Masih pagi saja, sudah terdengar ghibahan para siswi di sekolah. Entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas mereka tampak serius saat membicarakan nya.
"Eh, gue denger katanya ada murid baru." Ucap salah satu siswi.
"Murid baru? Cewek apa cowok nih?" Sahut siswi lainnya.
"Katanya sih cewek." Siswi yang tadi bertanya pun menjadi tampak lesu.
"Ngapain lesu gitu?"
"Berharap murid barunya cogan lah tuh."
Dan disisi lain......
"Zan, katanya bakal ada murid baru di kelas kita ya?" Tanya Agatha sambil menatap keluar jendela.
"Tau darimana lo?" Zania menatap Agatha dengan tatapan bingung.
Zania duduk di bangkunya sambil bermain game, sedangkan Agatha sedang memantau sang pujaan hati yang berada di luar sana.
"Duh... Calon ayang gue manis banget."
Zania mengerutkan keningnya semakin dalam. Ini Agatha ditanya apa malah jawabnya apa, kan gak nyambung.
Zania meletakkan ponselnya dan menatap Agatha. Saat sudah melihat Agatha yang sedang senyum senyum sendiri kayak orang gila, Zania mengambil buku dan menggulungnya. Kemudian dipukul kan di bahu Agatha.
"Pantau terus, tapi pepet enggak." Sindir Zania. Agatha sedikit mengaduh dan memegangi bahunya yang kena pukul sambil melirik sinis Zania.
"Lah daripada lu sama Levan, sama sama suka, udah deket malahan tuh. Ehh... Kapan jadiannya?" Agatha balik menyindir Zania.
"Ya terserah gue dong."
"Dasar cewek."
"Lo juga cewek nyed."
Setelah bel masuk berbunyi, Agatha dan Zania duduk dengan tenang. Mereka menunggu guru untuk masuk kedalam kelas.
Guru masuk kedalam kelas dan kemudian menyapa muridnya.
"Halo anak anak...."
"Hai Bu!" Semua murid berseru dengan kompak.
"Hari ini, Ibu akan memperkenalkan murid baru kepada kalian semua." Ucap Bu Jia.
"Wahh cewek apa cowok nih, Bu?" Tanya salah satu murid perempuan yang bernama Jihan dengan keras.
"Coba kamu tebak."
Jihan tampak berpikir sebentar kemudian kembali berucap.
"Semoga aja cowok sih." Jihan berbicara dengan mata yang berbinar-binar.
"Halahh cowok mulu otak lu, giliran disuruh ngerjain tugas klemer-klemer lu kek puding!" Zania berucap dengan keras. Seisi kelas pun hanya tertawa saja. Jihan tampak kesal dan menatap Zania dengan tatapan tajam. Namun, bukannya takut, Zania malah semakin meledek dengan menjulurkan lidahnya.
"Udah... Udah.... Daripada kalian penasaran, mending ibu suruh masuk aja yaa murid baru nya."
Seisi kelas kembali berseru dengan keras, mereka menjadi lebih penasaran dan bertanya-tanya.
"Silahkan masuk."
Setelah mendapatkan instruksi dari guru, murid baru itu membuka pintu dan melangkah memasuki ruang kelas. Ada beberapa pandangan seperti rasa kagum dan kecewa. Para kaum hawa tentu merasa kecewa karena murid barunya tidak seperti yang mereka harapkan. Dia tersenyum dan kemudian mulai memperkenalkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕄𝕚𝕟𝕖
Teen Fiction"Kalo lo suka sama dia, ya harusnya lo jaga. Bukan malah lo rusak dan sakitin."