(15) Rageisha Adichandra

10 0 0
                                    

(2017)

Chandra menepikan motornya pada sebuah rumah kosong yang bisa dijadikan tempat berteduh untuk dirinya dan Geisha. Saat ini hujan turun sangat deras, jika saja dia tidak sedang bersama Geisha, Chandra akan langsung menerobos hujan.

"Sini, Sha," ajak Chandra yang menggiring Geisha masuk ke dalam. Dia kemudian duduk sambil meluruskan kakinya, sementara Geisha menyusul dan ikut duduk di sebelahnya.

"Dingin ngga?"

Geisha menggeleng, padahal sebenarnya iya, "Engga kok."

Memperhatikan bahu Geisha yang bergetar kedinginan, Chandra segera berjalan keluar untuk mengambil jaketnya yang ada di dalam jok motor. Dia kembali masuk dan menyelimutkan jaketnya yang berukuran besar tersebut menutupi tubuh atas Geisha.

"Kecil banget badan lo," Chandra tertawa karena Geisha seperti tenggelam memakai jaketnya yang kebesaran. "Berat badan lo berapa, Sha?"

"Empat puluh."

"Buset, makan yang banyak napa."

"Gue makan banyak," balas Geisha. Dia mengatakan yang sejujurnya, porsi makannya memang banyak. Dia juga bukan tipe orang yang picky eater. Cuma tubuhnya tetap segini-gini saja mau sebanyak apapun dia makan. "Gue bisa ngabisin ramen porsi jumbo sendirian. Lo pasti ngga bisa kan?"

"Bisa!" Chandra membalas dengan wajah menyebalkan. "Kapan-kapan kita lomba, baru deh lo bisa sombongin diri."

"Siapa takut!"

Memang telah banyak yang berubah dari Geisha sejak dua tahun ini. Atau lebih tepatnya, ia mampu membuka diri kembali sejak bertemu dengan Chandra. Mengingat bagaimana kesan pertamanya saat pertama kali melihat Chandra, sungguh tidak disangka jika sekarang mereka bisa menjadi seakrab ini.

"Sha, gue boleh tanya sesuatu?"

Geisha menoleh sambil membenarkan letak kacamatanya yang melorot, "Apaan?"

"Lusa kemarin, lo jalan sama Jeffri ya?"

"Iya, emangnya kenapa?"

"Gue perhatiin selama dua bulan ini, kalian kelihatan deket."

"Hehe, iya nih." Geisha memang sedang dekat dengan seorang cowok dari kelas lain yang bernama Jeffri. Baginya, selain tampan, Jeffri baik dan perhatian. Sekarang mereka sudah naik ke kelas tiga SMA, Geisha yang memiliki prinsip untuk berpacaran saat sudah lulus, memiliki kesepakatan akan berpacaran dengan Jeffri ketika mereka lulus nanti.

"Lo suka sama dia?"

Geisha mengangguk malu-malu.

"Apa Jeffri jauh lebih baik dalam memperlakukan lo dibanding gue?" Chandra menatap serius ke dalam manik mata Geisha yang kebingungan dengan pertanyaannya. "Apa lo ngga sadar kalo selama ini gue perhatian karena gue suka sama lo?"

"Chan, gue lagi ngga mood buat bercanda."

"Sama," balas Chandra. "Gue juga lagi ngga mood ngajakin lo bercanda. Jadi gue serius bilang ini. Gue suka sama lo, Sha."

Geisha terdiam. Dia tidak pernah menyalahartikan perlakuan baik Chandra kepadanya selama dua tahun ini. Dirinya selalu berpikir bahwa Chandra hanya kasihan karena Geisha kesulitan bergaul dan ingin membantunya supaya bisa lepas dari trauma yang ia dapat dari keluarganya.

"Kenapa diem?"

"Gue bingung harus ngerespon apa."

"Ngga perlu repot mikir, lo tinggal jadi pacar gue aja."

"Gue ngga bisa..." lirih Geisha yang mulai tak nyaman dengan suasana diantara mereka berdua. Ditambah lagi hujan tak kunjung reda, serta suara petir yang menggelegar juga membuat Geisha semakin takut.

"Karena Jeffri?"

Diamnya Geisha membuat Chandra mengartikan itu sebagai jawaban. Cowok itu tertawa sinis memandangi gadis yang sudah lama dia sukai ini. Tidak dapat dipercaya, Geisha lebih memilih Jeffri yang baru dikenalnya dibandingkan Chandra yang jelas-jelas sudah dua tahun ini selalu setia menemaninya.

"Apa yang salah dari diri gue, Sha?" Dia bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri dengan frustasi.

"Ngga ada yang salah, gue emang ngga ada rasa apapun untuk lo karena gue bener-bener nganggep lo sebagai temen gue doang, Chan. Lo baik, dan gue nyaman berteman sama lo."

"Omong kosong," Chandra lagi-lagi tertawa. "Lo pasti kemakan sama omongan orang-orang yang ngecap gue anak nakal kan? Pasti begitu. Makanya, lo selalu membatasi diri lo buat ngga punya perasaan lebih karena lo bakal malu punya pacar nakal kayak gue, iya kan?"

"Engga... ngga gitu."

"Terus apa yang ngebedain gue sama Jeffri, hah?!" Chandra masih terus memaksa Geisha untuk menjelaskan dimana letak perbedaannya dengan Jeffri sampai-sampai Geisha tak pernah memandangnya lebih. "Oh, iya, Jeffri itu terkenal sama sifatnya yang kalem dan baik kan? Jelas seratus delapan puluh derajat beda sama gua yang awur-awuran."

"Chandra, please, berhenti."

"Ngga mau, lo harus tahu seberapa kesel gue hari ini!"

Adichandra Mahesa dibesarkan oleh Pamannya setelah kedua orangtuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Dirawat oleh sang Paman yang merupakan pribadi yang kasar membuatnya tumbuh menjadi sosok anak yang tidak tahu aturan dan bertindak semaunya saja. Chandra selalu mengusahakan sesuatu yang diinginkannya hingga ia berhasil mendapatkan itu. Jika belum dapat, Chandra takkan berhenti.

Hal itu juga berlaku dalam hal menyukai Geisha. Sebelumnya, dia tidak pernah tertarik pada seorang gadis seperti ia tertarik pada Geisha. Gadis ini selalu berhasil memantik sesuatu di dalam diri Chandra dan membuatnya selalu berandai-andai untuk memiliki Geisha sebagai pacarnya. Sekarang, setelah dia tahu kalau Geisha menyukai Jeffri, apa kalian pikir Chandra akan menyerah begitu saja? Tentu tidak. Jika Chandra tak dapat memiliki Geisha, maka cowok manapun juga tidak boleh memilikinya. Terlintas sebuah pikiran untuk membalas rasa sakit hatinya dengan melakukan sesuatu yang tidak akan pernah Geisha lupakan sepanjang hidupnya.

"Jeffri itu orangnya baik hati kan?" Tangan Chandra terulur untuk memainkan kepangan rambut Geisha yang ketakutan. "Orang baik identik sama sifat suka berbagi. So, dia ngga mungkin marah dong kalo harus membagi miliknya sama gue?"

"Chandra, stop, gue mau pulang!" Geisha hendak berdiri, namun tangannya langsung dicengkram kuat oleh Chandra.

"Kita belum mulai, masa udah harus stop?" Chandra makin merapatkan dirinya hingga sekarang hanya tersisa jarak sejengkal saja diantara wajah mereka. Dengan gerakan perlahan, dilepaskannya kacamata tebal yang menghalangi mata indah milik Faradilla Rageisha. "Jeffri pasti belum pernah ngeliat mata lo yang cantik ini. Gue adalah yang pertama."

"Bangsat!" Geisha menampar pipi Chandra keras-keras. Nafasnya tidak beraturan karena marah. Geisha tidak percaya orang yang selama ini selalu dia anggap teman bisa melakukan hal semenjijikkan ini terhadapnya. "Gue salah udah percaya lo!"

Amarah Chandra tersulut, ditariknya dengan kasar tengkuk Geisha kemudian dia mendaratkan ciumannya di bibir gadis itu dengan tak kalah kasarnya pula. Geisha tak dapat melawan karena kekuatannya tidak seberapa. Chandra benar-benar merenggut mahkota yang mati-matian ia jaga.

Sore itu, Chandra membuka lagi goresan luka Geisha yang sempat ia sembuhkan. Cowok itu kembali membuat Geisha membenci hidupnya sendiri setelah sekian lama.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forgive Me | Sehun X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang