Perayaan II

25 7 0
                                    

Besok hari

Pagi hari

Matahari mulai perlahan terbit

Daram terkejut, seingatnya ia tidur sendirian. Namun mengapa ada yang memeluknya? Berbalik perlahan, ia mendapati yanan memeluknya.

Ok daram mulai berhalusinasi parah, tapi tunggu?! Ini nyata. Daram spontan menyingkirkan tangan itu dari dirinya, ia bangun.

"micosso" umpat daram, ia hanya memakai hanbok tidur tipis. Ia pun melirik orang pabo disampingnya, ia tidur dengan nyaman. Daram menajamkan pandangannya berharap orang pabo ini tertusuk{?},

"shibal" umpat daram kembali. Ia menyibak selimut dengan kasar, ia bangun dengan terburu - buru sembari menahan emosi dipagi hari. Ia tak ingin paginya kacau, gara - gara pria pabo ini.

Daram memanggil dayang, dayang memang akan selalu bangun lebih pagi dari tuannnya. Dayang yang masuk juga terkejut dan melihat sebentar kearah nyonya dan tuannya,

"wae?" tanya daram sudah dongkol.

Dayang hanya menggeleng patuh, lalu ia menyiapkan keperluan sang nyonya. Daram mendekati dayang,

"kapan ia datang?" tanya daram kepada salah satu dayang. Dayang bingung, kemudian.

"sepertinya setelah kami keluar dari kamar ini nyonya, kami tak begitu pasti tau.. Mungkin para penjaga di depan tau" jawab salah satu dari mereka, daram mengangguk sebagai jawabannya. Ia tak ingin berlarut emosi menguasainya, para dayang pun kembali menyiapkan keperluan tuan dan juga nyonya mereka. Ini adalah pertama kalinya lagi setelah lama sekali menyiapkan keperluan tuan mereka, mereka tau jika tuan mereka ini hanya pas pernikahan datang di kamar ini dan setelah itu yah ini adalah setelah sekian lama.

"tanya orang kepercayaan yanan, apa biasanya sarapan yang di sukainya. Lalu siapkan untuknya" titah daram ke para dayang, dayang hanya mengangguk patuh.

Setelah persiapan untuk daram selesai, daram pun mulai bersiap. Dari mulai membersihkan diri, hingga kini sudah memakai pakaian dan siap sarapan.

Daram duduk di tempat yang biasa ia sarapan, jika tak ada 'suaminya' itu mungkin saja daram sarapan diatas kasur seperti kebiasaanya.

Untuk persiapan sang 'suami' sudah berada di sisi kiri bawah kasur mereka, daram menikmati atau mencoba menikmati waktunya. Mencoba menghilangkan emosi dengan menikmati sarapannya,

Setelah berkutat dengan sarapan dan persiapan pergi untuk waktu yang lama sepertinya. Mengapa demikian? Karena barang bawaan atau lebih tepatnya barang ganti yang dibawanya cukup untuk pergi dalam waktu yang lama, tidak banyak memang malah hanya beberapa lembar tapi seperti sudah persiapan yang matang. Itu bukan persiapan orang yang pergi dalam waktu singkat, barang bawaan yang dibawa daram.

"sehabis ini mari kita menemui oemma appa 'mertua', meminta izin dan restu serta doanya untuk bekal perjalanan" ucap daram, dayang beserta penjaga dan pengawal yang memang ikut dengannya di awal dia masuk di kediaman yanan mengangguk patuh. Daram hanya membawa orang - orangnya, baginya di dalam kediaman ini tidak ada yang benar - benar dipihaknya kecuali orang yang dia bawa dari tempatnya. Daram melangkah keluar kamar, ia tanpa menoleh ataupun melirik sang 'suami'. Dengan mantap daram pergi, ia tak ingin membuang waktu berharganya.

Sepeninggal daram, yanan membuka matanya. Ia duduk, menyurai rambutnya kebelakang.

"jun" panggil yanan dari dalam kamar,

"ia tuan" jawab jun dari luar.

"sudah persiapkan semuanya?" tanya yanan kembali,

"sudah tuan" jawab jun.

"bagus, tunggu aku bersiap sebentar lalu kita jalan. Bawa pengawal dan penjaga yang biasanya kita bawa" titah yanan,

"mereka semua sudah bersiap diposisi yang mulia" jawab jun.

"bagus" jawab yanan, yanan pun turun dari kasur dan mulai bersiap. Tak lupa sarapan yang di siapkan oleh dayang daram,

"kamu ingin pergi dariku maka aku yang akan mengejar dan menempel padamu" monolog yanan.

Skip tempat

"oemma, aku meminta berkahmu!! Dan juga doamu agar lancar. Serta mungkin dalam waktu lama akan disana, sebab harus mengawasi peninggalan pekerjaan oemma appaku.. Mianhae oemma,, tidak bisa selalu setiap pagi menjengukmu, tapi akan kukirim banyak surat setiap hari jika ku bisa" ucap daram kepada oemma.

"kamu tidak menyayangi oemma disini sendiri?" rayuan oemma 'mertua',

"biarkanlah anakmu pergi, ia hanya menjalankan tugasnya. Ini sudah saatnya, harusnya kamu memantapkan hatinya bukan malah sebaliknya" ujar appa 'mertua' bijaksana.

"khamsamnida appa" balas daram sopan,

"kamu tuh yah, dia anak perempuan kita satu - satunya dan kamu.."oemma tak mampu melanjutkan ucapannya karena sudah menangis.

"a,,,,,oemma" ucap daram dan langsung memeluk oemma,

"aish,,, jinja,,, hati - hati dijalan. Jangan lupa untuk selalu mengirim pesan" balas oemma setelah berhasil menghentikan sementara tangisnya. Daram hanya mengangguk,

{Drama picisan ini berlangsung sedikit lama!! Mari kita biarkan ibu anak ini punya privasi}

Setelah semua waktu yang cukup lumayan lama itu akhirnya daram sudah pergi dari kediaman.

Dilain tempat setelah oemma dan appa kembali ke kediaman mereka{karena sebelumnya mengantar daram hingga ke kereta dan jangan lupa dengan drama picisan tadi}, mereka terkejut yanan dan jun sudah di ruangan. Jun pergi keluar dahulu dari kamar, membiarkan anak dan orang tua punya privasi.

"kamu mau kemana?" tanya appa,

"appa,, oemma anakmu memberikan salam. Anakmu berdoa biar appa oemma selalu sehat di masa sekarang dan musim berganti musim selanjutnya tetap sehat" balas yanan.

"ya...!! Tapi kamu mau kemana? Bukankah acaranya nanti malam?" tanya appa,

"appa,,, bisakah kamu mengizinkanku ke yang mulia,,, izin tidak bisa hadir malam ini?" ucap yanan.

"kamu mau mangkir dan memilih menemani ahyeon yang akan ke tempat ***?" kini oemma yang bersuara,

"oemma tau dari mana?" tanya yanan penasaran.

"tembok punya telinga anakku.. Dari pada bahas itu, kenapa tidak menemani daram saja? Dia istrimu,, bukan ahyeon" ungkap oemma menahan kesal, sejujurnya yanan pun tak tahu masalah ini. Tapi ia pun tak mau meluruskannya, biarkan waktu yang berbicara. Biarkan oemma appa tahu dengan melihat semua sendiri,

Yanan hanya diam. Oemma akan bersuara namun

"pergilah.. Temanilah.. Jagalah dia... Dan setelah kembali maka kalian menikahlah.. Appa akan kekeluarganya" jawab appa.

Oemma yang syok lantas pergi,

"oemma mu hanya merasa lelah.. Sudah pergilah sebelum hari menjelang siang dan kamu sampai sana sudah gelap!! Berbahaya jika diperjalanan hingga malam hari" balas appa. Yanan mengangguk, setelah berpamitan. Yanan pun pergi!!

Bersambung

Hey.. Hey... Nih kasih 1 chap lagi karena lagi happy karena konser senum kemarin.. Happy pake bangget,,, ^^

PanoramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang