Kerajaan Arcadia

2 1 0
                                    

"Wahh.. hahaha.. aku bisa menggunakan sihir,"

"Ini sangat luar biasa!"

Wush!
Wush!
Wush!

Chiel terus berjingkrak-jingkrak, berlari kesana kemari saking bahagianya. Ini adalah kali pertama dia bisa menggunakan sihir, melihat bagaimana tangan kecilnya bisa mengeluarkan api dan air adalah suatu kebanggaan yang nanti akan dia sombongkan pada semua keluarganya.

Damian memang baru mengajarkan dua elemen dasar pada Chiel, itupun dengan tingkatan yang rendah. Dia yakin pangeran kecil itu bisa belajar dengan sendirinya setelah dia memahami bagaimana proses sihir dalam tubuh manusia terbentuk.

Jadi selama ini kesalahan Chiel yang tidak bisa menggunakan sihir bukan karena dia tidak mampu, melainkan anak kecil itu belum mengetahui bagaimana proses pembentukan sihir didalam tubuh manusia. Kalau pun sebenarnya dia sudah mengerti tapi tetap masih belum bisa menggunakan sihir, itu pasti karena pemahannya yang berat. Sedangkan yang baru saja Damian lakukan adalah, membantu menyederhanakan pemahaman tersebut.

"Pangeran, mari kita lanjutkan perjalanan. Setelah sampai diistana kamu bisa melanjutkan belajar sihir dengan bebas,"

"Meskipun aku masih belum puas, tapi baiklah. Mari kita pulang,"

Duk!

Chiel dan Damian kembali menunggangi Drax untuk sampai diperbatasan wilayah dan mulai memasuki Arcadia, berkat kuda undead itu mereka sampai lebih cepat karena memang kecepatan dan kekuatan hewan undead berkali-kali lipat lebih kuat. Bahkan tidak sedikit selama perjalanan, banyak orang dan pasang mata memperhatikan mereka tanpa berkedip.

"Kakak, terima kasih karena sudah mengajariku sihir," ujar Chiel.

"Sama-sama pangeran,"

"Tidak masalahkan jika aku memanggilmu dengan sebutan kakak?"

"Tentu tidak, jika aku tidak menyukainya aku pasti sudah menegurmu sejak tadi,"

"Hahaha, benar juga. Diistana aku mempunyai satu kakak laki-laki, tapi dia selalu sibuk dan jarang berada dikamar. Aku tidak mempunyai banyak waktu untuk bermain dan belajar dengan dia,"

"Tapi hubungan kalian berdua tetap baikkan?"

"Baik, meskipun jika sedan gada diistana dia selalu menjailiku, rasanya sangat kesal sekali melihat dia tertawa sedangkan aku sedang kesusahan karena ulahnya sendiri,"

"Hahaha, aku pun jika menjadi kakak pangeran pasti akan melakukan hal yang sama. Karena pangeran sangat baik dan lucu,"

"Cih, orang dewasa sama saja ternyata,"

"Pangeran tidak lelah? Jika lelah tidur saja, aku akan menahan tubuhmu dengan baik," ujar Damian.

"Tidak, setiap detik bersama kakak rasanya menyenangkan. Ada banyak hal yang aku pelajari hari ini,"

"Kamu sangat pandai memuji, terima kasih,"

Ditempat lain, Tyrion dan Arthur sedang menghabiskan waktu bersama sebagai sepasang ayah dan anak ditaman belakang istana. Si anak bergerak tidak nyaman terlihat dari gestur tubuhnya yang cemas, padahal Tyrion tidak akan melakukan apapun.

Lelaki yang kini sudah menginjak kepala lima itu hanya ingin memberikan sedikit nasihat kepada anaknya, karena dialah yang kelak akan menjadi raja di Azeroth melanjutkan tugasnya.

Perihal apa yang dikatakan oleh Damian, tentang obat surga yang ditemukan Tryion dibawah tempat tidur, itu semua adalah kebohongan. Lebih tepatnya Damian melindungi sekaligus menutupi kelakuan buruk adiknya dari mata sang ayah, sedangkan hal itulah yang membuat Arthur cemas saat ini.

DINASTI BLACK SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang