Malam sudah sangat pekat, bulan pun terlihat sangat menyala saking gelap dan dinginnya langit diatas sana. Namun Damian masih enggan menutup mata, dan sebenarnya dia tidak bisa tidur ketika malam hari. Itulah yang menjadi kelemahan sekaligus kelebihan seorang Damian.
Lelaki itu mempunyai ketakutan besar yang tidak bisa dijelaskan, tapi hatinya selalu menjadi tidak tenang ketika dia menutup mata. Damian mulai mengalami gangguan itu ketika dirinya berhasil selamat dari kematian, dan sejak saat itu dia memutuskan untuk tidak pernah tidur. Untungnya Damian mempunyai kekuatan yang besar, dia selalu menyegarkan dirinya dengan sihir penyembuhan yang dia punya.
"Ternyata benar, kamu mempunyai niat lain datang kemari,"
Damian yang sedang berdiri dibalkon kamarnya pun menoleh kebawah, disana dia melihat sosok Aidan sedang bersender disebuah pohon besar.
"Apa aku harus tersanjung karena selalu diperhatikan dan diawasi olehmu?"
"Cepat katakan, apa tujuanmu datang kemari?"
"Mengantarkan pangeran Chiel pulang kekerajaannya,"
"Aku tahu itu bohong,"
"Darimana kamu tahu? Apa kamu mempunyai sihir pendeteksi kebohongan?" ujar Damian.
"Pangeran kan tahu, mencurigai seorang tamu tanpa alasan yang jelas itu sangatlah tidak sopan," imbuhnya.
Aidan terdiam mendengar perkataan itu, dalam hati dia membenarkan ucapan Damian. Tapi dia juga tidak bisa mengesampingkan keresahan hatinya.
"Apa alasan pangeran terus mencurigaiku, mungkin aku bisa mengatakan sesuatu yang akan menjawab pertanyaan dikepala mu,"
"Sebelumnya aku terkesan ternyata di Azeroth ada orang yang kuat,"
Damian langsung tersenyum ketika mendengar perkataan Aidan, dan ekspresi itu tentunya membuat emosi lawan bicaranya tertarik.
"Chiel bilang padaku jika kakaknya adalah selalu pergi keluar kerajaan, kupikir pangeran sedang berpetualang. Tapi ternyata hanya sebatas memeriksa rute jalan seperti anjing pelacak, apa tebakanku benar?"
"Lancang sekali kamu mengatakan aku seperti anjing pelacak,"
"Apa bedanya denganmu?" tanya Damian.
"Perkataan mu seolah merendahkan Azeroth, karena kamu terkejut melihat orang kuat sepertiku berasal dari kerajaan kecil diwilayah buangan," imbuhnya.
"Itu hanya perasaanmu saja,"
"Kalau begitu pangeran juga tidak boleh tersinggung, karena itu hanya perasaanmu saja,"
Aidan terdiam, namun tatapan matanya tidak lepas dari Damian. Bukan tanpa alasan dia begitu mencurigai pangeran dari Azeroth itu, karena Aidan sendiri mempunyai kekuatan yang cukup besar sehingga dia bisa merasakan aura seseorang lebih dalam dari pada orang dengan kekuatan biasa.
Aura Damian terasa familiar bagi Aidan, tapi ada kedinginan dan kepekatan yang menyelimutinya. Selain itu Aidan juga merasakan kekuatan lain yang terpisah dengan Damian namun seperti dikendalikan oleh lelaki itu, Aidan jadi teringat perkataan Chiel jika mereka datang dengan menunggangi kuda undead. Apakah kekuatan aneh itu berasal dari hewan undead? Tapi dilain sisi Aidan tidak begitu yakin, karena menurut dia kekuatan ini jauh lebih besar daripada hewan undead.
"Azeroth lebih kuat dan besar dari apa yang kamu bayangkan, menurutmu apa yang membuat kekuatan atau sihir seseorang meningkat?" tanya Damian.
"Tentu saja dengan belajar dan berlatih,"
"Benar, aku setuju denganmu. Tapi ada hal lain yang membuat manusia jadi kuat lebih cepat, yaitu rasa sakit dan dendam. Ada dua tipe manusia, mereka yang bangkit dengan cara benar dari kesakitan lalu berubah lebih baik dan kuat atau mereka yang bangkit dengan cara salah lalu bersekutu dengan bangsa iblis atau mencari benda-benda terlarang,"
"Maksud mu Azeroth dipenuhi dengan orang-orang seperti itu?" tanya Aidan.
"Dulu iya, tapi setelah kerajaan terbangun dan raja memimpin dengan baik. Kini rakyat Azeroth bangkit menjadi manusia yang jauh lebih baik, namun beribu kebaikan akan dilupakan dengan satu kesalahan. Hal yang belum mampu diubah oleh raja adalah pandangan semua orang kepada kami, tapi aku sendiri yakin suatu saat nanti kerajaan Azeroth bisa dikenal dengan baik,"
"Darimana asalmu? Sebelumnya semua orang di Azeroth berasal dari wilayah yang berbeda-beda,"
Ada jeda sebelum Damian menjawab pertanyaan itu.
"Entahlah, aku tidak pernah bertanya pada ayahku asal dia darimana. Tapi sepertinya dia berasal dari salah satu wilayah utama,"
"Kekuatan apa yang kamu sembunyikan itu?"
"Aku mempunyai hak untuk tidak menjawab semua pertanyaanmu,"
"Tapi tadi kamu bilang akan mengatakan yang bisa menjawab pertanyaan dikepalaku,"
"Baiklah, aku punya apa yang kamu punya," ujar Damian.
"Pedang nada," imbuhnya.
Perkataan itu langsung membuat Aidan terkejut.
"Jadi kamu pernah mengalahkan seekor naga?"
Damian tidak menjawab tapi kepalanya mengangguk, dia kemudian membuka satu lengan bajunya dan menunjukkan setengah tubuh bagian depan dan belakangnya kepada Aidan seara bergantian. Pangeran Arcadia itu semakin dibuat terkejut karena dada, bahu, dan punggung Damian penuh dengan bekas luka yang parah.
"Aku hampir mati ketika melawan naga itu,"
"Naga apa yang kamu lawan.."
Damian tersenyum, ingatannya kembali ketika dulu dia senang berpetualang di Gehenna. Sehingga dirinya banyak melawan monster-monster kuat dan ganas. Dan pedang naganya Damian peroleh setelah mengalahkan naga iblis hitam beracun disana.
"Aku pikir dia Rajanya pada saat itu,"
Damian lalu membenarkan kembali pakaiannya, sekarang Aidan jadi merasa bingung tapi perasaan aneh seperti sudah lama mengenal lelaki itu, masih belum hilang.
"Sekarang aku yang ingin bertanya sesuatu kepadamu," ujar Damian.
"Apa?"
"Kamu mengenal dan berteman baik dengan putri Roose dari kerajaan Novarian, apa kamu setuju dengan berita kematiannya yang disebabkan karena dibunuh?"
"Tentu, kasus itu sudah jelas dan pembunuhnya akan segera dijatuhi hukuman,"
"Aku setuju, tapi aku berpikir jika pembunuhnya bukanlah yang sekarang akan dihukum. Kenapa putri Roose dibunuh, memangnya dia orang yang seperti apa ketika disekolah?"
"Jangan menuduh putri Roose adalah orang yang jahat, aku mengenalnya dengan baik. Dia sangat ramah dan pintar," ujar Aidan.
"Entah putri Roose menjual dirinya sendiri atau dijual oleh seseorang, kamu ingin tahu tujuanku sebenarnya kan? Aku tidak berniat datang ke Arcadia, tujuan utamaku adalah Elantri. Tapi untuk mendapatkan alasan yang tidak akan menimbulkan curiga, aku harus mempunyai alasan kuat dan pangeran Chiel sangat membantuku,"
"Apa maksud perkataanmu tentang Roose, kuperingatkan untuk jangan pernah asal berbicara lagi pangeran Azeroth," ujar Aidan dengan penekanan penuh diakhir kalimatnya.
"Bagaimana jika besok kamu ikut denganku ke Elantri, setelah itu akan kuceritakan sesuatu yang mungkin membuatmu terkejut,"
Aidan memperhatikan Damian dengan tatapan yang tajam, berusaha mencari kebohongan dari lelaki itu namun tidak ada sama sekali. Aidan bisa merasakan keseriusan yang Damian tunjukkan untuk masalah ini.
"Baiklah, aku akan ikut denganmu,"
"Tapi ini hanya diantara kita berdua, siapkan jubah terbaikmu karena kita akan menyusup kesuatu tempat,"
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan vote, komentar, dan bantu share sebanyak-banyaknya.
Salam hangat,
Resa Novia.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINASTI BLACK SUN
FantasySebuah sekolah ternama melakukan pelayanan seksual untuk para anggota bangsawan dengan menawarkan siswa-siswa nya, bak sebuah permen mereka yang cantik dan wangi akan dihisap dan jilat sampai puas oleh para penguasa itu. Sedangkan dipusat kota ada s...