Serangan saat menuju Elantri

3 1 0
                                    

Waktu yang ditunggu pun tiba, setelah matahari melewati singgasana dan perlahan turun untuk digantikan senja menuju malam Damian dan Aidan pergi menuju Elantri. Perpisahan keduanya menjadi sedikit dramatis karena Chiel, tapi meskipun begitu mereka bisa memberikan pengertian kepada Chiel dan menenangkan nya.

"Kerajaan sudah menyiapkan dua kuda untuk kita," ujar Aidan.

"Maaf pangeran, tapi aku tidak bisa menunggangi kuda dari kerajaan Arcadia. Aku membawa kuda tungganganku sendiri,"

Setelah mengucapkan itu Damian pun mulai mengeluarkan kekuatannya dan menunjukkan pedang hitam yang kemarin sempat dia simpan didalam tubuhnya, dari pedang itu menguar aura yang beitu kuat. Aidan pun menyadari jika kekuatan Damian jauh terasa lebih besar daripada sebelumnya, dan dengan pedang itu juga Damian memanggil kuda undead nya yang membuat semua orang kembali terkejut.

Wush!
Sring!

Mata Drax menyala merah, auranya berhasil menekan kekuatan orang-orang yang ada disana tak terkecuali Aidan.

"Kamu selalu berhasil membuatku terkejut, aku jadi penasaran apa saja yang masih kamu sembunyikan,"

"Aku tidak menyembunyikan apapun pangeran,"

Singkat cerita setelah keduanya selesai berpamitan dengan raja dan ratu, mereka pun menaiki kuda masing-masing dan mulai berangkat pergi ke kota Elantri. Meskipun Damian menunggangi Drax tapi dia tidak arogan dan selalu menyesuaikan kecepatannya dengan Aidan yang menunggangi kuda biasa.

Seruduk!
Seruduk!
Seruduk!

Selama perjalanan mereka tidak berbicara apapun dan hanya fokus menatap jalan. Keduanya sudah melewati area padang rumput, jalan yang disamping kanan-kirinya ditumbuhi pohon-pohon besar, dan melewati sebuah sungai. Tibalah ketika keduanya hampir sampai di daerah perbatasan mereka dihadang oleh sekelompok bandit bersenjata lengkap. Sehingga mau tidak mau Damian dan Aidan harus menghentikan laju kudanya.

"Hahaha, sepertinya malam ini kita akan berpesta. Lihatlah siapa yang datang," ujar si ketua bandit.

Matanya yang duitan langsung bersinar dan berbinar ketika melihat semua atribut yang dipakai oleh Damian maupun Aidan, dilihat dari sisi manapun para penjahat itu bisa menilai jika mangsa mereka hari ini pasti berasal dari keluarga bangsawan atau kaya raya.

"Menyingkirlah, aku tidak ingin menyakiti kalian," ujar Aidan dengan nada bicara yang dingin.

"Cih, lucu sekali. Memangnya siapa dirimu? Kamilah yang akan menghabisi kalian berdua disini,"

Aidan malas meladeni mereka semua, dia menggerutu sesaat dan menyesali kebodohan musuhnya karena tidak melihat hewan undead yang Damian bawa. Jika saja Aidan berada diposisi mereka, dia tidak akan berani mencegat mangsa yang membawa mahluk sudah mati dengan kekuatan besar.

Tapi lain hal nya dengan Damian, lelaki justru penasaran apa yang membuat para bandit itu percaya diri dan tidak takut kepada mereka berdua. Damian berpikir jika salah satu dari mereka mungkin mempunyai suatu item atau benda yang mempunyai kekuatan besar, meskipun dirinya tidak merasakan ada bahaya besar disekitar mereka.

"Berhati-hatilah Aidan, mungkin mereka menyembunyikan sesuatu yang berbahaya,"

"Mereka tidak jauh lebih berbahaya daripada dirimu,"

"Jadi mau aku saja yang mengurusnya?" tanya Damian.

"Biar aku saja,"

"Baiklah kalau begitu, aku akan mengawasi daerah belakangmu,"

Sret!

Tap!
Tap!
Tap!

Aidan pun turun dari kudanya, kemudian dia berjalan mendekati bandit yang berjumlah belasan itu sambil mulai ancang-ancang memegang pedangnya. Si ketua bandit langsung tersenyum, lalu kemudian dia menjentikkan jarinya dan tiba-tiba muncul mulut kerakusan yang bisa memakan segalanya disamping Aidan.

DINASTI BLACK SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang