TA 3

7.5K 275 7
                                    

"Asu!!"

"Ish kamu ini bikin saya kaget." ucap Aira terkaget sambil mengelus elus dadanya.

"Asu itu apa non?" kata Anna bingung.

"Tidak perlu tau, kamu dari mana saja." Tanya Aira.

"Nih dari pasar." ucap Anna sambil menunjukan tas belanjanya.

"Ooh kirain abis ngapain kamu tadi." ucap Aira lalu hendak pergi dari dapur.

"Dan satu lagi jangan sebut saya nona oke." lanjut Aira sambil berjalan menuju kamarnya.

'Kau beneran lupa ya siapa aku?' batin Anna.

Di lain tempat terdapat seorang pria yang tengah termenung dimeja kerjanya, sampai sampai sekertaris pun menegurnya.

"Kau kenapa?" tanya orang itu pada boss nya.

"Tidak." balas boss itu.

"Ga seperti biasanya kau termenung seperti ini." ucap orang itu lalu duduk dimeja kerjanya.

"Padahal udah punya dua istri pun seperti tidak puas." ucap nya lagi.

"Lebih baik kau diam Eric." ucap boss itu rupanya adalah Xavier.

"Hmm salah lagi." balas nya lalu menatap layar di depannya dan mengerjakan tugas nya.

"Ric." panggil Xavier.

"Apa lagi, gua baru juga mau ngerjain tugas, tadi disuruh diam." ucap Eric yang mulai kesal.

"Tidak jadi." balas Xavier sambil tertawa pelan.

Mendengar itu Eric hanya bisa menahan kesalnya lalu melanjutkan tugasnya.

'Untung bos gua, kalau tidak udah gua ajak baku hantam' batin Eric.

'Apa saya salah selama ini? Seperti nya saya tidak bersikap adil pada mereka' batin Xavier.

Setelah berfikir cukup lama, Xavier pun membuka suara.

"Ric nanti temanin saya ke restoran sebrang, ada yang mau saya ajak bicara." ucap Xavier pada Eric.

Mendengar itu Eric pun ingin menolak ajakan bos nya, tetapi Xavier langsung melanjutkan ucapan nya.

"Tidak terima penolakan, kalau kau tak datang gaji mu bulan ini dan bulan depan tidak ada." Acam Xavier.

Eric pun hanya bisa menghela nafas.

"Jam?" tanya Eric.

"Selesai kerja." saut Xavier.

"Tapi nanti saya mau ketemu pacar saya." balas Eric kesal.

"Ya sudah tidak ada gaji 2 bulan." ucap Xavier santai sambil mengerjakan berkas berkas dimeja nya.

"Ya ya nanti saya kesana." ucap Eric dengan nada kesal dan pasrah.

'Dari pada tidak ada gaji, mau kasih sasya apa nanti kalau gua gada gaji.' batin eric dalam hati.

Beberapa jam kemudian malam pun tiba, akhirnya Xavier dan Eric pun bertemu di restoran yang ditentukan oleh Xavier. Xavier pun memesan tempat yang private room  agar orang orang tidak mendengar apa yang dibicarakan oleh keduanya.

"Apa?" ucap Eric memulai pembicaraan.

"Tentang istri gue bro." balas Xavier.

"Iya istri lo dua." ucap Eric sambil sedikit tertawa lalu terdiam saat mendengar ucapan Xavier setelahnya.

"Sepertinya ada yang tidak beres." jelas Xavi.

"Kan udah gue bilang kalau istri lo pertama itu ga bagus, dulu padahal seru banget pas ada Aira.. Lo nya aja di bodoh bodohin sama cinta pertama lo alias Aurel." ucap Eric cerewet.

Karna sebelum ada Aurel, mereka bertiga yaitu Xavier,Aira dan dia sangat dekat, tetapi semenjak Aurel datang semuanya berubah.

"Aurel ga salah." ucap nya pelan.

"Bodoh! Lu ga inget pas dulu kita sedekat apa? Masa gitu doang lo ga bisa mikir." ucap Eric ketus karna emang dasarnya ia tidak suka Aurel lahir dan batin.

"Ya tapi kemarin Aira pernah celakain Aurel." elak nya.

"Terus lo percaya? Dulu aja semut ga boleh dibunuh sama dia. Trus lo percaya dia ngelakuin itu? Lo ditipu." ucap Eric kesal kenapa ia bisa mendapatkan teman sekaligus bos nya dengan sikap seperti ini.

"Bisa aja dia berubah." ucap Xavier keras kepala.

"Lo bakal nyesel nanti bro, gue yakin." ucap Eric.

"Tidak." balas Xavier dengan cepat.

"Kalau lo cuma bahas ini dan trus sudutin Aira, kenapa lo ga cerain aja." kata Eric geram.

Mendengar kata perceraian, Xavier pun langsung menatap Eric tajam.

"Tidak boleh." balas Xavier ketus.

"Egois." balas Eric.

"Lo suka sama Aira?" pancing Xavier.

"Dimana pikiran lo? Lo ga kasian sama Aira? Lo kalau ga mau Aira dan cuma mentingin Aurel, kenapa ga cerai aja? Toh Aira pasti banyak yang mau." saut Eric sedikit tertawa.

"Gue cinta sama Aira." balas nya.

"Tapi lo ga bisa pertahanin dua perempuan sekaligus wahai Xavier terhormat. Seharusnya lo tau apa yang telah lo lakuin, lo udah buat Aira trauma bahkan nyaris bunuh diri." ucap Eric serius lalu meninggalkan Xavier disana sendirian agar memikirkan ucapannya barusan.

'Kau benar Eric.' batin Xavier.

Di tempat lain terlihat seorang Aira tengah menulis sesuatu dimeja nya dengan serius.

"Gue harus ambil hati Vier agar dia mau cerain Aurel, belum tahu aja dia Aurel selingkuh." guman Aira sambil menuliskan rencana dibuku harian milik Aira yang asli.

"Ini ga ada gembok apa ya? Di tempat dulu gue ada yang jual kok buku harian pake gembok." gumam Aira sedikit kesal karna bisa saja buku itu dibaca oleh seseorang.

"Gue harus beli buku yang pake gembok biar aman, ini mau gue bakar dulu deh rencana ny takutnya nanti nenek lampir baca lagi." lanjut nya lalu ke belakang rumah dan membakar rencana yang tertulis di kertas itu.

Setelah selesai membakar Aira pun memutuskan untuk beristirahat di kamarnya.

Saat di kamar ia pun langsung ber baring di ranjangnya sambil menghembuskan nafas kasar lalu..

"HUUAAA MAMA!! GW GA MAU DISINI APA LAGI JADI ISTRI KEDUA HIKS" Ucap Aira teriak karna mulai cape dengan keadaan yang di alaminya.

"Padahal gue maunya kan kesurga atau masuk ke novel yang banyak pria tampan gitu." keluh Aira karna ia tidak ber transmigrasi pada novel ke sukaan nya.

"Siapa yang kamu maksud pria tampan itu hm?" Balas seorang pria yang tengah menatap Aira dari depan pintu.

"Eeee itu..."

Bersambung..
Vote+komen next pliss

Transmigrasi Aira [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang