17. sour grapes

257 43 31
                                    

"Kita mau kemana chik?" Tanya fiony yang saat ini sudah berada di lobby apartemen bersama dengan chika.

"Temeni gue sebentar aja." Chika sudah membukakan pintu mobil untuk fiony.

"Iya kemana? Soalnya gue belum izin sama freya." Fiony tetap bertahan di luar.

"Bentar...." Chika kembali menutup pintu mobil.

Setelah itu chika mengitari mobilnya, membuka pintu kemudi untuk mengambil sesuatu.

Fiony menyeritkan alisnya saat melihat sapu tangan di tangan chika.

"Lo mau ngap....." Belum selesai fiony dalam ucapannya, chika sudah membekap mulut fiony dengan sapu tangan yang sudah ia olesi obat bius.

Fiony sudah pingsan akibat obat bius itu.

"Maafin gue, fi.." Gumam chika setelah memasukan fiony kedalam mobilnya.

Chika berlari kecil ke arah pintu samping, ia harus segara pergi dari lobby ini.

__

Fiony sudah sadar dari pingsannya, dan menatap tidak percaya ke arah chika. Mata fiony sudah memerah saat tau sahabatnya menjadi pengkhianat seperti ini.

Chika sendiri sejak sadarnya fiony dari pingsannya, berusaha untuk tidak bersitatap dengan fiony.

Fiony sekarang sudah duduk dengan posisi tangan yang sudah terikat di sisi kursi.

Flora tersenyum saat melihat air muka kecewa fiony.

"Padahal sebelumnya udah gue ingetin, tapi lo sama freya ngebodo amatin doang." Flora membelai pipi gembil fiony.

"Tapi gue bakal jelasin, gue ga akan bikin lo berpikir buruk tentang temen lo itu." Flora sekarang sudah duduk berhadapan dengan fiony.

"Chika terpaksa emang ngelakuin ini karena skandal agensi dia ada di tangan gue, skandal yang bisa aja bikin nama dia dan bahkan berpotensi bikin agensi dia bangkrut, jadi mau gamau temen lo itu ada di pihak gue." Jelas flora.

"Tapi temen macam apa sih yang rela temennya di jahatin cuma demi nama baik sendiri? Dia bawa lo ke gue karena takut nama dia jelek." Flora sudah tertawa dalam ucapannya.

"Jahatan temen lo dong dari pada gue yakan?" Flora mencolek dagunya fiony.

"Mana skandalnya ga main-main lagi." Lanjut flora lagi. "Jelasin ra apa skandal temennya itu."

"Prostitusi, ya sebenarnya dia ga terlibat. Tapi anak-anak asuhnya, dan masalahnya disini temen kamu itu tau, tapi selama ini dia juga bungkam. Gimana kalo media tau ini?" Jelas ara.

Ara menatap prihatin ke arah mantannya itu.

Air mata fiony jatuh saat mendengar alasan di balik adanya chika bersama mereka, kenapa chika juga bungkam selama ini.

"Sebenarnya bukan cuma chika doang yang latar belakangnya gue acak-acak, gue juga coba mau rebut marsha dari sisi kalian. Tapi ternyata dia emang setulus itu bantu kalian, padahal gue udah sebaik mungkin selama ini kerjasama di kantor sama dia." Flora sudah menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Si adel juga, tapi mereka ga punya hal buruk di belakang mereka. Dan yap! Waktu gue tau berita hoax cerainya lo sama freya yang terbitin agensi chika, gue langsung cari tau soal agensi dia, dan gue yakin semua agensi itu gaada yang bersih, dan ternyata bener." Flora semakin merekahkan senyumnya.

"Jangan nangis dong, kan kita gaada ngapa-ngapain lo." Flora menghapus air mata fiony.

"Flo, lo harus tepatin janji lo." Ucap chika.

02. MNKH ; a sequel of pcrn [ frefio ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang