Prolog

964 71 10
                                    

Mischella Scarla  yang biasanya dipanggil Mimi adalah putri kedua dari  Ardiansyah Scarlo dan Maya Dinanti saat ini baru saja memasuki bangku kuliah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mischella Scarla yang biasanya dipanggil Mimi adalah putri kedua dari Ardiansyah Scarlo dan Maya Dinanti saat ini baru saja memasuki bangku kuliah.

Adik dari Marchell Scarlo ini mempunyai penampilan yang tidak menarik dan perawakan yang culun, sehingga tampilannya menutupi wajah cantik yang diwarisi oleh ibunya. Walaupun culun, tetapi Mimi pemberani dan bar-bar juga tidak suka menerima pembulian dilingkungannya.

Keluarganya tinggal di perumahan cukup elit di pusat kota, dan memiliki tetangga yang sudah sepuluh tahun hidup berdampingan dengan mereka. Waktu yang lama hidup berdampingan nyatanya tidak membuat para isteri dari masing-masing kepala keluarga akur. Karena dua wanita ini tak henti-hentinya saling mengurusi urusan sama lain.

Benar kata pribahasa Buah Jatuh Tidak Jauh dari pohonnya, semua tingkah laku ibunya menurun di anak-anaknya Mimi dan Teddy, yang mempunyai usia hanya terpaut satu tahun ini.

Tetangga dan musuh bebuyutan Mimi dari jaman orok adalah Teddy Prakoso. Gender saja laki-laki, tapi mulutnya mengalahkan ibu-ibu komplek, bahkan dia juga kalah dari Rima Lessya, ibunya sendiri. Laki- Laki usia 20 tahun itu cukup tampan tapi ketampanan rupanya tak akan awet jika sudah mendengar dia bicara merepet.

Setiap hari ada saja yang dia rumpikan kepada keluarganya tentang Mimi. Untung saja Iqbal Prakoso, ayahnya Teddy adalah sahabat Ardian, karena jika tidak sungguh pasti mulutnya sudah Mimi robek.

"Mom, liat tuh si Mimi masa hari ini pake baju itu lagi sih. Kemarin kuning gonjreng hari ini kuning gonjreng lagi, ngga punya baju kali ya". Bakat menjulid turun menurun yang diwariskan oleh Rima sepertinya sudah menyerap dengan sangat baik di darah Teddy.

"Aduh bang, namanya juga orang udik ya. Pilih baju ngga ada yang bagus, paling juga belinya di pasar malam"

"Kok dipasar malam mom? Itu mah di pinggiran jalan juga banyak yang dijual tiga cepek tiga cepak"

HAHHAHHA

Rasanya Bahagia sekali, jika satu hari telah mendapatkan bahan untuk menjulidkan keluarga tetangganya itu.

***
"Yah, liat tuh tadi waktu ibun belanja sayur, jeng Rima beli toge, masa cuma lima ribu perak. Pelit banget sih"

"Bun, udahlah mungkin mereka mau masaknya sedikit"

"Terus belum lagi yah, ibun liat anaknya yang cowo itu mondar-mandir udah tiga kali manggilin abang siomay, makan terus tapi badannya ngga gemuk-gemuk. Kamu juga liatkan kan dek tadi di depan?" Maya tampak meminta validasi dengan putrinya.

"Iya bun, paling juga cuma nambah bumbu kacang doang si boneka Teddy mah"

Setiap hari selalu saja ada satu topik yang wajib mereka bahas dan mereka laporkan satu sama lain tentang tetangganya. Ntah sudah berapa banyak koleksi topik yang mereka kumpulkan selama sepuluh tahun ini dan belum bisa dipastikan akan berakhir di medan perang, meja bundar, atau justru kursi pelaminan.




Hai selamat datang dicerita baruku
Cek ombak dulu ya kalau ada yang suka baru kita lanjut. See you 🥰

Kamu imoet kamu keren
Ayo vote dan komen

Tetangga JulidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang