09;repeated

114 19 19
                                    

♛𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐈𝐍𝐆♛


Haram membuka mata nya dan terkejut melihat laki laki yang menggenggam tangan nya sudah jatuh ke bawah.

"Lain kali jangan sendirian kesini nya okey?"

Haram tak kuasa menahan tangisan nya, ia menangis di pelukan sang papa. "Sudah jangan nangis lagi, kan papa sudah ada disini bersama adek," Ujar jihoon sambil mengusap rambut haram dengan lembut.

"Hiks.... Papa,"

"Iya?"

Gadis itu merenggangkan pelukan mereka dan air mata yang masih terus turun ke bawah. "Papa bakal pulang kan?" Ucap nya tiba tiba.

Jihoon tampak berpikir tetapi seorang gadis bersurai hitam datang menghampiri mereka berdua.

"Om, kapan om datang ke rumah aku?"

"Kapan kapan yaa, om banyak kerjaan."

"Yaah, padahal aku pengen nya om kerumah aku,"

"Sabar ya ra, besok om kasih hadiah sama rora, rora mau?"

"Mau!! Nanti yang banyak ya?"

Haram yang melihat percakapan antara papa dan mungkin orang yang dekat dengan papa nya itu sangat kecewa.

Tanpa mereka sadari, haram sudah lebih dulu pergi dengan air mata yang masih membekas.

"Ayuk om! Kita ke sana dulu yuk!" Jihoon mengangguk dan melupakan haram yang sudah pergi meninggalkan nya.

Haram, gadis itu berjalan sembil terisak, rambut blonde yang menutupi wajah nya membuat orang orang yang melihat nya sangat kasian.

"Hiks, papa jahat!!"

"Jahat! Papa jahat! Hiks...."

"Harami?"

Haram menoleh dan terdapat giselle yang berada di belakang nya. "Mama!" Rengek nya dan memeluk sang mama.

"Eh kamu kenapa sayang?"

"Hiks..... Papa jahat,"

"Maksud adek apa?" Ujar junghwan yang berada di samping giselle.

"Papa cuekin aku waktu ada orang yang ngehampirin papa,"

"Cup cup cup, sudah sudah. Ini kan ada mama,"

"Haram kan kuat," Ucapan itu yang selalu menguatkan haram apapun kondisinya.

Haram mengangguk dan mengajak mama dan abang nya untuk pergi ke minimarket terdekat.

"Mama! Aku mau tanghulu ya!"

"Mama! Wawan mau juga!"

"Iya iyaa, kalian boleh ambil sebuah nya, tapi ingat, harus di habisin."

"Siapp!"

Saat sedang asyik berbelanja, tiba tiba seseorang menarik haram untuk keluar dari sana.

"Lepasin! Mam--mphh!"

Tetapi wajah rami di bekap menggunakan sapu tangan, namun seorang gadis membantu nya dari laki laki misterius ini.

"Lepasin, atau pisau ini akan melayang di leher mu!" Ujar nya penuh penekanan.

Akhirnya pria itu melepaskan haram dari nya dan langsung pergi dari tempat itu. "Are you okey?" Namun, haram sudah lebih dulu menangis di pelukan gadis itu.

"Hiks, takut."

"Sudah, disini sudah ada kakak,"

"Rami-a,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 Brave Girls S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang