13. rumah sakit

341 48 44
                                    

Apartment.

Fiony tidak tau kalau marsha dan yang lainnya memang benar-benar membuat jadwal untuk menjaganya, ya walaupun marsha yang paling sering menemani fiony.

Dan sekarang giliran indira lah yang menemani fiony dari pagi sampai malam, pokoknya sampai dimana marsha pulang dari kegiatannya di kantor.

Dan ini menjadi kali pertama indira dan fiony hanya berdua saja tanpa adanya orang lain, terlihat cukup canggung. Karena dari jaman sekolah pun mereka memang tidak terlalu dekat.

Apalagi fiony kakak kelas indira yang membuat kesenjangan ini semakin terlihat, tapi indira berusaha agar suasana tidak terasa canggung.

Maksud dan tujuan jadwal ini di buat karena tidak ingin fiony stress.

Karena motto mereka sekarang "Anak frefio, anak kita juga."

Terdengar aneh, tapi mereka semua setuju.

Tidak tau sih freya, soalnya hanya freya yang belum mengetahui soal motto itu.

"Oke, lo boleh minum yang ini ce." Setelah membaca komposisi yang aman untuk fiony konsumsi, Indira langsung memberikan minuman kotak itu kepada fiony.

Fiony menggelengkan kepalanya seraya menerima minuman itu.

"Gue terima kasih banget sama kalian semua." Ucap fiony.

Indira menganggukkan kepalanya.

"Santai aja ce, pokoknya nanti kalo lo lahiran salah satu anak lo harus gue yang ngasih nama." Indira menyandarkan punggungnya ke kepala sofa.

Fiony kembali menggelengkan kepalanya, ia yang notabe ibu kandung dari anak kembarnya saja belum terpikir untuk mencari nama.

"Kok hasilnya bisa kembar gitu deh ce? Cara ngadonnya gimana?" Inilah pertanyaan kurang ajar dari si model terkenal yang bernama indira itu.

Fiony membulatkan matanya, tidak percaya atas pertanyaan indira.

"Hehe sorry..." Indira membentuk jarinya menjadi huruf V tanda perdamaian.

"Ohiya, dir. Ini sebenarnya dari lama pengen gue tanya sama lo." Fiony menyamankan duduknya.

Indira juga langsung menegakkan duduknya, sepertinya fiony kali ini akan mengangkat topik yang cukup serius.

"Apa ce?" Tanya indira.

"Lo pernah suka sama freya ga? Jujur aja nih ya sebenarnya gue sering banget cemburu liat lo sama freya, soalnya lo ga segan untuk peluk bahkan cium freya, dan freya sendiri juga biasa aja gitu." Inilah unek-unek yang fiony simpan sejak lama.

Indira reflek tertawa atas pertanyaan fiony ini.

"Yaampun, ce. Ni punggung gue bisa jadi saksi karena dari kecil udah gendong-gendong freya lo itu." Ucap indira di sela tawanya.

"Gue sama dia itu benerran dari kecil bareng, dan ya gue sayang banget sama freya sebagai adik. Lo tau sendiri gue jarang nyebut nama ke freya, gue selalu manggil dia adek kan?" Fiony menganggukkan kepalanya atas ucapan indira ini.

"Bahkan terbesit untuk suka freya juga ga pernah, cuma jujur gue kagum sama sifat dan sikap dia. Apa lagi waktu SMA dulu yang bucin-bucinnya sama lo. Gue sering dulu tu berantem sama manda karena nuntut manda biar sikap sama sifatnya kaya freya." - Indira.

"Jadi ya kesimpulannya, gue sayang sama freya karena dia udah gue anggap adek kandung gue sendiri. Kalo gue mau rebut dia dari lo mah gampang banget sebenarnya ce, waktu kalian putus dulu asli freya sama gue terus. Bisa aja tu gue ngedoktrin pikiran freya yang jelek-jelek tentang loe." - Indira.

02. MNKH ; a sequel of pcrn [ frefio ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang