BAB 00 : Prolog

90 10 0
                                    

Pada Kerajaan Labestia di mansion yang megah, ketika matahari dan langit berubah senja, menyatu dalam semburat warna jingga yang lembut, terdengar kabar gembira di seluruh penjuru mansion. Seorang bayi perempuan telah lahir, membawa tanda yang sudah dinantikan selama berabad - abad oleh rakyat Labestia.

Di tengah dahi mungilnya, tampak jelas corak kupu - kupu kecil berwarna ungu kebiruan, tanda yang konon dipercaya sebagai lambang takdir penerus yang agung.

Bayi perempuan itu diberi nama, Lyivenna Veronica de Labestia. Sejak detik pertama kelahirannya, bayi itu memancarkan aura yang luar biasa indah. 

Kulitnya putih lembut seperti susu, bagaikan porselen yang dipahat sempurna. Rambut peraknya memantulkan cahaya rembulan malam, seolah - olah langit malam telah memberkatinya dengan sinarnya yang abadi. Mata biru bagaikan permata safir, meskipun masih bayi, tampak begitu dalam dan memesona, memancarkan ketenangan bagaikan laut yang tenang.

Kecantikannya tak dapat disangkal, mengingatkan banyak orang pada Ibunda Grand Duchess Lyssandra, yang dikenal tidak hanya karena kecantikannya yang memikat, tetapi juga kebijaksanaannya dalam memimpin Kerajaan bersama sang Grand Duke.

Rakyat Labestia mulai berbisik - bisik tentang ramalan lama yang mengatakan bahwa seorang penerus dengan tanda kupu - kupu akan membawa era baru bagi era Kerajaan. Mereka yang percaya pada ramalan tersebut memandang kelahiran Lyivenna sebagai awal dari kebangkitan dan kejayaan baru, namun mereka yang tidak percaya mempertanyakan apakah bayi kecil itu dapat menanggung tanggung jawab sebesar itu. Tidak sedikit pula yang melihat tanda itu sebagai potensi ancaman bagi mereka yang merasa posisinya tergoyahkan.

Lyivenna tumbuh di bawah pengawasan ketat mansion, dikelilingi oleh cinta keluarganya, namun juga oleh bayang-bayang konspirasi dan ambisi dari para bangsawan yang mengincar takhtanya. Setiap langkahnya diawasi, setiap gerakannya diukur, seakan takdirnya sebagai penerus sudah ditetapkan sejak kelahirannya.

Namun di balik segala keindahan dan pujian yang ia terima, Lyivenna menyimpan perasaan yang belum dipahami oleh siapa pun. Apakah dia benar - benar ingin menjalani takdir yang dipaksakan kepadanya, ataukah dia akan menempuh jalan yang berbeda?

Di sinilah kisah Lyivenna Veronica de Labestia dimulai, sebuah perjalanan yang akan menyingkap rahasia di balik tanda kupu - kupu yang ia bawa sejak lahir, dan bagaimana ia akan menentukan nasib Kerajaan Labestia di masa depan.

...

Saat Lyivenna menginjak usia lima tahun, kecantikannya semakin terpancar, bagai pinang dibelah dua dengan sang Ibunda Grand Duchess Lyssandra. Sejak kecil, Lyivenna dikenal sebagai anak yang tidak pernah menyusahkan dan jauh dari sifat cengeng. Meskipun pendiam, ia memiliki keceriaan yang menular, terutama ketika bersama kedua orang tuanya. Senyumannya manis seperti madu, sementara wajah cerianya memancarkan kehangatan, bagaikan matahari yang baru terbit di cakrawala pagi.

Pada bulan ketiga di awal tahun, sekali lagi kabar gembira menggema di seluruh penjuru istana. Kerajaan Labestia menyambut kelahiran seorang bayi perempuan, bukan laki - laki seperti yang umumnya diharapkan sebagai penerus di banyak Kerajaan lainnya. Bayi perempuan kali ini memiliki mata hijau bak permata emerald, kecantikannya pun tak kalah dengan sang Ibunda Grand Duchess dan kakaknya, Lyivenna.

Saat itu, suara tangisan bayi menggelegar di lorong - lorong Mansion, menarik perhatian Lyivenna yang tengah bergegas menuju kamar sang Ibunda Grand Duchess. Ketika pintu besar itu terbuka, matanya segera menangkap sosok mungil dalam dekapan Ibundanya, yang duduk dengan senyum riang dan kelegaan terpancar di wajahnya.

"Lyivenna, anak Ibunda... Lihat, ini adikmu, sayang." Ujar sang Ibunda Grand Duchess dengan lembut, memperlihatkan bayi menggemaskan dalam pelukannya.

"Adikku? Dia cantik seperti Ibunda," Sahut Lyivenna dengan senyum menggoda, bibirnya mengulum tawa kecil.

"Haha, dia juga manis sepertimu, sayang..." Kekehan sang Ibunda Grand Duchess terdengar lembut, membuat Lyivenna menatap bayi itu lebih dalam.

Pandangan Lyivenna kini terpaku pada adiknya yang baru lahir. Bayi mungil itu, seolah-olah sudah mengenali sosok kakaknya, tertawa lebar sambil menatap langsung ke arahnya. Hati Lyivenna tersentuh oleh ikatan yang mulai terbentuk di antara mereka, meskipun adiknya baru saja melihat dunia untuk pertama kalinya.

Lyivenna yang tadinya terpukau oleh kehadiran adik barunya, sejenak mengalihkan pandangannya kepada sang Ibunda Grand Duchess. Ada rasa penasaran yang menggelitik hatinya, dan dengan lembut ia bertanya, "Ibunda, siapa nama adikku yang cantik ini?"

Sang Grand Duchess tersenyum lembut, seolah ingin memberikan lebih dari sekadar jawaban sederhana. Matanya yang penuh kasih menatap kedua anaknya, sebelum menjawab dengan nada penuh kelembutan dan kebijaksanaan, "Adikmu bernama Yevellyn Jiselle de Labestia."

Ia terdiam sejenak, memberikan Lyivenna waktu untuk merenungi nama itu, sebelum melanjutkan dengan nada serius namun penuh kehangatan, "Kelak, kamu harus menjaga dan melindungi adikmu ini, Lyivenna. Jangan pernah sekalipun kamu mengabaikannya, apa pun yang terjadi. Kamu adalah anak sulung, Lyivenna Veronica de Labestia, dan kalian berdua adalah satu kesatuan di Kerajaan ini. Hanya dengan kebersamaan kalian, dengan ikatan yang kokoh di antara kalian berdua, kalian akan mampu menempuh jalan - jalan yang sulit dan penuh tantangan."

Kata - kata sang Ibunda Grand Duchess menggema di diri Lyivenna, seolah membentuk benang takdir yang tak terpisahkan antara dirinya dan Yevellyn. Meski usianya baru lima tahun, Lyivenna merasakan tanggung jawab besar yang perlahan mulai tumbuh dalam dirinya. Pandangannya kembali tertuju pada bayi mungil yang berada dalam pelukan Ibundanya, dan tanpa sadar, tangannya yang kecil terulur, menggenggam erat tangan adiknya. Saat itu juga, seolah sebuah janji tak terucap terpatri dalam hatinya —bahwa ia akan selalu ada untuk melindungi adiknya, apa pun yang terjadi.

Di balik keheningan ruangan kamar mansion, Lyivenna merasakan awal dari takdir yang baru. Tak hanya sebagai seorang Putri Kerajaan Labestia, tetapi juga sebagai kakak yang akan menjadi penjaga setia adiknya dalam menghadapi dunia yang penuh dengan rintangan dan bahaya.

To be continued.

Hi, All readers!

Welcome to my new story, after long time no update..

Jadi, kali ini, ceritanya fantasy, ada sihir-sihirnya, dan ini termasuk Alternative Universe.

Ini berjudul : "Butterflies of Labestia: The Heir's Final Light".

Dan, pairing di sini Lalisa Manoban dan Cha Eun-woo ; tapi bisa jadi Lalisa Manoban dan Lee Seunghoon.

Cast utamanya : Lalisa Manoban, (udah pasti).

Karakter Name :

1. Lalisa Manoban as Lyivenna Veronica de Labestia (Putri Sulung Labestia).
2. Hwang Yeji as Yevellyn Jissella de Labestia (Putri Bungsu Labestia).
3. Tiffany Young as Lyssandra (Grand Duchess Labestia).

See u all soon on next chapt!!

Butterflies of Labestia: The Heir's Final LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang