23. Me Time

4.1K 150 5
                                    

••••

Hari ini, hari Minggu, tapi tidak seperti minggu-minggu sebelumnya. Hari ini cuaca mendung, oleh karena itu suasana juga menjadi dingin. Vara yang biasanya sudah terbangun di jam 5 pagi meskipun itu hari Minggu, tapi hari ini jam sudah menunjukkan pukul 8, dia masih asik bergelung dengan selimutnya --hangat dan nyaman.

Vara memejamkan mata lebih erat, mencoba mengabaikan bunyi alarm di ponselnya yang sejak pagi-pagi buta terus berbunyi. Dia tahu ini hari libur, tak ada kewajiban bangun pagi seperti biasanya, tapi kebiasaan itu sulit dihilangkan begitu saja. Namun, kali ini dia memutuskan untuk memberi dirinya sedikit kelonggaran.

“Lima menit lagi,” gumamnya pelan, lalu mematikan alarm dengan satu sentuhan tanpa membuka mata.

Suasana kamar Mansionnya yang remang-remang karena tirai tebal menambah rasa malas untuk bangun. Suara hujan rintik-rintik mulai terdengar di luar jendela, membuat suasana semakin nyaman untuk bermalas-malasan. Ini waktu yang tepat untuk menikmati ‘me time’, pikirnya.

Setelah beberapa saat, dengan enggan, dia akhirnya bangkit dari tempat tidur, menyeret langkahnya menuju jendela. Dia membuka sedikit tirainya, melihat tetes-tetes hujan yang menetes di kaca.

Hari sempurna untuk menghabiskan waktu dengan diriku sendiri,” Vara tersenyum kecil.

Dia mengambil ponselnya, mengabaikan pesan-pesan yang belum dibuka, dan langsung membuka playlist musik favoritnya. Suara musik lembut mengalun dari speaker di sudut kamar, membuat suasana semakin tenang. Dia menghela napas panjang, lalu melangkah ke kamar mandi untuk memulai rutinitas pagi yang lebih santai dari biasanya.

Setelah selesai, Vara turun ke dapur untuk membuat secangkir cokelat panas, tapi tidak lupa mematikan musiknya terlebih dahulu. Hari ini tidak perlu terburu-buru, karena tidak ada jadwal yang mendesak, batinnya dengan lega. Dia membawa cangkirnya ke ruang tamu, duduk di sofa sambil menarik selimut tipis dan memutar film kesukaannya yang sudah lama ingin dia tonton ulang.

Sesekali, dia melihat ke jendela, menikmati suasana mendung di luar, hujan yang semakin deras, dan perasaan damai yang jarang dia dapatkan di hari-hari biasanya yang penuh dengan tugas dan kegiatan sekolah. Hari ini, Vara memutuskan untuk menikmati setiap detiknya.

Vara menghabiskan pagi hingga siang dengan tenang. Suara hujan yang semakin deras di luar membuatnya tenggelam dalam suasana damai. Film yang dia tonton baru saja selesai, tapi dia tidak terburu-buru mencari tontonan lain. Dengan segelas cokelat panas yang hampir habis, dia hanya menikmati momen di mana tidak ada gangguan atau tekanan.

Ponselnya bergetar beberapa kali, mungkin pesan dari sahabatnya, Evan atau pengingat tugas yang belum dikerjakan. Tapi hari ini, Vara sudah bertekad untuk memanjakan dirinya sendiri.

“Hari ini cuma buat gue,” gumamnya. Dia membiarkan ponsel itu di meja tanpa terganggu.

Jam sudah menunjukkan pukul dua siang ketika perutnya mulai berbunyi pelan. “Hmm, makan apa ya?” pikirnya.

Dia menuju dapur dan membuka kulkas, melihat-lihat apa yang bisa dimasak tanpa terlalu banyak usaha, karena bi Ijah sedang libur. Akhirnya, dia memutuskan untuk membuat sesuatu yang simpel—mie instan dengan tambahan telur dan sayuran. Sambil menunggu air mendidih, Vara menyandarkan tubuhnya di dinding dapur, matanya sesekali melirik ke luar jendela yang masih dipenuhi hujan.

Saat mie sudah matang, dia duduk di meja makan sambil menyesap kuah panasnya. Rasa gurih yang familiar membuatnya semakin nyaman.

“Ini hari Minggu yang sempurna, tapi sepi sih gak ada Exe,“ ucap Vara. Meskipun tidak ada gangguan, tidak ada kewajiban. Cuma dia dan suasana tenang, dia kangen juga dengan sistem imunya itu. Beberapa hari ini Exe memang tidak bersama Vara, karena sedang upgrade.

Elvara! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang