Gagal Cantek!

39 8 2
                                    

Renata berjalan sembari mengibaskan rambutnya yang tertata rapi dengan sedikit bergelombang. Ia sengaja membuat tampilannya berbeda hari ini karena merasa tertantang melakukan aksi berbeda dari penampilan biasanya.

"Cih! Cakep kan gue?!" Seru Renata.

Merapikan sedikit bulu mata palsunya, Renata merasa sedikit risih memakai itu. Namun, untuk menunjang penampilan barunya, ia harus bisa melawan rasa risih itu demi menjadi primadona sekolah.

"Si Kutub pasti klepek-klepek liat penampilan gue!" Ucap Renata yakin.

Setelah mengatakan itu, Renata terkekeh. Ia sudah berkhayal jika Araf akan terpesona melihat dirinya dan tidak bisa mengalihkan pandangannya.

"Mana tau ya, kan! Setelah ini dia bisa jadi antek-antek gue! Secara, Renata gitu lo!" Ucapnya tanpa memperdulikan tatapan bingung dari para murid.

Berjalan terus melewati koridor, langkah kaki Renata terhenti. Ia memutar kedua bola matanya malas saat melihat Wilbert berdiri menatapnya dengan sengit.

"Tercemar mata gue liat orang jelek!" Kesal Renata.

Memejamkan kedua matanya, ia menarik napas dan membuangnya secara perlahan. Demi menjaga penampilan barunya, Renata pun kembali melanjutkan langkahnya melewati Wilbert tanpa menoleh sedikitpun.

"Murahan!" Desis Wilbert.

Tentu saja, mendengar desisan itu membuat darah Renata naik. Ia berhenti dan membalikkan tubuhnya dengan mata melotot.

"Gue gas pake bahasa apa nih anak enaknya, ya?!" Gumam Renata emosi.

Menggeram menahan amarah, Renata mencoba memikirkan kata-kata apa yang bagus untuk laki-laki yang dulunya sangat ia sukai. Entah setan apa yang merasuki dirinya dulu, hingga bisa menyukai lelaki bermulut racun seperti ini.

"Shibal!". Teriak Renata.

Renata berteriak sembari memukul punggung Wilbert. Niatnya hanya ingin meneriaki laki-laki itu, namun tangannya refleks ikut bergerak juga.

" Lo!" Balas Wilbert.

"Apa?! Apa?!" Tantang Renata.

"Dasar badak!"

"Upil lo yang badak! Makanya itu lubang hidung segede dosa lo!"

"Hahahaha!!!"

Para murid tertawa mendengar perkataan Renata. Mereka semua langsung berkumpul menyaksikan keributan yang di ciptakan Wilbert dan juga gadis yang dulu pernah mengejar-ngejar dirinya.

"Berani lo sama gue?!" Teriak Wilbert.

Wilbert mencengkram pipi Renata dengan kuat. Ia menatap nyalang gadis itu yang hanya diam memanyunkan bibirnya seperti ikan dengan tapapan mengejek. Tidak lupa, ia juga menggerakkan bibirnya dan itu membuat emosinya semakin naik.

"Sekali murah akan tetap murah!" Ucap Wilbert.

Tak!

"Akh! Sshhh!" Desis Wilbert.

"Hyaaaa!!! Huuuuu!!!" Teriak Renata.

Renata mengangkat kedua tangannya. Ia tersulut emosi dan langsung mengetuk kening Wilbert dengan sekuat tenaga. Lalu, ia memasang gaya pertahanannya menatap laki-laki itu.

"Yang murah teriak murah! Dalaman kusut lo!" Geram Renata.

Airin yang melihat keributan itu tidak berani melerai. Ia semakin tidak berani berurusan dengan Renata yang sekarang berubah drastis dan bahkan lebih mengerikan daripada sebelumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Past: What If Kisah Araf (Transmigrasi Ke Masa Lalu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang