
Freya sama sekali tidak menjawab ucapan marsha, tapi tangannya tergerak untuk mengelus punggung marsha.
Marsha melepaskan pelukannya, menatap wajah freya yang terlihat datar-datar saja.
"Maafin papa juga fre." Seru papanya marsha.
Freya sama sekali tidak menatap mantan mertuanya itu.
"Semoga setelah ini kehidupan loe kedepannya jauh lebih baik lagi ya, gue udah maafin semuanya kok." Ucap freya memberikan senyuman tipisnya.
Setelah mengatakan ini freya beranjak pergi, sama sekali tidak mau berurusan dengan keluarga ini lagi. Bahkan disitu juga ada fiony.
Kabar kehamilan fiony sama sekali tidak membuat freya melunak.
Ia hanya mengatakan. "Setelah fiony lahiran gue tetap ceraiin dia."
Sangat keras kepala dan mungkin juga hatinya memang sudah membeku atau bagaimana. Hanya freyalah yang mengetahui keadaan dirinya saat ini.
**
"Hari ini marsha sama freya resmi cerai." Ucap flora sembari merenggangkan tubuhnya, sangat lega karena berhasil menyingkirkan salah satunya.
"Gue ga akan tanda tangani surat cerai itu sebelum fiony tanda tanganin lebih dulu." Ucap flora lagi.
Ara yang mendengarkan ucapan demi ucapan flora hanya bisa menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir kalau ternyata flora bisa menjadi lebih jahat dari dirinya.
"Mereka berdua ga mungkin cerai sih." Ucap ara seraya menyesap minumannya.
"Ya kalo mereka ga mungkin cerai, gue juga akan selamanya jadi istri freya. Hidup mereka bakal terus gue bayang-bayangin, udah cukup selama ini gue ngalah terus-terusan." Ucap flora yang pandangan matanya sudah lurus kedepan.
Ara menganggukkan kepalanya, mencoba untuk memahami wanita di depannya ini.
"Jadi maksud dan tujuan loe dateng ke gue apaan?" Tanya ara.
"Gue tau loe masih suka sama fiony, jadi ayo kita sama-sama hancurin mereka." Jawab flora yang sudah menatap ara.
Ara menaikan sebelah alisnya.
"Skip deh." Ucapan ara ini berhasil membuat flora menatapnya dengan tidak percaya.
**
Singkat cerita, waktu terus berjalan dan sekarang tepat tiga bulan setelah perceraian antara marsha dan freya.
Dengan itu menandakan bahkan kandungan fiony juga sudah berusia tiga bulan, dan selama itu hanya beberapa kali saja freya menanyakan kabar tentang fiony dan kandungannya.
Selebihnya manusia satu itu terlihat cuek-cuek saja, tidak ada tanggung jawabnya sama sekali. Bahkan papa fiony sudah hampir melabrak freya, tapi mengingat kalau disini anaknya juga bersalah membuat orang tua itu sangat bimbang.
Tapi memang tidak sepantasnya freya memberikan hukuman seperti ini kepada fiony.
Fiony sendiri bersyukur karena selama masa kehamilannya yang sendiri ini ia tidak merasakan mual dan mengidam yang aneh-aneh.
Bahkan ia tidak pernah mengidam sama sekali, marsha bahkan sampai menspam fiony setiap harinya bertanya fiony ingin apa.
"Frey, stop ngerengek di ruangan gue." Adel resah sekali karena rengekkan freya.
KAMU SEDANG MEMBACA
02. MNKH ; a sequel of pcrn [ frefio ] END
Fanfictionsangat amat di sarankan untuk membaca cerita PCRN terlebih dahulu. warn: -- gxg content. -- bahasa nonbaku. frefio - freflo - fresha area. cr. frefiouniverse start