Bab 8

92 17 0
                                    

Bab 8

Kesibukan Pearly selama beberapa minggu terakhir mencapai puncaknya, dan hari ini adalah salah satu hari yang paling melelahkan. Jadwal syuting dimulai sejak pagi, akan tetapi sudah dipastikan bahwa ini akan berlanjut hingga larut malam. Sebagai seorang aktris papan atas, Pearly tahu bahwa dedikasinya terhadap pekerjaan adalah kunci untuk tetap berada di puncak karirnya, namun tidak bisa dipungkiri, kelelahan fisik mulai terasa menumpuk.

Syuting kali ini adalah untuk sebuah film yang sudah banyak dinantikan oleh para penggemarnya. Setiap adegan harus diperhatikan dengan detail, memastikan ekspresi yang ditampilkan tepat dan sesuai arahan sutradara.

Lokasi syuting berada di dalam studio besar yang dipenuhi dengan berbagai alat pencahayaan, set-set adegan dan peralatan kamera yang mengelilingi tempat itu. Di belakang kamera, kru-kru sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk adegan berikutnya. Lampu-lampu besar dinyalakan, memancarkan panas yang menyengat di bawahnya, membuat suasana makin melelahkan.

Di tengah set, Pearly berusaha tetap fokus pada perannya. Meski tubuhnya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan, ekspresi wajahnya tetap harus sempurna di setiap pengambilan gambar. Mata Pearly harus memancarkan emosi sesuai naskah, meskipun dirinya merasa matanya mulai sedikit berat karena bekerja sejak pagi.

Sutradara yang duduk di kursi lipat di sebelah monitor, memberikan arahan sambil memantau dengan teliti setiap pengambilan gambar. "Oke, Pearly, kita butuh lebih banyak emosi di sini. Coba kasih lebih banyak nuansa sedih, tapi tahan sedikit di bagian awal, biar klimaksnya terasa lebih kuat di akhir."

Pearly mengangguk, mengambil napas dalam-dalam sebelum mempersiapkan diri untuk syuting ulang adegan itu. Ini bukanlah hal yang baru baginya-pengulangan adalah bagian dari proses. Tidak ada pengambilan gambar yang sempurna di awal, semuanya butuh pengulangan untuk menyempurnakan emosi dan sudut pandang yang diinginkan sutradara.

"Dan... action!" teriak sang sutradara.

Pearly langsung memasuki karakter, mengabaikan kelelahan yang menghampiri. Dia menghidupkan adegan dengan penghayatan yang penuh, meski dalam pikirannya sudah mulai menghitung berapa lama lagi adegan ini harus diulang. Akan tetapi, itulah dedikasi seorang aktris profesional. Pearly tahu, tidak ada ruang untuk setengah-setengah di industri ini.

Begitu sutradara akhirnya puas dengan hasilnya, Pearly diberi kesempatan untuk beristirahat sejenak. Dia melangkah ke luar dari set, menuju kursi yang disediakan untuknya di belakang layar. Nina, asistennya, segera menghampiri sambil membawa botol air dingin dan handuk kecil untuk menyeka keringat yang mulai menetes di dahi Pearly.

"Ini, Kak. Minum dulu," ujar Nina sambil menyodorkan botol air tersebut.

Pearly tersenyum lemah sambil menerima botol itu. "Thanks, Nin."

Dia meminum air itu dengan cepat, lalu bersandar di kursi untuk mencoba meregangkan otot-ototnya yang tegang. Pandangannya melayang ke arah jam dinding yang menunjukkan hampir pukul sembilan malam. Syuting masih akan berlangsung hingga beberapa jam ke depan. Adegan-adegan intens masih harus diselesaikan, dan waktunya makin sempit.

Beberapa saat kemudian, tim make-up artist mendekatinya untuk memperbaiki riasan wajah. Mereka dengan cekatan memperbaiki foundation yang sudah sedikit luntur akibat panas dari lampu studio, sambil memastikan setiap detail wajah Pearly terlihat sempurna untuk adegan berikutnya. Sementara itu, hair stylist sibuk merapikan rambut panjang Pearly yang mulai berantakan.

Tidak lama kemudian, asisten sutradara memberi isyarat bahwa mereka siap melanjutkan syuting. Pearly bangkit dari kursinya, menyiapkan diri untuk kembali ke set. Adegan kali ini menuntut lebih banyak dialog dan interaksi dengan lawan mainnya, seorang aktor muda yang baru merintis karier. Meski aktor tersebut masih kurang berpengalaman, Pearly berusaha membimbingnya, memastikan chemistry mereka di layar terlihat nyata dan kuat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love's AmbitionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang