Berjalan Lancar{!}

24 5 0
                                    

Aku update lagi karena melewatkan beberapa senin belakangan yang sudah kujanjikan di awal,

Jadi yang baca vote dan komentar yang banyak nih yah.. Biar makin semangat uploadnya ^^~

Dan kalo banyak typonya maafkan aku yah

Balik ke cerita

"kamu ingin menemuinya kan?" tanya sang mertua, daram bingung.

"oemmamu sayangku" ucap sang mertua, daram yang mendengar secara spontan senang bahkan senyumannya tak dapat ia tahan.

Daram menganggukkan kepalanya,
"oemma,,, besok adalah hari peringatan kematian appaku jadi apakah.." ucapan daram yang terpotong sebab sang mertua sudah menyelanya.

"tentu..kamu bisa menjenguk mereka" jawan mertua dengan semangat, lalu wajah mertuanya kembali menyendu.

"mianhae,, sepertinya ditahun ini pun oemma sebagai mertuamu tak bisa menemanimu. Akan ada acara besar di kerajaan, appa dan oemma diundang untuk datang" ucap sang mertua,

"gwenchana imnida.. Oemma dan appa bisa pergi tanpa harus merasa bersalah denganku, aku yang ingin meminta maaf padamu karena sepertinya tahun ini akan absen dalam acara itu, tapi oemma,, suamiku bisa pergi dengan oennie ahyeon. Aku sudah berbicara pada oennie dan yanan mengenai hal ini dan mereka tak mempermasalahkan itu, sebab mereka juga selalu dalam keseharian tugas kebanyakan bersama. Jadi kurasa tak ada salahnya sama kayak seperti mereka pergi bertugas" ungkap daram dengan bahasa halus agar sang mertua tidak marah, bukan padanya tapi pada ahyeon.

"ini juga karena mereka adalah duta antar kerajaan, oennie wanita terpelajar dan suamiku adalah pria tampan yang sangat cerdas dan bijaksana" lanjut daram, sang mertua yang mendengar penuturan sang menantu hanya tersenyum tapi tertutup wajah gusar. Ia tau, bahwa selama ini daram menjadi orang yang tak pernah diharapkan. Namun biasanya daram akan memperjuangkan tapi kini sang mertua dapat menangkap rasa menyerah menguar keluar dengan gilanya dari sang menantu,

Seperti tau isi pikiran sang mertua.

"oemma..aku bukannya menyerah!! Hanya saja, menerima dan mengikhlaskan adalah juga sebuah pilihan bukan. Jadi sepertinya, aku akan mencobanya" tutup ucapan daram dengan senyum bijaksana, sang mertua yang mendengar itu langsung jatuh air mata dipelupuk matanya.

"oemma.. Naneun gwenchana.. Jadi jebal.. Berhentilah menangis, aku sedih melihatmu menangisiku. Aku seperti anak yang gagal, bukankah aku anakmu oemma. Jadi maukah oemma tersenyum dan menjadi pendukung dari setiap keputusanku?" ungkap daram sembari menatap sayang dan menyecum kedua tangan sang mertua sebentar lalu setelah itu menempelkan kedua tangan sang mertua ke kedua pipinya,

Oemma hanya mengangguk dan berusaha menahan agar air mata selanjutnya tidak jatuh turun dari pelupuk matanya. Daram tersenyum,

'ini lebih baik, mianhae daramssi.. Demi kebaikan semuanya' batin dita asli.

Bersambung

PanoramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang