keadaan yang memburuk

6 7 0
                                    

Di satu sore, Keira baru saja pulang dari sekolah dan mendapati Rudi sedang duduk di ruang tamu dengan wajah yang tampak gelisah.

“Kei, kamu udah pulang? Bagus sekali. Ibu kamu di dapur, bantu dia.” Ucap Rudi

“Iya, Pak Rudi. Apa ada yang mau aku bantu?”

"Ngga, ngga usah. Kamu cukup belajar aja. Ibu kamu butuh bantuan buat nyiapin makan malam.”

Keira merasa ada yang aneh dengan nada Rudi. Dia terus berusaha untuk bersikap baik, meskipun dalam hati dia merasa ragu. Ketika Keira masuk ke dapur, dia melihat Ibu Ratna sedang memotong sayuran.

“Kei, kamu udah pulang. Ayo, bantu Ibu sebentar.” Ucap sang ibu sambil tersenyum

“Tadi Rudi bilang ngga perlu, Bu. Dia keliatan gelisah.”

“Oh, Rudi kadang emang kaya gitu. Mungkin dia lagi banyak pikiran. Kita harus sabar, ya?”

Keira mengangguk, tetapi perasaannya tidak tenang. Dia merasa Rudi bukanlah sosok yang tepat untuk mereka. Setiap kali Rudi di rumah, ada suasana tegang yang sulit dijelaskan.

*****

Keesokan harinya di rumah, suasana semakin memburuk. Rudi mulai memperlihatkan sikap mengontrol terhadap Ibu Ratna dan anak anaknya. Dia sering kali membicarakan masalah keuangan dan menekan Ibu untuk mengurangi pengeluaran.

“Ratna, kita perlu memikirkan anggaran rumah tangga ini. Kenapa kamu masih membeli barang barang ini? Ini ngga masuk akal.”

“Tapi, Rudi, itu cuma kebutuhan sehari hari. Kita ngga bisa mengorbankan hal hal penting buat penghematan.” Jawab Bu Ratna yang terkejut

“Ini rumahku juga sekarang. Kita harus lebih ketat dalam mengelola uang. Jangan sampai kita terjebak dalam masalah finansial.”

Keira yang mendengar percakapan itu merasa hatinya bergetar. Dia tidak suka melihat ibunya ditekan seperti itu.

“Bu, aku ngga nyaman sama semua ini. Rudi ngga seharusnya bicara kaya gitu padamu bu!” Gertak Keira yang baru memasuki ruangan

“Keira, ini urusan orang dewasa. Kamu seharusnya menghormati keputusan yang diambil.” Ucap Rudi yang terus menatap tajam kearahnya

Keira merasa marah, tetapi dia tahu tidak ada gunanya melawan Rudi. Dia ingin melindungi ibunya, tetapi rasa takut membuatnya terdiam.

Setelah insiden itu, suasana di rumah semakin tegang. Rudi mulai menunjukkan sikapnya yang semakin otoriter. Dia memaksa Ibu untuk mengatur segalanya sesuai keinginannya dan memperlakukan Keira serta Adelina dengan dingin.

*****

Suatu hari, setelah pulang dari sekolah, Keira menemukan Rudi sedang berteriak kepada Ibu Ratna karena sebuah masalah sepele.

“Kenapa kamu ngga ngasih tau aku soal pengeluaran ini? Kamu terus aja bikin keputusan tanpa berdiskusi dulu denganku!” Bentak Rudi

“Rudi, itu cuma sedikit uang buat beli kebutuhan anak anak. Ngga ada yang salah.”

“Kenapa kamu selalu membentak Ibuku, Rudi? Dia ngga ngelakuin kesalahan!” Ucap Keira dengan nada tinggi

Rudi yang mendengar itu, kemudian menatap Keira dengan tajam.

“Keira, kamu ngga ngerti apa apa. Ini urusan orang dewasa. Kamu seharusnya tahu tempatmu.” Tegas Rudi

Keira merasa hatinya bergejolak. Dia tahu Rudi bukan sosok yang baik untuk mereka. Dia ingin berbicara kepada Ibu, tetapi dia takut jika semua ini akan semakin buruk.

Jejak derita, harapan KeiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang