43

804 124 45
                                    

Chiquita menyimpan ponsel ke dalam saku rok miliknya, ia mematikan jaringan data saat selesai mengabari Rora . Ia memilih membuka kaca mobilnya, memerhatikan manusia-manusia yang berlalu lalang.

Kadang jika melewati satu rumah, ia berpikir, apakah orang-orang di dalam rumah itu hidup dengan keharmonisan? Terdengar aneh memikirkan hal yang tak guna, tapi ia pun tak tahu, hal itu melintas di pikirannya begitu saja.

Hingga mobilnya berhenti saat lampu merah, beberapa pengamen mulai mendekat ke arah jalan raya sambil memainkan alat musik. Chiquita tersenyum saat anak kecil memakai topi putih kotor menghampirinya sambil memainkan ukulele.

"Hallo Dek, kamu cantik banget. Mau Kakak beliin es krim gak?" Chiquita berkata dengan senyum merekahnya, terdengar aneh saat ia menyebut dirinya sendiri dengan sebutan Kakak.

Anak itu menghentikan nyanyian dan genjrengan ukulelenya. Menggeleng sambil menatap Chiquita dengan ekspresi datarnya. "Gak usah Kak, aku cuman butuh uang buat makan di rumah sama Ibu dan Abang. Tapi kalau gak ada gapapa, aku gak maksa kok."

Chiquita tertegun, ia di rumah bisa makan apapun tanpa memikirkan siapa-siapa. "Kenapa kamu harus ngamen? Ayah gak kerja?"

Anak kecil itu tak menjawab, ia terdiam dan hendak pergi. Sepertinya malas menanggapi pertanyaan Chiquita. "Eh tunggu-tunggu,"

Ucapan Chiquita membuat anak itu berbalik kembali. "Kakak kasih kamu uang kok, es krimnya juga bakal Kakak kasih. Mau ya?" ucap Chiquita dan diangguki anak kecil itu.

Sebelum keluar, Chiquita mengambil dompet yang ada di tasnya. "Pak, aku ke mini market dulu ya. Bapak tunggu di pertigaan aja. Nanti Ney jalan ke sana."

Pak Anwar menoleh ke belakang, ia terlihat menyiritkan keningnya. "Non, kata Non Rora kan gak boleh sendirian."

"Gapapa Pak, aku cuman ke mini market. Kan berdua juga sama Adek itu." ucap Chiquita.

Pak Anwar terlihat ragu, tapi ia pun tak bisa memaksa Chiquita. "Hati-hati ya Non, kalau ada apa-apa telpon saya aja."

°•°•°•°•°•°

"Nama kamu siapa?" tanya Chiquita pada anak kecil yang sedang memilih beberapa makanan ringan.

Chiquita tak hanya membelikan es krim, gadis itu juga menawari anak kecil ini makanan.

"Alisa."

Chiquita hanya mengangguk, ia bingung juga harus berkata apalagi, anak kecil ini kurang ramah. "Kamu bilang punya Abang, dia ngamen juga?"

Gadis itu tak langsung menjawab, ia menyimpan snack pada keranjang yang Chiquita pegang, dan kembali memilih snack yang lain. "Abang aku gak ngamen, dia sukanya main, pulangnya juga jarang, sekalinya pulang cuman diem di kamar,"

Chiquita hanya bisa menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Aku ngamen juga disuruh Abang, Ibu bahkan gak bisa belain aku."

Reaksi berbeda dengan sebelumnya, Chiquita nampak kaget dengan ucapan anak kecil tersebut.

"Abang cuman nurut sama Ayah, tapi sekarang Ayah udah gak di rumah. Jadi Abang makin seenaknya."

Chiquita tak tahu harus merespon bagaimana, ia hanya terdiam mendengar anak kecil tersebut berbicara.

"Kamu mau apalagi? Ambil aja, sekalian buat di rumah." ucap Chiquita mengalihkan topik, entahlah ia takut anak kecil itu risih dengan pembahasannya.

"Aku mau beras sama telur, boleh Kak?"

Tentu saja Chiquita langsung menyetujui itu. "Boleh."

Setelah membayar, Chiquita dan Alisa keluar dari mini market. Alisa kini mengembangkan senyuman. "Kak makasih ya, nama Kakak siapa?"

Almost PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang