Sakit?! Ya Dia Sakit? Atau Aku?

27 5 0
                                    

Semuanya kacau, baik untuk yanan maupun daram.

Didalam ruangan pribadi yanan, ia masih merasa sedih sekaligus merasa bersalah.

Seharusnya ia tak bersikap sekasar itu? Tapi jika diingat kembali, ini bukan yang pertama kali tapi sudah kesekian kali.

Biasanya daram akan berusaha mendekatinya lagi, seperti kekerasan yang lebih dari pada tadi tak pernah terjadi namun mengapa kali ini? Apa daram sudah menyerah dengan pernikahan ini? Apa dia ingin berpisah? Tapi bukankah ia sudah tau jika tabu dalam pernikahan jika berpisah. Apa ia akan mencoba menjauh?

Entah mengapa rasanya yanan semakin merasakan luka menganga dalam hatinya, apa daram akan memaafkannya jika ia meminta maaf? Sanggupkah ia memandang wajah daram yang seperti tadi? Yanan merasa bahwa tadi di dalam mata daram sudah tak ada lagi semangat hanya kata menyerah dan pergi.

"mianhae,, daram,,, jongmal mianhae" ucap lirih yanan, sedangkan dalam posisi dita atau lebih tepatnya didalam tubuh daram.

Ia hanya bisa menangis tertahan, ia sungguh merasa kasihan kepada pemilik asli tubuh ini. Malangnya dirimu daram, apakah setiap saat kamu seperti ini? Menanggung semuanya sendiri? Sejujurnya dita ingin menangis meraung tapi tidak bisa ia lakukan. Tubuh ini melakukan hal lainnya, seperti sudah jadi makanannya sehari - hari. Tangisan tertahan ini sungguh menyakitkan, bahkan untuk dita sendiri ini jauh lebih sakit.

Ya Tuhan! Ya Dewa!! Sungguh malang sekali kamu daram,

"hiks... Hiks,,," suara pelan keluar dari mulut daram. Itu walau pelan dapat sedikit terdengar dari luar jika mendekat, secara otomatis pengawal yang menjaga pintu dan dayang dapat mendengarnya. Sungguh tangisan yang memilukan,
(bahkan saya juga menangis, malang banget ini cerita. Siapa yang buat ini cerita.. TwT) {jahat we,, bikin saya juga nangis}

Setelah beberapa menit

Daram keluar dari kamar, penjaga, pengawal serta dayang memandang iba sang majikan.

Walau sang majikan menutupi dengan mempoles diri{make up} tapi mata bengkak dan mata merah tak bisa ia samarkan,

"weo?" tanya daram kepada mereka.

"tidak ada nona,, anda ingin pergi? Kami siap menemani" ucap dayang, sungguh mereka yang terdiam tak sanggup untuk melontarkan suara. Takut suara bergetar mereka membuat sang majikan makin bersedih, itu saja yang menjawab berusaha keras untuk bersuara dan bersikap biasa saja.

Daram menggeleng pelan dengan senyuman lembut, sungguh dalam pandangan mereka nona mereka itu cantik malah sangat cantik. Tapi takdir membawanya ke keadaan yang memilukkan namun biarpun begitu senyuman nona mereka masihlah cantik walau kalaupun dilihat/diteliti dengan seksama ada jiwa yang sakit serta lelah didalamnya, sungguh nona kami yang malang.

"aku ingin ketempat kediaman ahyeon, kalian disini saja!! Siapkan keretanya" ucap daram lembut, mereka membungkuk. Salah satu pengawal pergi menyiapkan apa yang diminta majikannya,

Tampak mereka yang lain disana menatap tangan yang tadi mereka saksikan sendiri sejahat apa tuan mereka.

Dan yah lagi dan lagi nona berhati malaikat mereka ini berusaha memutupinya, sungguh... Sungguh tak bisa dijabarkan bagaimana rasa bangga sekaligus sedih ini diungkapkan.

"kalian melihat apa? Naneun gwenchana" ucap daram yang mengetahui lirikan dayang serta pengawalnya, kini kereta sudah siap. Daram bersiap untuk pergi namun....

"nona,, biarkan saya menemani anda" ucap jun orang kepercayaan yanan,

"tidak perlu-" ucapan daram terpotong.

"tuan yang meminta dan ia meminta saya jika anda bersikeras menolak maka saya harus memaksa anda" jawab jun orang kepercayaan yanan,

Daram hanya tersenyum. Ia tau bahwa yanan akan melakukan itu sebagai saksi apakah benar pemilik tubuh ini akan meminta maaf atau membuat kekacauan, ia hafal sekali tabiat pria itu. Ia pasti akan melindungi dengan sekuat tenaga wanita yang dicintainya,

Dicintainya? Sungguh indah. Tapi sedih disaat bersamaan!!

Padahal yang sebenarnya,

Yanan yang bersiap pergi berburu untuk menghilangkan penat dalam fikirannya mendapati kereta yang selalu dipakai daram jika berpergian.

Ia sedikit bingung? Mengapa disana? Mau kemana daram di jam begini? Apa ia tidak tau bahwa hari mulai menjelang senja,

"apa daram menyuruh kalian?" ucap yanan kepada pengawal serta kusir suruhan daram. Mereka membungkuk hormat,

"ia tuan!!" jawab salah satu dari mereka.

"jun... Temani nona,, kamu bisa mengikuti daram dari belakang" titah yanan, yang sudah berada di belakang sang tuan setelah mengantar ahyeon tadi.

"baik tuan" jawab jun patuh, yanan yang punya niat berburu ia urungkan niatnya. Ia kembali masuk, namun dari jauh ia melihat daram yang berjalan mendekat tanpa ditemani dayang maupun penjaga? Apakah daram sudah mulai kehilangan akalnya? Dijam segini mau pergi tanpa pengawalan sama saja mencoba bunuh diri. Di siang hari saja masih rawan, apa lagi?

Tunggu
.
.
.
.
.

.
.
.

Bunuh diri? Tidak mungkinkan? Ia mau meninggalkannya sendirian lagi?

Ah ya benar
Lagi!!
Untuk kesekian kali!!

Lupakan dulu itu,, pergelangan tangannya! Ya itu yang penting. Yanan menepi, menyembunyikan diri.

Ia melihat dengan jelas daram menyembunyikan dengan baik luka yang ia torehkan tadi, bahkan sampai saat ini pun daram masih memikirkan mukanya{image yanan}. Padahal bukan seperti itu, daram melakukan itu! Menyembunyikan lukanya agar ahyeon tidak terlalu banyak bertanya dan membuat orang disekelilingnya mengasihanya.

Ia {dita} tidak ingin dikasihani!! Bukan dirinya walau nyatanya bukan ditubuhnya!!

Skip time

Dikediaman ahyeon

Sebelum sampai daram hanya mengikuti prosedur dari jun, ia sudah terlalu lelah untuk menolak. Baginya ia kesana untuk meminta maaf, ia juga merasa bersalah dan setelah itu ia akan menerima hari esok dengan tenang. Karena kalau dalam cerita kalo yang selalu berhubungan dengan ahyeon, yanan tak akan segan - segan!! Walau itu oemmanya sendiri.

Oemmanya saja dia hadang, apalagi dirinya yang hanya sebutir debu ini.

Bersambung

Yey... Up lagi karena sebagai permintaan maaf lewat hari lagi ^//^"}

Jadi banyak vote dan comment dong yah.. Yah... Biar semangat updatenya!!

Dan jika banyak typo mohon dimaafkan!!

PanoramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang