07;clip

182 31 8
                                    

♛𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐈𝐍𝐆♛





Setelah perdebatan antara lima gadis keluarga choi dan paman nya yaitu yeonjun, mereka berlima memutuskan untuk pergi kerumah terlebih dahulu.

Di rumah, ahyeon langsung mengambil telefon genggam dan memencet nomer yang tertulis di lembar kertas.

Setelah menunggu kurang lebih lima menit, akhirnya seseorang yang ahyeon tunggu mengangkat telfon itu.

"Hallo?"

"Harami! Ini aku ahyeon!"

"Oh, ahyeon?"

"Iya ini aku, maaf menganggu sebelum nya, kita boleh bertemu sebentar gak?"

"Sebentar, aku liat jam dulu,"

"Ayuk! Kapan? Sekarang? Besok? Atau lusa?"

Ahyeon memikir sebentar, pasti mereka sedang kecewa dengan apa yang paman nya katakan tadi pagi.

"Besok aja, bisa enggak?"

"Boleh! Yaudah aku matiin telfon nya ya," Di sini, ahyeon hanya mengangguk dan sambungan telfon dimatikan oleh haram.

"Gimana kak?" Tanya rora, gadis itu sangat bersemangat sekali.

"Jadi nya besok,"

"Yaahh, padahal rora ingin melihat wajah kak haram kayak gimana,"

"Intinya, wajah nya miriipp banget sama rami."

"Pasti cantik?"

"Banget," Tambah ahyeon, di detik berikut nya mereka tertawa bersama.

Pharita datang dengan membawa secarik kertas yang ia temukan di baju rami saat itu. "Ini, kalian baca yaa, aku mau dengar juga," Ujar nya.

"Ini apa?" Lalu mereka membuka kertas yang ternyata ungkapan rami yang sudah lama ia buat.

Perlahan air mata tak sanggup menggenang di pelupuk mata mereka, bahkan ruka langsung pergi untuk mencari flashdisk yang rami suruh.

"Laptop asa waktu itu mana?"

"Ah, ada. Sebentar aku ambil dulu,"

Lalu mereka memasang flashdisk itu ke laptop dan benar, di dalam layar sudah ada rami yang sedang tersenyum dan terduduk rapih.

"Hai semuanya! Ini aku rami, kalau kalian sudah menonton video ini, berarti rami sudah enggak ada, jangan marah ya kalau rami sudah enggak ada. Kalian tau gak? Kalau ternyata rami punya penyakit pneumothorax, rami tau ini juga dari dokter Na. Kalian tau gak? Kalau rami tuh bersyukur ada kalian di sisi rami, jaga canny baik baik ya, jangan buat canny nangis kalau rami sudah tidak ada.....

.....rora-a,"

"Hm, iya kak?" Ujar nya dengan mata berkaca kaca.

"Jadi anak yang nurut yaa, jangan pernah ngebangkang sama kakak kakak, kali ini dengar nasihat mereka seperti rora mendegar nasihat kakak, kali ini sudah tidak ada lagi yang membuat Rora naik darah tinggi, kalau Rora butuh sandaran, tolong datang ketempat peristirahatan kakak, dan cerita sebanyak banyak nya sampai membuat Rora lega,"

"Canny-a....."

"Canny sudah tidak ada ram, canny sudah pergi bersama mu," Lirih ruka.

"Sekarang, sudah tidak ada lagi yang selalu menasihati mu panjang lebar, sudah tidak ada lagi yang selalu membantu mu tentang hal hal yang tidak kau bisa, tidak ada lagi gadis yang selalu membantu mu untuk menjahili rora," Di sela sela ucapan rami, ia terkekeh sampai matanya tidak terlihat.

7 Brave Girls S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang