kejadian disekolah

7 8 0
                                    

Keesokan harinya di sekolah, suasana di kelas terasa lebih ceria setelah beberapa teman sekelas merayakan ulang tahun salah satu siswa. Mereka mengadakan potluck, dan setiap siswa diminta membawa makanan. Keira merasa sedikit lebih baik dan memutuskan untuk membawa kue kecil.

Saat istirahat, Keira dan Cindy duduk di bangku taman bersama beberapa teman lainnya. Kue yang dibawa Keira diletakkan di meja.

Keira: “Aku harap sih semua orang suka kuenya. Ini resep baru yang aku cobain.”

“Pastinya enak, lahh! Aku udah ngga sabar buat cobain.” Seru Cindy

Tiba tiba, Angga datang bersama beberapa teman laki laki. Mereka terlihat riang dan ingin bergabung.

“Hai, guys! Kalian lagi ngapain nih?” Tanya Angga

“Kita lagi istirahat sambil makan makanan. Keira bawa kue!” Jawab Cindy

Keira merasa sedikit canggung melihat Angga. Dia berusaha untuk bersikap biasa, tetapi rasa tidak sukanya masih tersisa.

“Waduh, kue! Aku boleh cobain, ngga?” Tanya Angga

Keira mengangguk dan tersenyum. Saat dia mengambil kue untuk Angga, dia tidak menyadari bahwa kue tersebut terjatuh dari piringnya dan mengenai baju Angga.

“Aduh! Maafin aku, Angga!” Seru Keira

Keira panik melihat kue itu mengotori baju Angga, dan semua orang di sekitar mulai tertawa.

“Wah, ini pasti bukan cara biasa buat memperkenalkan diri, ya?” Kata Angga yang tersenyum sambil terus menggosok gosok bajunya yang terkena kue

“Aku benaran minta maaf! Aku ngga bermaksud…”

“Santai aja, lagian cuma kue. Nanti juga bisa dicuci.” Ucap Angga yang daritadi tertawa

Keira merasa malu dan ingin bersembunyi.

“Aku bakal bayar buat dry cleaning."

“Jangan khawatir, Kei. Ini cuma baju. Yang penting kita bisa ketawa bareng, kan?”

Namun, di dalam hati, Keira merasa lebih jengkel daripada lucu. Dia masih merasa tidak suka pada Angga dan sekarang semua teman teman mereka memperhatikannya.

“Kei, coba tenangin diri kamu. Ini bisa jadi candaan.” Ucap Cindy mencoba menenangkan sahabatnya itu

Keira menghela napas dan mencoba tersenyum.

“Iya, semoga kita bisa lupain kejadian ini.”

“Tapi jangan pikir aku ngga bakal balas. Nanti aku bakal ingat kejadian ini dan bisa jadi bahan candaan di hari esok.” Ucap Angga

Keira tidak tahu apakah Angga benar benar bercanda atau ada maksud lain di balik perkataannya. Dia merasa ragu dan bingung, tetapi dia juga tidak ingin terlihat terlalu terpengaruh.

“Semoga aku ngga ingat kejadiannya lagi.” Gumam Keira

Setelah itu, suasana kembali ceria dan mereka melanjutkan makan. Meskipun Keira merasa sedikit lebih baik, dia tahu bahwa hubungannya dengan Angga masih rumit dan belum sepenuhnya terselesaikan.

*****

Keesokan harinya, di kelas, Keira terlihat tidak fokus.

“Hey, Kei! Kamu kenapa? Masih ingat kejadian kemarin, ya?” Tanya Cindy yang menyadari ekspresi wajah Keira

“Iya, aku berharap banget Angga ngga ngebahas kejadian itu lagi. Rasanya malu maluin banget.”

“Coba santai aja, Kei. Lagipula, siapa juga yang ngga pernah ngalamin kejadian kaya gitu? Mungkin itu bisa bikin awal yang baik buat memperbaiki hubungan kalian.”

Keira mengangguk pelan, tetapi hatinya masih ragu. Dia tidak ingin memperbaiki hubungan dengan Angga, setidaknya tidak sekarang.

*****

Saat istirahat, Keira dan Cindy pergi ke kantin. Di sana, Keira melihat Angga duduk dengan teman temannya. Angga melirik ke arah mereka dan tampak tertawa bersama teman temannya. Keira berusaha untuk tidak memedulikannya, tetapi rasa penasaran membuatnya memperhatikan.

“Eh, Kei! Udah siapin kue baru buat kita, belum?” Tanya Angga dengan nada santai

“Iya, Kei! Kita semua udah nunggu momen kedua, lho.” Sambung salah satu teman Angga

Keira merasa pipinya memanas. Dia tidak tahu apakah Angga hanya bercanda atau ada sedikit kebencian dalam leluconnya.

“Kali ini, aku ngga bakal bawa kue. Tapi mungkin harus bawa yang lebih aman.” Jawab Keira dengan nada sedikit menantang

Cindy menahan tawa, dan Keira berusaha untuk tetap tenang meskipun di dalam hatinya dia masih merasa cemas.

“Ah, itu dia! Kita butuh lebih banyak petualangan, bukan hanya kue.” Ucap setuju Angga

Keira menghela napas dan berusaha mengabaikan perkataan Angga. Dia dan Cindy melanjutkan makan sambil berbincang. Namun, suasana terasa kurang nyaman.

“Aku tahu kalian berdua ngga saling suka, tapi kayanya Angga mulai nganggep kamu serius.” Celetuk Cindy

“Serius? Dia cuma nganggep aku bahan candaan. Aku ngga mau terlibat didalam drama ini.”

Tiba tiba, bel sekolah berbunyi, dan semua siswa mulai beranjak ke kelas. Keira dan Cindy bergegas ke kelas.

*****

Di dalam kelas, Keira merasa lebih baik karena bisa fokus pada pelajaran. Namun, saat guru meminta mereka untuk membentuk kelompok untuk proyek, dia merasa cemas ketika Angga mendekatinya.

“Eh, Kei. Mau kerja sama buat proyek ini, ngga?” Tanya Angga

“Kenapa Angga mau bekerja sama, ya? Pasti cuma buat candaan.” Ucapnya dalam hati

“Hmm, boleh deh. Tapi jangan berharap banyak, ya.” Jawab Keira

“Aku bakal berusaha buat ngga jatuhin kue kali ini!” Ejek Angga sambil tertawa

Keira berusaha untuk tidak tersenyum. Dia tidak tahu harus bagaimana menanggapi, tetapi dia merasakan sedikit kelegaan.

"Okay, kita coba. Tapi aku ngga mau ada kejadian konyol lagi.”

Angga mengangguk, dan mereka mulai berdiskusi tentang proyek mereka. Keira merasa sedikit lebih nyaman meskipun masih ada rasa waspada.

Sejak hari itu, Keira dan Angga mulai sering berinteraksi, meskipun hubungan mereka masih jauh dari sempurna. Setiap percakapan di antara mereka diwarnai dengan sedikit canda dan tawa, namun Keira tetap merasa ragu untuk membuka hatinya sepenuhnya.

*****

Keesokan harinya di kelas, Keira dan Angga membahas proyek.

“Kamu tahu, Kei, aku sebenarnya ngga ada niatan bikin kamu ngga nyaman. Aku cuma mau kita ketawa bareng.”

“Aku ngerti. Tapi kamu juga harus hati hati. Ngga semua orang senang dijadikan bahan candaan.”

“Aku bakal terus berusaha. Mungkin kita bisa mulai dari buat proyek ini menjadi menarik, bukan cuma kue.” Ucap Angga tersenyum

Keira tersenyum, merasakan hubungan mereka mulai sedikit membaik meskipun masih ada ketegangan yang tersisa. Dia tidak yakin apa yang akan terjadi ke depannya, tetapi dia merasa lebih siap untuk menghadapi segala kemungkinan.

Jejak derita, harapan KeiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang