Menjijikan

2 1 0
                                    

Tap!
Tap!
Tap!

Damian dan Aidan sudah memasuki area sekolah, sekarang mereka sedang berjalan dari lantai satu menuju lantai dua dengan senyap dan tenang. Sejujurnya Damian sendiri bisa melakukan tugas ini dengan mudah, karena dia bisa melakukan sihir pelindung yang membuat tubuhnya menjadi tidak terlihat. Namun dia tidak bisa menunjukkan semua kemampuannya dihadapan Aidan, selain itu sihir pelindung dia masih bisa terdeteksi oleh sihir sensor yang mengelilingi bangunan ini.

Lalu bagaimana mereka berdua bisa lolos dari sihir sensor yang luas itu? Damian berhasil melumpuhkan dua orang penjaga dan mengambil seluruh atribut mereka untuk menyusup, bahkan sensor dari tanah dan lantai pun bisa mereka kelabui berkat sepatu dan kunci akses yang mereka dapatkan. Walaupun ada perdebatan panjang telebih dahulu antara Damian dan Aidan sebelum mereka berhasil masuk.

Aidan sangat mengecam semua perbuatan Damian, sedangkan si empu merasa tidak berdosa sama sekali karena dari awal perjanjian pun dia sudah mengatakan akan melakukan penyusupan, bukan datang dengan baik-baik sebagai tamu dari kerajaan dan berakhir dengan pengusiran tanpa hasil.

"Kamu pernah mendengar tentang peraturan perpustakaan sekolah yang dibuka selama dua puluh empat jam, tapi hanya siswa yang mempunyai nilai rendah saja yang bisa mengaksesnya?" tanya Damian.

"Tentu saja, peraturan itu adalah salah satu bentuk keadilan dan ketegasan yang diberikan oleh kepala sekolah untuk para siswa yang memiliki nilai rendah. Mereka jadi mempunyai kesempatan untuk bisa menyusul teman-temannya yang mempunyai nilai tinggi dengan jam Pelajaran yang lebih lama, bukankah hal itu patut disyukuri,"

"Patut disyukuri katamu? Baiklah, lalu apa kamu tidak penasaran bagaimana proses jam malam perpustakaan itu berlangsung?"

"Untuk apa? Sekolah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Setiap kali aku pulang dari tugas keluar kerajaan, selalu ada berita baik dan angin segar yang aku dengar,"

"Bukankah kamu adalah alumni dari sekolah bangsawan ini?"

"Ya, aku bersama pangeran-pangeran lain dari kerajaan utama menjadi alumni diangkatan yang sama,"

"Lalu apa kamu selalu tinggal diasrama?"

"Tidak, aku dan para bangsawan atas yang lain selalu diberikan tugas penelitian keluar sekolah," ujar Aidan.

"Aku sudah menjawab semua pertanyaanmu dengan jujur, sekarang giliran aku yang bertanya. Apa maksud dari semua pertanyaan itu?" imbuhnya.

"Jawabannya bisa kamu lihat sendiri, pergilah keperpustakaan dan pastikan apakah kelakuanku selama ini tidak jauh lebih dari manusia dan iblis-iblis yang ada disana," jawab Damian dengan smirk diwajahnya.

Sejujurnya Aidan masih menyimpan kecurigaan yang besar, dia berpikir mungkin saja apa yang dikatakan oleh Damian adalah jebakan. Lelaki itu mungkin sudah menyiapkan jebakan didalam perpustakaan dan berniat mencelakai dirinya. Tapi lagi-lagi Damian mempunyai argument yang kuat untuk menenangkan pikirannya, pangeran dari Azeroth itu mengatakan jika dirinya akan menunggu dilantai dua sampai Aidan berhasil memastikan semua kebenaran yang disembunyikan.

"Jangan lupa hilangkan hawa keberadaanmu sebelum menyusup kesana," ujar Damian.

Aidan pun berbelok arah untuk pergi ke tempat yang dimaksud, dia menuruti perintah lelaki itu dan mulai menghilangkan hawa keberadaannya. Dan disaat yang bersamaan ketika dia mencoba menghilangkan hawa keberadaannya, Aidan merasakan energi jahat yang kuat berasal dari dalam perpustkaan. Dia pun semakin menajamkan kewaspadaannya dan semakin senyap melangkah.

Tap!
Tap!
Tap!

Pintu ruangan itu tertutup rapat, dan Aidan hanya bisa melihat keadaan didalam lewat celah dari lubang kunci. Kedua pupil matanya langsung melebar tak kala dia berhasil melihat keadaan didalam sana, untuk memastikan jika semua yang dia lihat tidak salah Aidan mengambil jalan lain yaitu mengintip dari jendela tinggi yang ada disamping gedung.

Wush!
Sring!

Dengan sihir anginnya Aidan terbang perlahan dan kembali memeriksa keadaan didalam, kali ini jantungnya sampai tercekat ketika dia bisa melihat dengan semakin jelas kegiatan kotor yang sedang dilakukan.

Aidan tidak menyangka didalam perpustakaan yang tenang ada banyak siswa sedang melayani para laki-laki, bahkan ada yang sampai terang-terangan melakukan hubungan badan. Sedikitnya Aidan mengetahui jika para lelaki itu sebagian adalah seorang kesatria dan para penguasa kepemerintahan, sedangkan para perempuan seks itu tidak lain dan tidak bukan adalah siswa-siwa yang seharusya belajar. Didalam sana juga ada penjaga perpustakaan, yang bukannya melaksanakan tugas semestinya dengan baik tapi malah sibuh menghitung tumpukan uang dan permata dimejanya.

Kemarahan Aidan langsung bergejolak dan rasanya dia ingin sekali menghancurkan bangunan itu sekarang juga, namun ucapan Damian berhasil mengurungkan niatnya.

"Ingin kutunjukkan sesuatu yang lebih menjijikan?"

"Apa menurutmu ada yang jauh lebih menjijikan daripada ini?"

"Tentu saja, aku ingin mentertawakan kalian para pangeran atas yang ternyata bodoh semua hahaha. Tapi setelah mendengar jawabanmu tadi, semua ini bukan sepenuhnya salah kalian jadi aku memakluminya sedikit,"

Aidan tidak mau memberikan komentar apapun lagi karena sekarang perasaannya sedang campur aduk, selain itu pikirannya masih belum bisa mencerna semua yang sudah terjadi. Aidan masih ingin menyangkal semua ini, tapi sepertinya tidak bisa.

Tap!
Tap!
Tap!

Setelah dari perpustakaan Damian bergegas mengajakan Aidan pergi keruang kepala sekolah, yang menjadi tujuan utama mereka. Dan benar seperti dugaannya tempat itu dalam keadaan kosong, mereka berdua langsung menyebar kesemua penjuru untuk mencari dokumen yang dimaksud.

Sret!

Aidan menemukan lebih dulu sebuah buku dengan sampul kulit berwarna coklat dan merah yang tersimpan didalam lemari, dia kemudian membawanya kehadapan Damian dan membukanya bersama-sama. Ternyata benar, isi dari buku itu adalah biodata para siswa. Namun Aidan tidak mengerti apa perbedaan diantara keduanya.

Sedangkan Damian tidak demikian, dia yang sudah menguburkan para mayat dihutan terlarang itu sangat bisa mengingat dengan jelas wajah dan memang nama mereka sudah tercatat didalam buku bersampul coklat.

"Buku berwarna merah itu adalah daftar siswa dengan kelas tinggi, sedangkan buku coklat ini adalah daftar siswa dengan kelas rendah. Mereka yang sudah mati akan diberi tanda silang dalam bagian lukisan wajahnya," ujar Damian sambil menunjukkan satu persatu tanda itu.

"Jika apa yang kamu katakana adalah benar, maka kemungkinan tanggal-tanggal ini adalah waktu kematian mereka semua," ujar Aidan ketika melihat tanggal yang berbeda disetiap biodata siswa.

"Benar, dan tidak ada jarak pasti antar waktu kematian. Itu artinya mereka memang tidak sengaja dibunuh, akan tetapi semua siswa yang terdaftar namanya disini akan menjadi korban selanjutnya,"

"Aku tidak bisa tinggal diam, semua ini harus segera dilaporkan,"

"Ya begitulah, tapi kamu tidak akan mampu melakukannya,"

"Kenapa begitu?"

"Masalah ini jauh lebih kompleks dari apa yang kamu pikirkan, apa menurutmu para penjahat ini akan takut ketika seorang pangeran dari kerajaan besar melaporkan mereka semua ke pengadilan? Tentu tidak, karena mereka semua sudah bersekutu dengan bangsa iblis, kerajaan Arcadia tidak akan segan diserang," ujar Damian.



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan vote, komentar, dan bantu share cerita ini sebanyak-banyaknya.

salam hangat

Resa Novia.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Teman-teman aku ada cerita baru hahaha, sudah dari bulan-bulan lalu tapi aku update di akun yang berbeda. Barangkali teman-teman ada yang menyukai genre romance atau fanfiction bisa coba dikunjungi dulu ya Mahiyainn . Tenang aja aku gak pilih kasih kok, akun utama tetap yang ini dan update pun akan disini dulu. Sekian dan terima kasih yaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DINASTI BLACK SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang